Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Kasus dugaan pemotongan dana Tagana di Kabupaten Kerinci sejak tahun 2017, informasi yang dihimpun kasus ini sempat dilaporkan oleh salah seorang Pegawai Dinas Sosial Kabupaten Kerinci tahun itu. Namun entah hingga dimana perkembangan kasus tersebut hingga kini belum ada kejelasan.
Dari informasi yang dihimpun, ada sebanyak 78 orang anggota tagana yang terdaftar di Dinas Sosial Kabupaten Kerinci, setiap bulan ada honor dana APBN sebesar Rp. 250.000,- per orang.
Ditambah lagi dana dari APBD Kabupaten Kerinci sebesar Rp. 150.000,- per bulan. Dana ini untuk 55 orang anggota Tagana, namun siapa saja nama yang menerima tidak jelas.
Pemotongan dana tagana saat itu menjadi heboh lantaran pihak Dinas Sosial memotong dana Tagana ternyata adalah Dedi Kurniawan yang merupakan sopir Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin waktu itu.
“ini sempat heboh dan dilaporkan ke penegak hukum dana tagana 2017, lantaran Dedi Kurniawan sebagai anggota Tagana juga di potong, ia adalah sopir Wakil Bupati Kerinci Zainal Abidin” ungkap M. Abdul aktivis LSM kepada kerincitime.co.id.
Bukan hanya itu banyak nama anggota Tagana yang fiktif, namanya ada tapi orangnya tidak pernah muncul. Seperti Edwin Prajusa asal Semerap, Yogi Oka Satrada Koto Patah, Saipudin asal Semerap, Ali Sardana asal Lempur Mudik, “nama-nama tersebut tidak pernah muncul, diduga dikendalikan Junaidi Kabid Linjamsos, nama ada, tapi orangnya tidak ada, honor mereka ya bisa saja tidak jelas” ungkapnya.
Kemudian Radius Prawira Koto Dua Baru yang merupakanKades aktif waktu itu, ada beberapa nama yang diduga fikitif titipan pejabat tinggi didalam Dinas Sosial tersebut seperti Ilham Oktalina asal Tebar Ijuk, Farros asal Koto Lanang, Efendi asal Kemantan, Aljoni asal Koto Lebuh Tinggi, Masnur asal Koto Iman.
Kemudian Andre Oktari asal Tebar Ijuk, Aldi Zaher asal Koto Dua Lama, Andrial asal Semumu, Roli Agusman asal Koto Dua Baru, Jengki Wanjaya asal Tebat Ijuk, Reno Farmasi asal Tamiai, Hanil asal Pulau Pandan, Yelri Sugianto asal Siulak Kecil, Saftia Laila Ratmi asal Belui, Ali Marpindo asal Lempur Tengah, M Nazril asal Koto Iman, Eko Satrio asal Lubuk Suli.
“nama-nama tersebut hanya ada nama saja, orangnya tidak pernah nampak, honor mereka diduga untuk Kadis, Kabid dan Pejabat di Dinas Sosial” ungkapnya.
Kondisi ini berlanjut di tahun 2018, namun untuk tahun 2019 agak berbeda, dana APBD Kabupaten Kerinci di cairkan untuk anggota tagana tidak perbulan, namun setiap kejadian. “kondisi tahun 2017 sama dengan tahun 2018, namun untuk tahun 2019 agak berbeda di APBD Kerinci” ungkapnya.
Juanda Kadis Sosial dan Junaidi Kabid Linjamsos hingga berita ini dipublish belum dapat dikonfirmasi. (red)