Berita Kerinci, Kerincitime.co.id – Selain membahas masalah pengeboran di Talang Kemuning, pertemuan di Talang Kemuning, warga juga mempersoalkan retribusi untuk warga tempat pengeboran yang dilakukan PT Gheothermal Enrgi. Bahkan, terungkap jika CSR beasiswa dari tempat pengeboran PT PGE sebelumnya tidak terealisasi.
“Anak Saya mendapat beasiswa dari PT PGE Lempur, tapi tidak diberikan. Saya hubungi berkali-kali tidak direspon,” ujar Helmi, warga Talang Kemuning.
Kepala Desa Talang Kemuning, Irwan, saat dihubungi Kamis (6/8) mengatakan, hasil musyawarah tokoh masyarakat dan Adat Desa Talang Kemuning disepakati, vahwa jika PT PGE ingin melakukan pengeboran harus duduk dengan adat Talang Kemuning terlebih dahulu. Selain itu PT PGE harus mengantongi izin Amdal untuk pengeboran tersebut.
Menurut Irwan, saat pertemuan dengan masyarakat Rabu (5/8) pihak PT PGE menyebut Amdal yang digunakan sama dengan di Lempur. Oleh karena itu masyarakat tidak setuju, karena Talang Kemuning tidak sama dengan Lempur, bukan daerah Gunung Raya, tapi daerah Bukit Kerman.
“Amdal PT PGE belum ada, mereka bilang sama dengan Lempur. Tidak bisa disamakan, apalagi mau ngebor di 9 titik,” ujarnya.
Pihaknya sampai saat ini belum memberikan izin kepada PT PGE, karena Amdal belum ada. Selain itu permintaan-permintaan masyarakat juga harus dipenuhi pihak PGE.
“Masyarakat minta jalan dibangun, sekolah, beasiswa dan CSR seperti bantuan perbengkelan atau pertukangan,” ucapnya.(jambiupdate)