Renovasi Masjid Agung Pondok Tinggi Dipertanyakan, 4 Tiang Utama Tetap Miring?
Berita Sungai Penuh, Kerincitime.co.id – Masyarakat dan sejumlah pemerhati adat dan budaya suku Kerinci di Kota Sungai Penuh mempertanyakan hasil akhir Renovasi Masjid Agung Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh yang dilaksanakan oleh penyedia jasa PT.Niagara Asri Karya Tama. Kegiatan pelestarian Cagar Budaya dan permuseuman dengan pekerjaan pemugarasan Masjid Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh Propinsi Jambi dengan nomor kontrak 1373/CB.3/LL/2015 tanggal 27 Juli 2015 dengan harga Kontrak termasuk pajak senilai Rp. 5.354.910.000 dengan sumber dana dari APBN tahun anggaran 2015.
Penyedia Jasa PT.Niagara Asri Karya Tama dengan jangka waktu pelaksanaan 120 hari Kalender, dan saat ini secara kasat mata pekerjaan telah dapat di rampungkan oleh pihak pelaksana pekerjaan. Informasi yang diterima pemugaran masjid agung Pondok Tinggi sejak agustus yang lalu telah di mulai, dan pada awal Desember pekerjaan hampir rampung dilaksanakan
Mengutip berita Metro Sakti Com 05 Agustus 2015 , menurut Ketua Pembangunan Masjid Agung Pondok Tinggi kepada wartawan menyebutkan mesjid peninggalan sejarah ini sudah dua kali gagal direhab, karena tidak ada rekanan yang sanggup mengerjakannya, mengingat struktur bangunan mesjid yang satupun menggunakan paku besi ini sangat unik. “Ini kali ketiga. Untungnya Pak Unang (Rekanan) siap melakukan pemugaran,” ujarnya.
Disamping itu, dia juga berharap kepada masyarakat, untuk bisa membantu proses pemugaran ini, sehingga hasilnya sesuai harapan yang diinginkan. “Pak Unang ini baru saja menyelesaikan pemugaran mesjid di Cirebon. Dia juga mengharapkan dukungan dari masyarakat, supaya pekerjaannya bisa berjalan tepat waktu,” jelasnya. Selain itu, kata dia, untuk memperlancar pembangunan, masyarakat dan pengurus mesjid sudah menggelar doa bersama dengan rekanan pada Kamis (30/7) lalu.
Ia menjelaskan, pemugaran ini sangat perlu karena mesjid kebanggaan warga Kota Sungaipenuh tersebut sudah mulai miring. Disamping dimakan usia yang sudah ratusan tahun, miringnya bangunan mesjid ini juga disebabkan sering terjadinya gempa di Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
“Terutama gempa yang terjadi pada 1995 silam. Efeknya sangat kuat sekali, sehingga menyebabkan tiang-tiang utama bangunan mesjid miring, bahkan ada yang turun dan tidak sama tinggi dengan tiang lainnya,”
Masjid yang didirikan pada 1 Juni 1874 dengan konstruksi kayu berhias ukiran khas Kerinci dan atap bertumpang tiga tingkat yang merupakan salah satu benda cagar budaya tidak bergerak di daerah itu dilakukan pemugaran.
Salah seorang pemerhati Budaya dan tokoh muda Pondok Tinggi kepada wartawan media ini Selasa 1/12 mempertanyakan hasil renovasi yang dilakukan oleh pihak pelaksanaan pekerjaan, semestinya 4 buah tiang utama yang miring harus di tegakan agar berdiri lurus, akan tetapi pada realitanya ke empat tiang yang merupakan pekerjaan paling utama dalam renovasi masjid agung tidak pernah diupayakan untuk di luruskan, pihak pelaksana proyek hanya menyiasati dengan hanya memasang besi pipa yang di rangkaikan untuk menyangga ke empat buah tiang tiang utama yang berada di tengah tengah ruangan masjid kuno Pondok Tinggi yang populer di sebut Masjid Agung Pondok Tinggi Kota Sunga Penuh..
Selain itu menurut sebuah sumber untuk pekerjaan atap semestinya disesuaikan dengan atap yang tertera dalam dokumen, namun yang dilakukan justru material yang dipasang jauh dari harapan masyarakat, hal ini mengingat temperatur udara/iklim yang ada di Kota Sungai Penuh sangat dingin dan bisa berdampak atap cepat menjadi keropos, dari satu sisi kita melihat renovasi Masjid Kuno Pondok Tinggi ini seakan akan menghilangkan kesan keunikkan dan keanggaunan masjid, apalagi di bagian sayap kiri masjid di bangun gedung berlantai dua yang justru mengurangi nilai nilai keindahan Masjid Agung Pondok Tinggi.
Sumber lain menyebutkan bahwa diawal pelaksanaan pekerjaan Renovasi pihak kontraktor/pelaksana proyek pernah akan memberi Bill Of Quantity (BQ) kepada tokoh masyarakat,tokoh adat yang ada di wilayah adat Pondok Tinggi, untuk dijadikan sebagai alat kontrol dan pegangan bagi masyarakat untuk ikut serta melakukan pengawasan , namun hingga saat ini BQ dan jenis pekerjaan yang dilakukan oleh pelaksana kegiatan Renovasi hingga saat ini tidak pernah di sampaikan
Karena kita tidak pernah menerima Bq dan jenis pekerjaan yang akan dilakukan, mengakibatkan masyarakat tidak tahu apa saja pekerjaan utama yang akan dilaksanakan, namun dari informasi yang di peroleh menyebutkan bahwa pekerjaan untuk meluruskan 4 tiang utama yang miring karena dampak gempa bumi merupakan pekerjaan inti atau pekerjaan utama yang mesti lebih dulu di lakukan dengan menggunanakan alat berat seperti Crane teryata dalam kenyataan tidak pernah di lakukan oleh pihak pelaksanaan pekerjaan(Kontraktor pelaksana), Pihak pelaksana pekerjaan justru memasang pipa pipa besi di sekeliling ke empat buah tiang tiang utama termasuk tiang tuo Masjid Agung Pondok Tinggi sebagai penahan agar tiang tidak bertambah miring.
Sumber itu juga menyebutkan, untuk mendatangkan Crane ke Kota Sungai Penuh memang agak sulit dan membutuhkan dana yang cukup besar, akan tetapi karena salah satu tujuan untuk merenovasi Masjid Agung Pondok Tinggi adalah untuk meluruskan kembali 4 tiang tiang yang miring maka pekerjaan ini lah yang mesti di utamakan, setelah itu baru pekerjaan renovasi yang lain termasuk membangun pagar,memasang keramik lantai dan membangun TPA berlantai dua yang justru sangat mengurangi nilai nilai estetika bangunan masjid kuno.
Pantauan wartawan media ini 1/12 terlihat bangunan masjid agung masih tertutup dan di ditutup untuk umum, namun sejak siang hingga sore tak satupun terlihat pekerja dan pengawas, di lokasi bangunan, menurut masyarakat di sekitar masjid semua pekerja sudah pulang ke daetah masing masing, Sementara itu hingga malam ini wartawan media ini belum berhasil memperoleh informasi lebih lanjut dari pelaksana dan pengawas proyek Renovasi Masjid Agung Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh.
Sejumah tokoh tokoh masyarakat di wilayah adat Depati Nan Bertujuh Kota Sungai Penuh pada prinsipnya sangat menghargai dan memberikan apresiasi yag utuh dan penuh kepada Pihak Dirjen Kebudayaan pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republk Indonesia yangtelah mengucurkan dana untuk merenovasi Bangunan masjid kuno di Pondok Tinggi, akan tetapi yang menjadi persoalan adalah apakah niat baik Pemerintah Pusat itu telah dilakukan dengan sungguh sungguh oleh pihak pelaksana kegiatan Renovasi?
Pada Prinsinya atap, ubin dan ukiran yang ada di dalam Masjid Agung masih dalam Kondisi bagus dan masih layak, akan tetapi dengan di lakukan renovasi tentunya bangunan masjid kuno ini akan semakin awet .indah dan anggun, dan tentunya yang paling penting yang dilakukan adalah meluruskan 4 tiang utama yang miring, sepanjang ke empat tiang yang miring itu belum di luruskan maka renovasi bangunan masjid kuno Pondok Tinggi tidak membawa perubahan yang significant, untuk apa lantai dan dan dinding termasuk atap di perbaiki dan diperindah, sedangkan tiang yang merupakan inti dari sebuah bangunan tetap miring, dalam sebuah bangunan Tiang adalah inti dari bangunan, dalam agama Tiang itu di ibaratkan kewajiban dalam menegakkan agama, bukannkah agama mengatakan Shalat itu tiang agama? Jika tiang nya miring atau tidak lurus maka dikhawatirkan berdampak luas dari segi ibadah yang lain, demikian juga fungsi tiang utama dalam bangunan masjid agung Pondok Tinggi memiliki fungsi vital dan prasyarat utama dalam membangun dan merenovasi sebuah bangunan rumah atau bangunan sarana ibadah seperti Masjid Kuno Pondok Tinggi.
Budhi VJ Rio Temenggung Pemerhati budaya suku Kerinci dan Penerima PIN Emas /Anugerah Kebudayaan Tingkat Nasional dalam diskusi di baheon Buleoh Danau Kincai Malam ini mengemukakan, semestinya pihak PPK dan pelaksanan pekerjaan Renovasi melibatkan para budayawan dan tokoh tokoh adat termasuk aparat pemerintah setempat termasuk aparat desa.
Kita selaku pemerhati budaya alam Kerinci sangat menghargai apresiasi dan perhatian yang telah di berikan oleh Pemerintah dalam hal ini pihak Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yang telah mengucurkan dana APBN sebesar Rp.5,5 Milyard untuk merenovasi bangunan Masjid Kuno di Pondok Tinggi Kota Sungai Penuh, kita berharap agar pelaksanaan renovasi agar dikerjakan sesuai dengan RAB atau beztek yang ada, dan saya kira berdasarkan pengamatan saya selama ini bersama sejumlah arsitektek dari berbagai perguruan tinggi di tanah air memang4 tiang utama terlihat mengalami kemiringan ,dan meluruskan tiang yang miring merupakan hal yang paling vital, sebab jika tiang miring bangunan yang lain juga ikut miring, dan untuk jangka panjang saya kira besi pipa yang dipasang di sekeliling tiang tiang utama itu tidak akan mampu menolong jika terjadi gempa.
Secara pribadi saya mengharapkan agar pihak PPK dan Inspektur Jenderal Kemendikbud RI perlu turun ke lapangan untuk melakukan cross cek, jika memang ada pekerjaan tiang yang harus di luruskan posisinya kita harapkan agar diluruskan agar bangunan yang berusia tua ini dapat kokoh dan akan menjadi sebuah warisan kebudayaan yang dapat di nikmati anak cucu secara turun temurun dan dapat di jadikan sebagai laboratorium alam untuk kajian ilimu arsitektur dan seni ukir dan ilmu pengetahuan lainnya
Hingga berita ini di turunkan wartawan media ini belum berhasil menghubungi PPK dan Kontraktor pelaksanana pekerjaan Renovasi. (BJ)