HOT NEWSMerangin

Selama September, 58 Orang Terjangkit ISPA

Berita Pamenang, Kerincitime.ci.id -Hampir satu bulan dalam September ini tidak turun hujan membuat debu merebak kemana mana belum lagi ditambah asap yang pekat sehingga menyebabkan sesak pernafasan.

Pantauan dilapangan, hampir semua desa diwilayah 4 kecamatan di Pamenang hampir mengalami kekeringan. Bahkan sungai sungai dibeberapa desa sudah tidak mengalir, seperti didesa tambang emas, tanjung benuang, rasau, meranti dan desa desa lainnya. Selain itu infrastruktur jalan yang belum diaspal menyebabkan debu berterbangan.

Seperti dikatakan Fatkhul, asap dan debu saat ini merajalela menyebabkan banyak masyarakat sakit mendadak.

“Kalau akhir akhir ini asap sudah mulai hilang namun rasa pedih dimata masih terasa, sementara debu sangat tebal bila kita melakukab perjalanan antar desa, kalau hujan tidak turun turun dimungkinkan akan banyak masyarakat yang terjangkit sakit pernapasan”jelasnya.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

Ditempat terpisah Kepala Puskesmas Rawat Inap Desa Meranti Sularmin saat dikonfirmasi membenarkan bila sudah banyak masyarakat yang terjangkit ISPA (Inpeksi Saluran Pernapasan Atas).

“Terhitung sampai 20 September data yang masuk ke puskesmas kami ada 20 balita yang melakukan perawatan, dan 38 orang dewasa, semua mengeluhkan soal pernapasan. Namun sampai saat ini belum ada satu pasien pun yang sampai akut sehingga para pasien hanya berobat jalan saja”terang Larmin saat dihubungi kemarin melalui telepon selulernya.

Lebih lanjut dia mengharapkan kepada masyarakat agar kiranya bisa mengurangi kegiatan diluar rumah.

“Ya sebaiknya masyarakat bisa menjaga kesehatannya dengan mengurangi kegiatan diluar rumah. Sebab saat ini asap dan debu sangat tebal diwilayah ini menyebabkan banyak masyarakat yang sakit saluran pernapasan”pungkasnya.(abi)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button