Ada yang Tidak Lazim dalam Proses PBAK IAIN Kerinci 2021
Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Kampus dikenal sebagai tempat berkumpulnya para elit intelektual. Sekelumit sifat ilmu pengetahuan yang jujur, objektif, tertib administrasi dan sebagainya tercermin dalam berbagai perlakuan serta keputusan yang diambilnya. Kendati demikian hal ini tidak tampak dalam proses PBAK IAIN Kerinci tahun 2021.
Ada berbagai hal yang dipandang tidak lazim. Prosesi PBAK yang seharusnya dikelola oleh panitia yang berasal dari mahasiswa setelah ditunjuk oleh DEMA, pada kesempatan ini justru penyelenggaranya terdiri dari para dosen dan sebagian kecil mahasiswa. Hal ini bertolak belakang dengan keputusan Dirjen Pendidikan no. 4962 th. 2016 tentang pengenalan budaya akademik kemahasiswaan pada PTIK huruf G yang berbunyi:
Penyelenggaraan pada poin 1 tentang panitia PBAK bahwa panitia terdiri dari unsur mahasiswa yang diusulkan oleh DEMA.
Beberapa informasi menjelaskan bahwa DEMA tidak dilibatkan karena sudah tidak lagi memiliki legal standing.
Pernyataan ini direspon oleh salah satu mantan pengurus organisasi mahasiswa, yang tidak ingin disebutkan namanya, ia mengungkapkan bahwa Wacana tentang legalitas organisasi kemahasiswaan ini sudah beredar sejak maret yang lalu, “kami sudah tahu ini (red: organisasi) akan dibekukan. Tapi, sejak saat itu hingga sebelum PBAK ini berlangsung, artinya sekitar enam bulan, tidak ada usaha untuk membenahi. Padahal upaya pembenahan bersifat urgen” ungkapnya.
Selain itu perekrutan panitia yang berasal dari mahasiswa diketahui berlangsung secara tertutup, tidak terbuka dan fair. Pihak kampus tidak pernah mengumumkan perekrutan untuk kepanitiaan dan instruktur PBAK secara objektif dan selektif. Dalam artian penyelenggara yang berasal dari mahasiswa saat ini asal comot.
“Kalau menurut aturannya PBAK ini mesti diselenggarakan oleh mahasiswa sementara di lapangan DEMA sudah dibekukan dan belum ada penggantinya mengapa tidak mengoptimalkan yang ada saja, meski sudah dibekukan tapi mereka punya struktur kepungurusan yang rapi sehingga bisa menunjang prosesi PBAK. Atau kenapa tidak melakukan rekrutman kepanitiaan dan instruktur secara terbuka saja biar lebih fair dan transparan” ungkap salah seorang mahasiswa kesal. (Red)