Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Pemilik tanah bangunan yang dilintasi Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) menuai protes warga Dusun Penetai Desa Muaro Emat Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci.
Protesnya warga lantaran PT. PLN UIP Sumatera bagian Selatan belum memberikan konpensasi terhadap tanah dan bangunan warga yang dilalui oleh jaringan SUTT tersebut.
Joni Herman tokoh LSM Kerinci mengatakan bahwa masyarakat menuntut pihak PLN membayar kompensasi tanah dan tanaman yang dilalui jalur SUTT. “warga menuntut hak mereka” ungkapuJoni Herman, Selasa (19/12).
Pada saat ini, pembangunannya hampir selesai. “Saat ini, penarikan jaringan sudah hampir selesai. Hanya satu gawang lagi yang belum rampung dipasang kabel transmisi,” ujarnya.
Menurut Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No. 38 tahun 2013 tentang konpensasi atas tanah, bangunan dan tanaman yang berada di bawah ruang bebas saluran udara tegangan tinggi dan sluran udara tegangan eksra tinggi pada Bab II tentang pelaksanaan kegiatan Kompensasi.
“Atas dasar Permen itu tidak ada alasan bagi pihak PT. PLN UIP Sumbagsel untuk tidak membayarkan konpensasi yang merupakan hak warga,” kata pendiri LSM Laskar Anti Korupsi Indonesia (LAKI).
Dikatakannya, sedangkan tanggungjawab PT PLN UIP Sumbagsel belum dilaksanakan, pembebasan lahan tanah, bangunan sama sekali belum dibayar.
“Selain sanksi pidana juga dapat dikenai sanksi tambahan berupa pencabutan izin
penyediaan tenaga listrik atau izin
operasi,”terangnya.
“Dan juga saya berharap kepada aparat penegak hukum untuk menindaklanjuti nilai pidananya,” lanjut Joni.
Joni Herman juga berharap kepada pemerintah Kabupaten Kerinci agar turun tangan.
“Kita minta Bapak Bupati Kerinci menyelesaikan permasalahan ini,” tukasnya.
Sementara itu Agung Petinggi PLN Sumbagsel yang menangani SUTT enggan menanggapi pertanyaan wartawan. “Nanti saya sedang rapat nanti saya hubungi kembali,”singkat nya via ponsel.
Penulis : Budiman
