KPK Bidik Ihsan Yunus di Kasus Bansos Menteri Sosial
Kerincitime.co.id, Berita Jakarta – Wajah Ihsan Yunus sebatas kepala mejeng di halaman depan Koran tempo edisi hari, Senin 18 Januari 2020. Kepala Ihsan Yunus dalam bentuk karikatur itu berteengger diantara kepala Mantan Mensos Juliari Peter Batubara dan Herman Hery, Ketua Komisi III DPR RI.
Judul utama koran itu “Tiga Penguasa Bansos”. Koran Tempo mengulas sepak terjang dua politikus PDIP, Herman Hery dan Ihsan Yunus dalam menguasai proyek pengadaan bantuan sosial 2020 di Kementerian Sosial yang dipimpin kolega mereka, Juliari Peter Batubara.
Herman Hery dan Ihsan Yunus diduga memperoleh kuota terbesar proyek Bansos itu. Total nilai keduanya Rp 3,4 Triliun.
KPK sedang menelisik keterlibatan Herman Hery dan Ihsan Yunus dalam perkara tersebut. Secara garis besar, Herman dan Ihsan diduga berhubungan dengan Juliari Peter Batubara, yang kini menjadi tersangka. Di level operasional, dua politikus itu kemudian diwakili orang-orang mereka.
Herman diwakili Teddy Munawar. Sementara Ihsan Yunus berhubungan dengan para pejabat Kemensos melalui dua perwakilannya, Yogas dan Muhammad Rakyan Ikram, adiknya.
Tempo menyebut Ihsan sudah terbiasa terlibat dalam proyek di Kemensos. Ia, antara lain, memperoleh proyek pengadaan tenda untuk keperluan pertolongan bencana alam. Proyek dalam bendera “Kemensos Hadir” dilakukan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Sosial. Perusahaan Ihsan disebut mendapat propyek 200 ribu tenda senilai Rp 40 Miliar.
Untuk Bansos, Ihsan melalui sejumlah perusahaan, memperoleh 4,6 juta paket. Nilainya mencapai Rp 1,3 Triliun. Ia menggunakan beberapa perusahaan, antara lain PT Andalan Pesik Internasional, PT Bumi Pangan Digdaya, PT Mandala Harmoni dan PT Pertani.
Perusahaan-perusahaan itu, termasuk Pertani, yang merupakan badan usaha milik negara diduga hanya memperoleh fee dari pemakaian bendera.
“Sebagian tidak memiliki modal cukup untuk menggarap kuota dalam jumlah besar,”kata seorang sumber yang mengetahui proyek pengadaan bantuan.
Ihsan membantah terlibat dalam proyek Bansos ini.
“Enggak benar. Itu fitnah,”ujar dia.
KPK telah menggeledah rumah Ikram, adiknya di kawasan Cipayung, Jakarta Timur dan Yogas di Jatiasih, Bekasi. Begitu juga dengan kantor perusahaan yang terafiliasi dengannya.
Juru Bicara KPK, Ali Fikri, mengatakan lembaganya akan mengusut aliran uang kepada semua pihak yang terkait dengan proyek bantuan sosial.
“Kami akan cek alirannya ke mana,”kata dia.
Di internal PDIP, Herman Hery sebagai pemilik jaringan hotel sotis cukup akrab dengan Juliari Peter Batubara dan Ihsan Yunus. Juliari adalah Wakil Bendahara Umum PDIP dan Ihsan Yunus adalah Wakil Ketua Komisi VII DPR, dilansir Jambilink.com media partner Kerincitime.co.id dari laman Tempo.
Herman mengenal Ihsan karena kedua orang tuanya pernah menjadi pengurus PDIP.
“Ia memanggil saya om,”kata Herman Hery.
Herman lahir di Flores NTT 20 November 1962. Ia tertarik pada partai politik ketika berkenalan dengan Theo Syafei pada 1990. Saat itu pensiunan perwira Angkatan Darat itu tengah bertugas di Timor Leste. Kala itu, Herman adalah kontraktor telekomunikasi di sana.
Sedangkan Ihsan Yunus terjun ke politik mengikuti jejak sang ayah, Irsal Yunus. Ia sudah dua periode duduk di senayan, mewakili daerah pemilihan Jambi. Irsal Yunus pernah menjabat Ketua DPD PDIP Provinsi Jambi, sebelum Edi Purwanto. (Irw)