Rusia Dalang di Balik Pembakaran Al Quran, Dugaan Media Swedia
Kerincitime.co.id, Berita Jakarta – Media Swedia menduga Rusia merupakan dalang di balik pembakaran Al Quran dalam demonstrasi di Kedubes Turki di Stockholm pada Sabtu pekan lalu.
Stasiun televisi SVT menuturkan wartawan Swedia Chang Frick, yang berafiliasi dengan media pemerintah Rusia Russia Today (RT), membayar politikus sayap kanan Swedia, Rasmus Paludan, untuk membakar Al Quran di depan umum dalam demo tersebut.
SVT meyakini Rusia menggunakan Frick untuk mendorong aksi provokasi pembakaran Al Quran dalam demo tersebut. Frick bahkan disebut memberikan jaminan kepada Paludan.
Dikutip i24 News, Frick telah bekerja sebagai freelancer untuk RT dan anak perusahaannya, Ruptly.
SVT memaparkan langkah ini dilakukan Rusia agar semakin mempersulit Swedia dan Finlandia masuk Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
SVT meyakini Rusia menggunakan Frick untuk mendorong aksi provokasi pembakaran Al Quran dalam demo tersebut. Frick bahkan disebut memberikan jaminan kepada Paludan.
Dikutip i24 News, Frick telah bekerja sebagai freelancer untuk RT dan anak perusahaannya, Ruptly.
SVT memaparkan langkah ini dilakukan Rusia agar semakin mempersulit Swedia dan Finlandia masuk Pakta Pertahanan Negara Atlantik Utara (North Atlantic Treaty Organization/NATO).
Sebab, pembakaran Al Quran itu dilakukan Paludan di depan Kedubes Turki di Stockholm. Tujuan utama demo itu dilakukan sebenarnya untuk memprotes tuntutan Turki terhadap Swedia agar merepatriasi aktivis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang lari ke negaranya.
Tuntutan itu dijadikan Turki sebagai syarat jika Swedia dan Finlandia ingin mendapat restu Ankara untuk masuk NATO.
Sementara itu, Rusia lewat Frick diduga mendorong Paludan untuk membakar Al Quran dalam demo itu agar hubungan Turki dan Swedia semakin renggang dan pada akhirnya kian memudarkan peluang Turki merestui Stockholm masuk NATO.
Rusia sebelumnya pernah terang-terangan menganggap jika Swedia dan Finlandia masuk NATO bisa memicu dampak buruk bagi keamanan di Eropa terutama pada negaranya.
Pembakaran Al Quran ini pun tampaknya berhasil membuat relasi Turki dan Swedia semakin rumit.
Presiden Recep Tayyip Erdogan bahkan blak-blakan mengatakan agar Swedia tidak berharap dukungan Turki lagi untuk masuk NATO setelah insiden pembakaran Al Quran terjadi.
Media Swedia mengungkapkan bahwa Paludan, yang merupakan warga Denmark-Swedia, sengaja pergi ke Stockholm pekan lalu khusus untuk menghadiri demonstrasi anti-Turki itu.
Media Swedia juga mengungkap bahwa biaya yang digunakan Paludan untuk mengajukan izin demonstrasi akhir pekan lalu itu didapat dari Frick.
Paludan juga kemudian telah mengonfirmasi kepada media bahwa Frick lah yang mengusulkan ide kepadanya untuk membakar Al Quran dalam demo tersebut.
Frick pun mengonfirmasi bahwa dia membayar Paludan untuk melakukan pembakaran Al Quran. Namun, ia tidak percaya aksinya itu membahayakan nasib Swedia mendaftar sebagai anggota NATO.
“Jika saya, dengan membayar 320 kroner sebagai biaya administrasi kepada polisi bisa menyabotase aplikasi Swedia masuk NATO, itu (aplikasi Swedia) mungkin sudah goyah sejak awal,” katanya kepada media Swedia.
Frick menambahkan bahwa dia melakukannya “untuk mendukung kebebasan berbicara” dan ditujukan untuk menentang Turki.
Laporan terbaru mengatakan bahwa Frick juga membayar tiket pesawat Paludan ke Swedia, tetapi baik Paludan maupun Frick menyangkalnya.
Sumber : cnnindonesia.com