HOT NEWSHukum

Untuk Hilangkan Temuan Hasil Audit, Kepala Inspektorat Kerinci Diduga Terima Suap Dari Kades

Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Dugaan suap (sogok) oleh oknum Kepala Desa terhadap Inspektorat Kabupaten Kerinci menguap. Menguapnya  dugaan suap untuk menghilangkan temuan dari hasil audit  inspektorat terhadap Dana Desa (DDs) dilontarkan langsung Bupati Kerinci, H Adi Rozal disaat apel pagi Senin, kemarin.
Informasi yang dihimpun mengungkapkan, dalam apel pagi Senin beberapa waktu lalu, Bupati Kerinci marah besar terhadap OPD termasuk Inspektorat. Menurutnya, Bupati Kerinci Adi Rozal membeberkan temuan langsung dilapangan adanya dugaan Inspektorat bermain dengan Kepala Desa dalam menegosasi temuan.
“Pak Bupati dalam apel pagi itu, mengatakan bahwa inspektorat Kerinci sudah bermain mata dengan Kepala Desa. Saat itu, Pak Bupati mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa salah satu Desa hanya mengerjakan jalan sepanjang 100 meter, padahal dalam laporannya 300 meter. Inspektorat sudah turun melakukan audit, tetapi anehnya tidak ada temuan terkait itu,” ujar Sumber.
Bupati, kata sumber, mendapatkan laporan ada mainnya inspektorat dengan oknum Kades itu, Bupati langsung meninjau kelapangan. “Setelah Bupati mengecek langsung kelapangan, ternyata benar adanya permainan Inspektorat dengan oknum Kades itu,” terang sumber.
Bupati Kerinci Adi Rozal dikonfirmasikan membenarkan bahwa dirinya menyayangkan kinerja inspektorat Kerinci. “Iya, Inspektorat,” ujar Bupati Kerinci Adi Rozal.
Meski tidak mengungkapkan bobroknya kinerja Inspektorat Kerinci. Orang nomor satu di Bumi Sakti Alam Kerinci ini mengungkapkan kedepan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK-RI) tidak hanya melakukan pemeriksaan atau mengaudit Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Akan tetapi, juga akan memeriksa Dana Desa.
“Kepala Desa jangan lagi bermain-main dengan Dana Desa ini lagi lah,” ujar Bupati Kerinci Adi Rozal.
Untuk mempertahankan opini WTP dari BPK-RI kedepan amatlah berat, sebab, kedepan dalam penilaian WTP, Dana Desa juga termasuk didalamnya.
“Untuk mendapatkan WTP itu minimal temuannya Rp 3 Milyar. Tahun lalu temuan kita Cuma Rp 700 juta, tahun ini temuan kita Rp 400 juta. Kalau masing masing Desa ada temuan Rp 200 juta. Dimana, 285 Desa dikalikan Rp 200 juta berarti lebih Rp 5 Milyar, berarti kita kehilangan WTP. Makanya kita minta Inspektorat betul – betul kuat,” tegas Adi Rozal.
“Kepala Desa jangan bermain –main. Ini uang Negara dan buka uang Kepala Desa. Uang ini dititipkan Negara untuk membangun Desa. Untuk itu, kita minta uang ini digunakan efektive, efesien, tepat sasaran sehingga tampak pembangunan di Desa itu sendiri,” terang Adi Rozal.
Mantan Wakil Walikota Padang Panjang  juga mengungkapkan, dana Desa untuk Kabupaten Kerinci lebih besar dibandingkan dengan Provinsi Sumatera Barat.
“Kita contohkan di Sumatera Barat. Di Sumatera Barat yang mendapat dana Desa ini satu Nagari, satu Nagari itu sama dengan 7 Desa di Kabupaten Kerinci ini dan mendapat Rp 1 Milyar. Dibandingkan dengan Desa kita, Desa kita kecil – kecil dan penduduknya juga tidak banyak, akan tetapi dananya sama dengan satu Nagari di Sumatera Barat. Malu kita, dana Desa dikita ini besar, jangan sampai pembangunannya tidak ada,” tegas Adi Rozal.
Selain itu, Adi Rozal juga mengungkapkan gregetnya perasaannya melihat penggunaan Dana Desa oleh Kepala Desa. “Ya, bahasanya gligaman, menggrutu saya melihatnya, ada yang lemben dan ada yang masih bermain – main dengan dana ini. Jangan bermain – mainlah dengan dana ini,” tegasnya.
“Bukan hanya WTP saja. Saya kasihan jika dia (Kades) diproses hukum anak istrinya menjadi korban. Saya membayangkan, jika Kepala Desa tersangkut hukum, anak istrinya mau apa ? Gaji sudah  tidak besar, yang diambil tidak seberapa. Makanya, sebelum mereka tersangkut kasus hukum maka saya ingatkan,” terang Adi Rozal.
Adi Rozal juga kembali mengingatkan Inspektorat untuk tegas dalam melakukan pengawasan Dana Desa. “Kita minta kembali Inspektorat harus tegas,” pinta Adi Rozal. (gegeronline)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button