opini

Homeostatis Oleh : Efvy Z “Bukan Siapa-Siapa”

Pada tahun 2002 seorang kakek bernama Jack Whittaker memenangkan lotere Powerball sebesar $ 314.9 juta. Apabila $1 = Rp 10.000,- berarti beliau mendapatkan lebih dari 3 trilyun rupiah. Tetapi entah bagaimana 1 tahun setelah memenangkan lotere, kehidupannya berubah 180 derajat tanpa sebab yang jelas hingga pada tahun tahun 2007, istri Jack mengakui bahwa menang lotere tidak membawa apa-apa bagi keluarga mereka, karena sang kakek kembali jatuh miskin.

Cerita yang sama juga pernah terjadi di Indonesia sekitar awal tahun 90-an. Berita tentang seorang tukang becak yang mendapat undian SDSB sebesar 1 miliar rupiah. Sebutlah namanya Budi. Dia pun menjadi Orang Kaya Baru. Lalu, apa yang terjadi 5 tahun kemudian? Uang 1 miliarnya habis!

Apa pekerjaan Budi selanjutnya? Mudah ditebak, Budi kembali menjadi tukang becak! Masih banyak cerita-cerita lainnya yang senada.

Homeostatis adalah istilah yang sering dipakai di bidang biologi atau medis yang merujuk pada kondisi kesetimbangan dinamis dalam badan organisme konstan. Homeostatis berperan untuk melindungi diri kita dari perubahan mendadak dan perubahan-perubahan yang tidak diinginkan. Homeostatis selalu berusaha membuat tubuh berada pada zona nyaman (comfort zone).

Contoh sederhana dari sistem homeostatis adalah thermostat yang banyak digunakan pada AC. Thermostat akan mengatur suhu supaya tetap stabil. Contoh lainnya, apabila cuaca panas, sistem kulit akan merespon dengan mengeluarkan peluh melalui kelenjar keringat pada epidermis kulit untuk mencegah suhu darahnya meningkat, pembuluh darah akan mengembang untuk mengeluarkan panas ke sekitarnya.

Homeostatis berlaku pada banyak aspek kehidupan manusia, tidak hanya dalam bidang biodlogi. Bahkan homeostatis dapat menjadi salah satu faktor penghambat saat kita ingin berubah menjadi lebih baik. Dalam bidang finansial misalnya, seseorang yang memiliki rata-rata tabungan 5 juta, homeostatis-nya berada tidak jauh dari 5 juta. Saat memiliki saldo rekening jauh di atas 5 juta, tubuhnya akan merasa tidak nyaman sehingga berusaha mengurangi saldo rekening kembali ke angka 5 jutaan. Tunggu saja, tak berapa lama kemudian jumlah tersebut akan kembali menyusut di kisaran 5 juta.

Begitu pula sebaliknya, saat saldo tabungannya berkurang jauh di bawah 1 juta. Tubuhnya juga akan merasa tidak nyaman dan berusaha mengembalikan saldo rekeningnya agar berada di area homeostatis. Tunggu saja, tidak berapa lama lagi saldonya akan kembali bertambah menjadi berada di kisaran 5 juta. Inilah contoh homeostatis dalam finansial.

Inilah yang terjadi pada kakek Jack dan juga sang tukang becak. Meskipun memiliki uang milyaran, karena homeostatisnya (mungkin) hanya ratusan ribu rupiah, tubuhnya merasa tidak nyaman. Sehingga ia pun berusaha menurunkan saldo rekening itu ke batas homeostatisnya. Tentu saja dengan cara-cara terlihat wajar dan masuk akal yang digunakan oleh semesta untuk menariknya kembali ke batas homeostatisnya.

Lalu bagaimana cara untuk meningkatkan homeostatis kita?

Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan ceiling level (batas atas) kita. Hanya saja, mendapatkan ceiling level yang sesuai bukanlah hal yang gampang. Butuh perjuangan, butuh pengorbanan dan pastinya butuh waktu. Ketika Anda terbiasa bangun jam 7 pagi, tentunyakan akan terasa tidak nyaman ketika Anda harus membiasakan diri untuk bangun jam 5 pagi. Anda harus berjuang untuk melawan rasa tidak nyaman, mulai dari rasa kantuk dan sebagainya. Namun, ketika setelah beberapa lama Anda berjuang melawan rasa tidak nyaman tersebut, akhirnya Anda pun akan bisa dan terbiasa untuk bangun setiap jam 5 pagi. Kini bangun pada pukul 5 pagi, telah menjadi homeostatis bagi diri Anda.

Jadi, lawan dan berjuanglah melewati batas homeostatis kita untuk menuju pola kehidupan yang lebih baik.

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button