HOT NEWSKerinci

Tarif CPNS K2 Capai Rp. 90 Juta, Banyak Titipan Calo Tidak Lulus

Kerincitime.co.id, Kerinci – Hasil tes CPNS honorer Kategori 2 dua yang diumumkan melalui website Menpan mulai disorot, sejumlah peserta yang tidak lulus mulai buka mulut, Informasi yang dihimpun, para calo sudah mengambil uang peserta tes CPNS yang mengaku bisa meloloskan menjadi CPNS mulai gelisah sebab dana yang diminta para calo berkisar antara 80 sampai dengan 90 juta rupiah yang dijaminnya, ternyata  isapan jempol belaka, karena titipan mereka (calo.red) tidak lulus.

Salah seorang peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil dari honorer mengaku sudah membayar separuh dana kepada salah seorang calo. “Sebelum saya tes, saya dimintai uang oleh calo yang mengaku bisa meloloskan menjadi CPNS tahun 2014 melalui Honorer K2, tapi saya tidak lulus,” jelasnya.

Baca juga:  Puluhan Ribu Warga Memadati Kampanye Akbar AZ-FER di Lapangan Merdeka

Dikatakannya, menurut perjanjian kalau tidak lolos maka uang akan kembali 100 persen, setelah tidak lulus maka saya akan minta uang dikembalikan.

Ditanya apakah ada perjanjian atau kuitansi tanda bayar uang untuk CPNS. “Kuitansi bukti serah terima uang ada, kalau tidak mau bayar akan saya laporkan ke polisi, karena saya sudah tertipu,” ungkapnya.

Adanya dugaan permainan uang dalam tes CPNS honorer kategori dua ini juga disampaikan warga Ketua Lembaga Swadaya Masyarakat Gema Gugatan Rakyat Kerinci Soni, kepada Harian Jambi, Sabtu (15/02) tadi pagi. “Ya, saya juga mendapat kabar ada di antara peserta tes CPNS honorer (K2) yang sudah membayar uang ke calo sebesar 80 juta rupiah,” terangnya.

Baca juga:  Dugaan ASN Terlibat Kampanye AL-AZHAR di Sungai Penuh

Namun, Soni mengaku belum mengetahui apakah orang yang dimaksud itu lulus atau tidak. “Belum tahu apa yang bayar itu lulus atau tidak, dirinya mengatakan bahwa hasil tes (K2) ini terindikasi cacat hukum,” pungkasnya. (Haranjambi.com/KT)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button