Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Kasus polisi tembak polisi kembali terjadi. Kali ini antara Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dan Bharada E. Baku tembak keduanya terjadi di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7) lalu pukul 17.00 WIB.
Aksi saling tembak itu diawali oleh oleh Brigadir Yosua. Saat itu ia panik karena Bharada E datang usai mendengar teriakan minta tolong dari istri Irjen Sambo, Putri. Menurut polisi Yosua melecehkan Putri yang berada di dalam kamar sehingga putri berteriak minta bantuan.
Tembakan Yosua dibalas oleh Bharada E. Anggota polisi yang ditugaskan untuk mengawal Irjen Sambo itu melepaskan 5 tembakan ke arah Yosua, semuanya mengenai target. Sementara 7 tembakan Yosua meleset.
Akibat luka tembak yang dideritanya, Yosua tewas di dalam rumah dinas Irjen Sambo.
Lantas seperti apa rumah yang menjadi tempat perkara tersebut?
Berada di Jalan Duren Tiga
kumparan menyambangi rumah dinas Irjen Ferdy Sambo pada Selasa (12/7) kemaren sekitar pukul 10.00 WIB. Rumah itu beralamat di Jalan Duren Tiga 46, Jakarta Selatan.
Rumah yang terletak di Komplek Polri Duren Tiga itu nampak sepi. Tak ada aktivitas apa pun yang terlihat.
Selain itu, tak ada juga petugas yang berjaga-jaga. Termasuk tak ada garis polisi yang dipasang di depan rumah.
Suara Tembakan di Rumdin Kadiv Propam
Satpam kompleks tersebut, Marzuki, mengaku mendengar suara tembakan dari dalam rumah dinas Irjen Sambo, pada Jumat (8/7) lalu. Hanya saja, suara itu dikiranya berasal dari petasan.
“Saya, kan, dengarnya kayak suara petasan, saya kira, kan, memang mau takbiran itu toh, kan memang sebagian takbiran itu,” kata Marzuki saat ditemui, Selasa (12/7) kemaren. Dia merujuk pada takbiran menjelang Idul Adha yang jatuh pada 9 Juli dan versi pemerintah jatuh pada 10 Juli.
Dia juga mengaku mendengar ada beberapa kali suara tembakan. Hanya saja Marzuki tak dapat memastikan jumlah pastinya.
Setelah suara tembakan itu, beberapa waktu kemudian, kata Marzuki, banyak polisi yang berdatangan. Namun ia saat itu tidak menganggap istimewa kedatangan sejumlah polisi tersebut, sebab ia pikir mereka hendak bertamu.
Irjen Ferdy Sambo dan Istri Jarang ke Rumah Dinas
Satpam kompleks tersebut, Marzuki, mengatakan Irjen Sambo dan istrinya, Putri, jarang berada di rumah dinas tempat baku tembak terjadi.
“Bapak (Irjen Sambo) jarang, bapak, ibu (Putri) jarang, cuma memang kadang-kadang ke sini,” kata Marzuki saat ditemui, Selasa (12/7) kemaren.
“Sesekali aja (Irjen Sambo) nengok ya namanya rumah takut ada kerusakan,” jelas dia.
Ketua RT Sebut Irjen Ferdy Sambo Tinggal di Rumah Dinas Sejak Berpangkat AKBP
Ketua RT setempat, Reno Sukarto, mengatakan Irjen Sambo tinggal di kompleks tersebut sejak pangkatnya masih Ajun Komisaris Besar Polisi (AKBP).
“Sudah lama, waktu itu pangkatnya masih AKBP, sekarang sudah bintang 2,” kata Reno saat ditemui, Selasa (12/7) kemaren.
Dia mengungkapkan, selama ini rumah dinas Irjen Sambo sepi. Hanya ada beberapa orang yang merupakan penjaga rumah serta sopir pribadinya.
“Jadi, di rumah dari pagi sampai malam itu sepi. Hanya beberapa, kadang-kadang pagi itu sopir-sopir pada membersihkan kendaraan. Malam juga sepi, enggak ada apa-apa. Itu yang saya tahu,” ungkapnya.
Ketua RT Tak Tahu Ada Olah TKP Penembakan di Rumah Dinas Irjen Sambo
Ketua RT Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Reno Sukarto, mengaku tak mengetahui peristiwa polisi menembak polisi di rumah dinas Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Tak cuma itu, Reno mengaku saat polisi melakukan olah tempat kejadian perkara saja dia tidak mengetahuinya.
“Saya enggak tahu, saya enggak tahu ada informasi masalah ramai-ramai, ini saya tanya [satpam] katanya ada acara, jadi dia juga enggak tahu apa-apa, itulah yang saya ketahui,” jelas Reno saat ditemui, Selasa (12/7) kemaren.
CCTV di Rumah Dinas Kadiv Propam Rusak Sejak 2 Minggu Lalu
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Budhi Herdi Susianto mengungkapkan CCTV yang ada di rumah dinas tersebut mati.
“Kami juga mendapatkan bahwa di rumah tersebut memang kebetulan CCTV-nya rusak sejak dua minggu lalu sehingga tidak dapat kami dapatkan,” ucap dia.
Rumah Singgah Kadiv Propam
Kapolres Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi mengatakan, rumah tersebut merupakan rumah singgah sementara bagi anggota keluarga yang menjalani isolasi mandiri.
“Bahwa rumah tersebut adalah rumah singgah, jadi selama pandemi, rumah tersebut dipakai oleh keluarga tersebut untuk melakukan isolasi mandiri,” kata Budi saat jumpa pers di Mapolres Metro Jakarta Selatan, Selasa (12/7) kemaren.
Budhi menerangkan, rumah tersebut akan digunakan untuk keperluan anggota keluarga yang baru pulang dari luar kota. Mereka akan melakukan isolasi mandiri di rumah ini sambil menunggu hasil tes PCR.
“Rumah aslinya sendiri kurang lebih 1 km dari rumah tersebut,” sambung dia. (Irw)
Sumber: Kumaparan.com