Belajar Kreatif Saat Pendemi Covid di SMP 8 Sungai Penuh
Kerincitime.co.id, Berita Sungai Penuh – Pemerintah terus meningkatkan pelayanan pendidikan selama masa pandemi coronavirus disease (covid-19).
Penyebaran pandemi Coronavirus Disease (COVID-19) mengakibatkan banyak peserta didik harus melaksanakan kegiatan belajar di rumah, baik melalui sarana dalam jaringan (daring) maupun luar jaringan (luring). Namun, tidak semua peserta didik maupun pendidik memiliki kemampuan untuk mengakses platform pembelajaran daring secara optimal.
Ditengah ketetapan yang tak terduga ini, tentu ada hal-hal yang belum siap. Baik dari segi fasilitas atau pelajar yang terlibat. Namun Sekolah dituntut kretif mejalankan proses pembelajaran ditengah pendemi ini, begitu juga di Kota Kecil Sungai Penuh.
Seperti yang dilakukan oleh SMP Negeri 8 Sungai Penuh, guru-guru menginginkan saat pendemi Covid proses mentransfer ilmu ke siswa tetap harus dijalankan, beberapa program pembelajaran Daring diluncurkan untuk membantu para guru dalam melaksanakan pembelajaran berbasis online.
Dengan program tersebut, para guru bisa melaksanakan tugasnya khususnya pendidikan jarak jauh ketika dianjurkan untuk belajar di rumah.
Kepala SMP Negeri 8 Kota Sungai Penuh Misyeni, S.Pd, mengaku pihaknya telah menerapkan sistem belajar online kepada anak muridnya.
Proses belajar online kata Misyeni, sekolah awalnya menyiapkan guru model yang di videokan materi pembelajarannya, kemudian materi pembelajaran tersebut dibagikan kepada siswa.
Menariknya tidak hanya satu guru, semua guru berkeinginan kuat untuk membuat media pembelajaran untuk belajar online.
“awalnya kita hanya ingin membuat guru model yang membuat materi pembelajaran bagi siswa secara online, lantaran semua guru berkeinginan untuk membuat model pembelajaran, akhirnya setiap guru mata pelajaran membuat media pembelajaran masing masing untuk kelas yang diajarkannya” ungkap Misyeni.
Namun demikian ada mata pelajaran tertentu harus bertatap muka dengan siswa, seperti mata pelajaran PAI, Olahraga, “olahraga prkateknya harus ada tatap muka, begitu juga PAI, untuk praktek mengaji, namun tetap kita menjaga protokol kesehatan setiap kelas hanya 10-15 orang” ungkapnya.
Disisi lain memang belajar online memiliki kelemahan, dimana guru tidak bisa memastikan siswa menerima pelajaran atau tidak. “kita tidak bisa memastikan siswa menerima dengan baik apa yang diberikan dan diajarkan oleh guru, karena tidak melihat secara pasti, bisa saja tugas yang diberikan guru ke siswa malah orang tua yang mengerjakan” ungkapnya.
Ia berharap, agar siswa tetap belajar dengan tekun di masa Corona, dengan harapan wabah ini segera berlalu, agar proses belajar mengajar di sekolah bisa berjalan seperti sebelumnya dengan normal. (red)