opini

Pahlawan ku sayang,Pahlawanku malang Oleh:Budhi Vrihaspathi Jauhari

Bangsa yang besar adalah bangsa yang pandai menghargai jasa jasa dan perjuangan yang dilakukan para pejuang / pahlawan yang dengan rela telah mempertaruhkan segenap jiwa dan raga demi membebaskan tanah air dari ” belenggu” penjajah.

Seperti daerah daerah lain di nusantara,alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci ) pernah mengalami penderitaan akibat dari kekejaman penjajah Belanda dan Jepang yang telah menjajah tanah air dalam waktu cukup panjang dan dari wilayah adat Depati Nan Bertujuh Kota Sungai Penuh telah lahir seorang tokoh,pejuang,pemimpin dan Mantan Duta Besar berkuasa Penuh Indonesia untuk negara Malaysia dan mantan atase militer untuk Negara India dan Burma

Kepergian Mayor Jenderal.H.A.Thalib kepangkuannya tidak hanya ditangisi oleh bangsanya tapi kesedihan juga dirasakan oleh masyarakat dan pemerintahan disejumlah negara tetangga, dan Pemerintah Republik Indonesia memberikan berbagai bintang dan anugerah untuk Sang Pejuang

Jenderal Pertama dari Propinsi Jambi yang lahir dari rahim anouk batino wilayah Adat Depati Nan Bertujuh Sungai Penuh itu dimakamkan secara upacara militer dalam sebuah acara kenegaraan di Taman Makam Pahlawan Nasional di Kalibata Jakarta.

Namun penghargaan dan penghormatan Pemerintah Daerah terhadap sosok Mayjen.H.A.Thalib di kampung halamannya sendiri “nyaris tak terdengar” bahkan monument/patung setengah dada yang semula di harapkan sebagai simbol perjuangan rakyat dan simbol kebanggaan masyarakatnya kini seakan akan tak di hiraukan dan tidak dipandang dengan sebelah matapun.

Buktinya, Monumen/Patung setengah dada Sang Jenderal yang lembut dan tegas itu se akan akan lenyap di tutupi gerobak gerobak sate dan kedai kedai kuliner,dan tumpukan sampah berserakkan dibawah patung setengah dada itu.

Inikah contoh yang terbaik yang diberikan oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh ? inikah cara Pemerintah Kota dan masyarakatnya termasuk pedagang kuliner memberikan penghargaan terhadap jasa dan pengorbanan yang telah diberikan pahlawannya yang telah memperjuangkan kemerdekaan untuk rakyat dan bangsanya? Jawabannya mari kita lihat sendiri kondisi objek monumen / patung setengah dada Jenderal yang terlihat merana jika kita pandang dari lantai tiga Kincai Plaza.

Memang sebuah ironi agaknya sosok ,Guru,Pejuang,Pahlawan,buya dan seorang negarawan itu seakan akan sengaja di meranakan oleh masyarakat dan pemimpin di negerinya sendiri.

Memang mesti disadari, apalah artinya sebuah patung dan monumen di pusat kota Sungai Penuh itu, ia hanya sebuah patung dan benda mati yang tak mampu untuk berkata dan tidak mampu untuk angkat senjata lagi! Tapi di balik keberadaan monumen atau pantung itu tersimpan sebuah nilai dan arti sebuah perjuangan dan kemerdekaan.

Mereka mereka yang menjadi pejabat,penguasa,pengusaha dan entah apa lagi judul jabatan dan profesi itu tidak akan pernah ada, manakala para pahlawan tidak berjuang antara hidup dan mati untuk kemerdekaan bangsanya, tapi sebesar inikah apresiasi yang diberikan untuk beliau?

Selaku budayawan dan selaku anak muda yang dilahirkan,dibesarkan bahkan mungkin matipun akan di kuburkan di Sungai Penuh yang tercinta ini, saya merasa sangat prihatin dengan tingkat kepedulian Pemerintah Kota dalam memberikan apresiasi terhadap Jenderal H.A.Thalib Putra Kota Sungai Penuh, pejuang bangsa,pembela tanah air,beberapa kali saya pernah mengatakan kepada pemimpin (SKPD) terkait di kota ini, namun telinga,kepekaan jiwa dan perasan beliau beliau agaknya sudah semakin tumpul.

Insya Allah, dalam waktu yang tidak terlalu lama saya akan temui DPRD Kota Sungai Penuh dan saya akan surati Wali Kota Sungai Penuh, kalau perlu saya akan laporkan hal ini kepada DHD 45 Pusat agar Pemerintah Kota dapat belajar untuk menghargai jasa jasa dan pengabdian yang telah diberikan para pahlawan yang telah rela mengorbankan air mata juga darah dan nyawa.

Pernah saya ditanya seorang sahabat dari Amerika dan Malaysia, mereka bertanya monumen siapakah yang merana dan terkurung didalam kedai kedai kuliner itu? Saya tak mampu menjawab, hanya ada air mata yang tak mampu lagi mengalir di pipi.

Jika pemerintah Kota Sungai Penuh tidak lagi menaruh hormat terhadap Monumen atau patung Pejuang ini, alangkah lebih baik baiknya Monumen dan patung Mayjen.H.A.Thalib ini di bongkar dan di pindahkan ke dusunnya di Luhah Pemangku Rajo Sungai Penuh atau di masukkan kedalam musium adat yang konon akan dibangun oleh Pemerintah Kota Sungai Penuh di Hamparan Besar Tanah Rawang,setidaknya di leburkan hingga menyatu dalam tanah dan keabadiannya Cinta Nya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button