Gaya HidupKerinci

Direktur RSU Kerinci : Benang Jahit Ada, Tapi Dokter Tidak Mau Memakainya

Dr. Iwan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) MHA Thalib Kerinci
Dr. Iwan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) MHA Thalib Kerinci

Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Dr. Iwan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) MHA Thalib Kerinci menegaskan bahwa terkait keluahan pasien yang menyatakan benang jahit saat ingin operasi tidak ada ternyata dibantah, menurut Dr. Iwan benang jahit tersebut ada hanya dokter yang tidak mau memakainya.

“untuk benang sesuai recomendasi untuk tindakan SC (sectio caesarea) itu memang kosong, tapi untuk tindakan yang mengancam nyawa itu benang yang ada bisa dipakai” ungkap Dr. Iwan kepada kerincitime.co.id.

Seksio sesarea (dengan sc) adalah proses persalinan dengan melalui pembedahan di mana irisan dilakukan di perut ibu (laparatomi) dan rahim (histerotomi) untuk mengeluarkan bayi. Bedah caesar umumnya dilakukan ketika proses persalinan normal melalui vagina tidak memungkinkan karena berisiko kepada komplikasi medis lainnya. Sebuah prosedur persalinan dengan pembedahan umumnya dilakukan oleh tim dokter yang beranggotakan spesialis kandungan, anak, anastesi serta bidan.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

Benang jahit ada jenisnya kata Iwan, untuk menangani keselamatan pasien, benang jahit yang ada bisa di pakai, “ benang yang ada bisa di pakai, saya juga dari bagain bedah, tentu juga tahu masalah benang jahitan yang bisa digunakan” tegasnya.

Sementara untuk stok benang yang dicari sesuai dengan permintaan dokter sedang kosong, RS sudah memesan kepada pihak ketiga, namun pesanan belum sampai.

“kita sudah pesan benang jahit tersebut, tapi belum sampai” ungkapnya.

Untuk kelancaran pelayanan, pihak RSU terkendala pembayaran dari BPJS,  “kita sudah beri pelayanan sejak bulan April hinga Mei 2019, namun BPJS baru bayar sampai maret” ungkapnya.

Baca juga:  Tercium Praktik Permainan Penjulan LPG 3 Kg di Bumi Sakti Alam Kerinci

Keterlamabatan BPJS tersebut tentu mempengaruhi hutang ke pihak reknan yang sudah jatuh tempo. “ini jadi persoalan, hutang kita di rekanan sudah jatuh tempo, sementara BPJS belum membayar” ungkapnya lagi.

Solusi yang diambil kata Iwan, pihak RS mendapat respon dari Pemerintah Daerah untuk memberikan suntikan dana ke RSU berupa BOAP, “kita sudah difasilitasi oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ini, di APBDP nanti akan di masukkan dananya” ungkap Iwan.

Untuk antisiapasi darurat dan mempertimbangkan keselamatan pasien, benang jahit yang ada bisa di pakai, namun dokter yang menangani minta jenis benang khusus” ungkapnya. (wen)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button