opini

Meramal Diri Sendiri Oleh : Efvy Z – “Bukan Siapa-Siapa”

Suatu ketika Anda memenangkan sebuah undian senilai Rp 100 juta, ya Anda bena-benar memenangkan undian tersebut, bukannya SMS palsu. Atau anggap saja Anda menerima hadiah dari bank, atau bonus dari perusahaan Rp 100 juta. Bagaimana perasaan Anda?

Skenario lain, Anda menerima kabar bahwa sahabat atau salah seorang sepupu Anda meninggal dunia. Sekali lagi, bagaimana perasaan Anda?

Saya ulangi kedua skenario di atas, bagaimana perasaan Anda, dan untuk berapa lama?

Seberapa baik kita bisa memprediksi perasaan-perasaan kita sendiri? Apakah kita ahli terhadap diri kita sendiri?

Apakah dengan memenangkan undian atau menerima hadiah akan membuat kita menjadi orang yang paling berbahagia selama bertahun-tahun yang akan datang? Tidak begitu, menurut Dan Gilbert, ahli psikologi dari Harvard University. Dia telah mempelajari para pemenang undian dan menemukan bahwa efek kebahagiaan akan pudar setelah beberapa bulan. Jadi, tak berapa lama setelah Anda menerima uang yang besar, Anda akan kembali merasa puas atau tidak puas sama seperti sebelumnya. Kondisi ini disebut sebagai “ramalan afektif”, yaitu kemampuan kita untuk meramalkan secara tepat emosi kita sendiri.

Banyak orang mengalami hal yang tidak lebih baik. Kebahagiaan mereka yang karirnya berubah atau semakin maju akan kembali seperti semula setelah sekitar tiga bulan. Misalnya, seseorang yang membeli mobil terbaru, di awal-awal memiliki kita akan merawat dengan baik, mencucinya setiap hari dan sebagai. Seiring perjalanan waktu, beberapa bulan kemudian masihkah sama sikap kita dengan awal memiliki?

Kita bekerja keras, maju, dan mampu membeli lebih banyak barang yang lebih bagus, tapi itu tidak membuat kita lebih bahagia.

Begitu pula dengan kejadian-kejadian negatif yang mempengaruhi kita. Seringnya kita menilai terlalu tinggi durasi dan intensitas emosi yang akan terjadi. Sebagai contoh, ketika suatu hubungan cinta berakhir, rasanya hidup tidak akan pernah sama kembali, dan hidup pun terasa hancur. Mereka yang menderita benar-benar yakin bahwa mereka tidak akan pernah lagi merasakan kebahagiaan; tapi setelah beberapa bulan, mereka akan kembali berkencan.

Sama seperti lirik lagu dari grup Band, yang berjudul: “Tak Ada Yang Abadi”, baik itu kebahagiaan maupun kesedihan.

Kejarlah sebanyak mungkin waktu luang dan kebebasan karena efek positif yang bertahan lama, bukannya sesuatu yang mudah menguap. Hal ini biasanya datang dari apa yang Anda lakukan secara aktif. Ikuti passion Anda.

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button