JambiKerinci

Syafril Nursal Tolak dan Sebut Proyek PLTA Rusak Obyek Wisata Telun Berasap

Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Ancaman terhadap obyek wisata Air Terjun Telun Berasap menjadi sorotan tokoh Kerinci, Irjen Pol (Purn) Syafril Nursal. Pria yang pernah menjabat Kapolda Sulteng ini mengatakan, kekayaan alam merupakan milik rakyat, bukan milik pejabat dan kroninya.

“Masyarakat Kerinci harus mempertahankannya. Telun Berasap itu ikon yang tak ternilai harganya. Tidak boleh hilang. Harus terus dikembangkan menjadi obyek wisata dengan fasilitas yang baik,” tegas Syafril dalam pernyataannya kepada media, Rabu (10/2/2021) kemaren.

Syafril yang pernah maju sebagai calon Wakil Gubernur pada 2020 lalu menyebutkan, kekayaan alam tidak harus dinilai secara ekonomi. Alam memberikan nilai harmoni antara manusia dan penciptanya.

Baca juga:  Tercium Praktik Permainan Penjulan LPG 3 Kg di Bumi Sakti Alam Kerinci

“Kecuali hanya orang-orang yang tamak uang yang tidak mempertimbangkan nilai harmoni tersebut,” jelasnya. Karena itu, Syafril meminta proyek PLTA yang akan dibangun oleh PT Salabila Hydro Enegry (PT Salsabila) ini dihentikan dan dikaji ulang.

“Hal-hal yang sudah menjadi ikon, spesifik kearifan lokal, menjadi milik masyarakat. Maka, setiap hal yang berkaitan dengan kondisi tersebut harus mendapat persetujuan masyarakat luas,” bebernya.

Rencana pembangunan PLTA di Telun Berasap oleh PT Salsabila akan mengurangi debit air yang siginifikan. Dari kajian ANDAL diketahui PT Salsabila akan membangun dam di bagian atas air terjun, lalu mengalihkannya ke pipa besar untuk menggerakkan dua turbin pembangkit listrik 16 megawatt (MW).

Baca juga:  Berkah Ramadhan! Polsek Danau Kerinci Berbagi

Air yang dialihkan ke turbin itu akan masuk kembali ke Sungai Batang Sangir di bagian bawah air terjun. Saat beroperasi, PLTA itu akan menyedot debit air sebanyak 11 meter kubik per detik untuk menggerakkan dua turbin tersebut.

Sedangkan rerata debit air Sungai Batang Sangir adalah 23,09 meter kubik per detik. Otomatis, debit air terjun hanya tersisa 12,09 meter kubik per detik. Di musim kemarau, debitnya diyakini akan lebih kecil lagi karena PLTA tetap akan mengambil 11 meter kubik.

Namun, kajian AMDAL-nya tetap lolos di tangan Komisi Penilai AMDAL dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Jambi. Masalah ini pernah dipertanyakan masyarakat sekitar Telun Berasap, tetapi tidak ditanggapi serius.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

PT Salsabila diketahui dimiliki oleh kader dan pengurus Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Dalam dokumen didapat Metro Jambi, salah satu pemegang sahamnya yang juga menjabat direktur perusahaan itu adalah Paisal Kadni, mantan caleg DPR RI dari PSI pada pemilu 2019.

Paisal juga pernah memegang jabatan Ketua DPW PSI Provinsi Jambi. Pemegang saham lainnya adalah Fenty Noverita Indrawaty yang diketahui menjabat Sekretaris Mahkamah DPP PSI. Lainnya, Lila Zuhara, Wakil Bendahara DPP PSI. (Irw)

Sumber: Metrojambi.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button