BRGM Wilayah Sumatera Gelar Dialog Virtual Tentang Pengelolaan Lahan Gambut
Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM) Wilayah Sumatera melakukan dialog virtual yang mengangkat tema Pengelolaan Lahan Gambut Wilayah Sumatera, Jumat (6/8/2021). Dalam kegiatan ini, perwakilan dari Provinsi Jambi, Riau, dan Sumatera Selatan hadir.
Agus Yasin sebagai salah satu pemateri menyebutkan bahwa lahan gambut menjadi lahan dengan pengelolaan yang unik. Di dunia sendiri lahan gambut sendiri hampir 40 juta hektar lebih.
“Indonesia memiliki lebih kurang 14 juta lahan gambut. Paling besar tersebar di Sumatera yaitu lebih kurang 7 juta hektar,” katanya.
Ia menyebutkan, untuk itu, dirinya mengajak semua kalangan terutama yang berada di kawasan gambut untuk dapat mengelola lahan ini dengan baik. Ditambah lagi Mangrove yang saat ini sudah jadi bagian dari tugas untuk dilestarikan.
Sebelumnya, Kepala Kelompok Kerjasama Hukum dan Hubungan Masyarakat BRGM, Didy Wurjanto pada periode 2016-2020, Badan Restorasi Gambut bersama mitra restorasi telah membangun 6.947 sekat kanal, 427 timbun kanal dan 15.348 sumur bor, 30 paket revegatasi dengan total area 1.709,35 ha dan 1.214 paket revitalisasi sumber mata pencaharian masyarakat, serta melibatkan 29.664 anggota masyarakat.
“Tujuan pembangunan ini adalah untuk membasahi kembali gambut yg kering rusak dengan menahan airnya agar lahan gambut dapat dipulihkan fungsinya,” kata Didy.
Berdasarkan Peraturan Presiden RI Nomor 120 tahun 2020 tentang Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, dijelasknnya BRGM mempunyai tugas untuk memfasilitasi percepatan pelaksanaan restorasi gambut serta upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat di 7 (tujuh) provinsi (Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Papua) seluas kurang lebih 1.200.000 (satu juta dua ratus ribu) hektar tahun 2021-2024.
Pada tahun 2021, BRGM akan melaksanakan pembangunan 35 unit sumur bor, 809 unit sekat kanal, 325 hektar revegetasi dan 168 paket revitalisasi di 7 provinsi untuk mendukung upaya pemulihan ekosistem gambut. “Kegiatan pemulihan tersebut ditargetkan dapat berdampak pada wilayah seluas 300.000 ha dan untuk pemulihan fungsi hidrologis ekosistem gambut, agar tetap basah atau kering,” ujarnya. (Red)