Fikar Azami Putra Walikota Sungai Penuh Dituding Atur CPNS
Kerincitime.co.id, JAMBI – Fikar Azami, putra Walikota Sungaipenuh Asyafri Jaya Bakri (AJB) dituding terlibat menentukan kelulusan peserta tes CPNS. Dari 200 peserta yang diumumkan lulus, sedikitnya 11 orang adalah anak, keluarga, kerabat dan anggota tim sukses AJB.
Hasil seleksi CPNS Pemkot Sungaipenuh diumumkan pada Selasa (24/12) malam. Dari data yang dihimpun Harian Jambi, tiga ajudan petinggi Sungaipenuh dinyatakan lulus. Yakni, Hendi Kurniadi (ajudan Walikota) yang lulus sebagai verifikator keuangan, Badri Wijaya (ajudan Ketua DPRD) untuk formasi penyuluh KB, dan Kamsir (ajudan Kepala BKD) yang juga lulus di posisi penyuluh KB.
Selain itu, muncul pula nama Jeje Biantara (putra kandung Kepala BKD Pusry Amsi), Ike Kurniawan (kepokanakan Pusri Amsy), Rocky Adiantawari (anak kandung Kabag Umum Sekretariat DPRD Abrar Dani), serta Shinta Eriana dan Sandra Febrial (keduanya anak kandung Bendahara Bagian Umum Setda Asrial).
Nama-nama lain yang dinyatakan lulus adalah Ulandari dan Roli Eko Purnama (keduanya keluarga dekat Kepala Dinas Kesehatan Kota Aflizar) dan Muhammad Wira Dinata (keluarga dekat Sekretaris BKD Nasran).
Zarman Efendi dari LSM Forjam menuding Fikar Azami ikut bermain menentukan kelulusan para peserta CPNS tersebut. Sebab, dia sendiri pernah mengecek dugaan permainan Fikar. Melalui telepon, dia menghubungi sang putra Walikota yang juga calon anggota legislatif DPRD Kota Sungaipenuh dari Partai Demokrat.
Kepada Fikar, dia mengaku meminta bantuan untuk meluluskan salah satu keponakannya yang mengikuti tes CPNS. Saat itu, kata Efendi, Fikar menyanggupinya. “Fikar bilang, ‘Oke, Bang, hubungi Hendi’,” kata Efendi kepada Harian Jambi, kemarin (25/12). Jawaban Fikar diberikan melalui SMS.
Hendi yang disebut Fikar adalah ajudan Walikota. “Itu berarti bisa dibantu, berbanding terbalik dengan ucapan Walikota AJB bahwa untuk lulus CPNS tidak bisa dibantu,” tambah Efendi lagi. Efendi lalu menunjukkan SMS dari Fikar ke Harian Jambi.
Atas saran Fikar, Efendi lalu menghubungi Hendi. Rupanya, kata Efendi, Hendi sudah mendapat pemberitahuan dari Fikar soal permintaan itu. Makanya, kepada Efendi, Hendi langsung menyebutkan tarif Rp 135 juta untuk meluluskan keponakannya yang lulusan D-3. Namun, masih menurut Efendi, tiga hari kemudian tarifnya naik menjadi Rp 175 juta.
Dikonfirmasi soal temuan ini tadi malam, Hendi Kurniadi mengelak pernah menyatakan kesediaan membantu meluluskan keponakan Efendi dengan meminta imbalan Rp 135-175 juta. Dia hanya mengaku pernah berkomunikasi dengan Efendi terkait masalah CPNS.
“Memang ado,” ucapnya dengan nada gemetar. “Tapi aku bilang dak bisa bantu. Aku bae honor,” lanjutnya. Dia juga membantah pernah diminta Fikar untuk membahas permintaan Efendi.
Fikar juga mengelak tudingan ikut bermain dalam menentukan kelulusan CPNS Kota Sungaipenuh. “Dak ado itu, ya silakanlah (menuduhnya bermain, Red),” katanya menjawab telepon Harian Jambi tadi malam. Namun, dia tidak mengelak mengenal Efendi.
Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Peduli Rakyat (Gempur), Miko Adri, menduga kuat ada rekayasa dalam penentuan peserta yang lulus tes CPNS di Sungaipenuh. Pasalnya, menurut Miko, passing grade Kota Sungaipenuh sangat tinggi. Rata-rata peserta yang lulus mendapat nilai di atas 400, dan tertinggi 468.
Di daerah lain, seperti Belitung Timur, rata-rata nilai kelulusan hanya 300-an. “Dari nilai saja ini sudah tidak masuk akal. Apakah hebat nian lulusan perguruan tinggi kito ini,” katanya. Dia mengatakan akan mendesak Pemkot Sungaipenuh membatalkan pengumuman hasil seleksi tersebut.( HARIANJAMBI.COM)