Kerinci

Ziarah dan Napak Tilas Zuriat Syech Mangkuto Sati dan Salih Manjuto

Masyarakat Semurup Zuriat Syech Mangkuto Sati dan Salih Manjuto adakan Ziarah dan Napak Tilas ke Petilasan di Kawasan Bersejarah Gunung Sati, Renah Bukit Talang Melindung “Gunung Selasih Tigo Luhah Semurup” Minggu (10/10).

Acara Ziarah dan Napak Tilas ini dilaksanakan untuk menjaga lunturnya nilai-nilai budaya masyarakat Semurup khususnya prosesi ziarah ke petilasan leluhur yang telah dilakukan sejak lama yang dikenal dengan istilah munjung, dengan acara ini dapat menjaga kebersamaan masyarakat SemurupĀ  yang selama ini dikenal sangat ramah, santun, luwes, dan terbuka dalam pergaulan baik sesama masyarakat maupun dengan pendatang serta meminimalisir masalah dalam proses pemahaman nilai-nilai yang terkandung dalam Tembo uteh bateh serta arah ajun maupun ico pakai adat lamo pusako usang yang selama ini menjadi acuan atau pegangan dalam menjalin komunikasi sosial antar unsur masyarakat.

Acara ini juga sebagai pencerahan dalam proses memahami isi Tembo uteh bateh serta susun tindih di antara pemangku adat, alim ulama, cerdik pandai, dan pemuda serta masyarakat awam dalamĀ  meningkatkan marwah atau wibawa kaum adat dalam mengayomi masyarakat Semurup terutama kaum muda dan anak butino yang disebut dengan istilah anak buah anak penakan, yang seharusnya menjadi tanggungjawab ninik mamak selaku pemangku adat atau pemegang gelar sko.

Baca juga:  Didampingi Pj. Bupati, Al Haris Serahkan Bantuan Ambulance untuk RS DKT Sungai Penuh

Acara ziarah dan Napak Tilas ini juga digelar untuk meningkatkan pengetahuan, wawasan, dan pemahaman masyarakat Semurup saat ini terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam Tembo. Sehingga Tembo ini tidak hanya menjadi benda pusaka yang di simpan rapi, dijaga, serta dipelihara, akan tetapi masyarakat pemilik harus mampu mengimplementasikan kandungan isinya kedalam sendi-sendi kehidupan nyata. Pada akhirnya Tembo yang sangat berharga ini tidak kehilangan ruhnya dalam merespons tantangan zaman yang semakin kompleks maupun batasan-batasan wilayah administratif, baik itu batas desa maupun batas wilayah kecamatan terhadap hak-hak masyarakat adat yang dijamin pelaksanaanya oleh konstitusi.

Safwandi, Dpt. Pada kesempatan ziarah dan Napak Tilas sejarah tersebut, saat dimintai keterangannya menyampaikan “Kami dari Ijung Pati Jadi sebagai salah satu zuriat Syeh Mangkuto Sati sangat terharu dan berbangga sekali acara ini dapat dilaksanakan dan diikuti oleh zuriat yang lainnya, harapan kami acara ziarah yang telah menjadi budaya masyarakat Semurup secara turun temurun dan rutin ini yang biasa disebut dengan munjung dapat tetap dilestarikan” ungkapnya.

Baca juga:  Tanggapan Maxim Indonesia Terkait 4 Organisasi Ojek Sungai Penuh Menolak Kehadiran Maxim

Safrudin, Dpt. Gelar Depati Semurup Tuo, dari Luhah Depati Mudo saat dimintai keterangannya, menyampaikan bahwa sebenarnya zuriat Syeh Mangkuto Sati yang bertempat di Belui itu adalah Depati Semurup Sirah Mato, masih satu rumah pesusun atau umah gedang di Koto Tengah Semurup bila duduk masalah adat, dan tidak dapat dipisahkan, hendaknya kita satu keturunan jangan terjadi pemisahan-pemisahan dengan landasan administratif, juga jangan terpancing terhadap pihak-pihak yang tidak mengerti hubungan ini, agar tidak terjadi kisruh dan adanya kepentingan politik praktis yang mencampurinya.

Aspriwal, Dpt. sebagai salah satu paramenti yang selapan dari Ijung Pati Jadi dalam Luhah Depati Mudo, saat dihubungi terpisah menyampaikan bahwa Hendaknya dalam penetapan batas-batas administratif maupun hal-hal lain terkait uteh bateh dan arah ajun, pihak terkait melibatkan para pemangku adat yang jelas yang mempunyai pegong dan wewenang untuk itu, sehingga tidak terjadi permasalahan yang meluas, yang tidak jelas lagi ujung pangkalnya, yang seolah hak-hak masyarakat adat tidak dihargai, apalagi dicampuri kepentingan-kepentingan sesaat yang melunturkan Ico pakai dalam adat.

Baca juga:  Silaturahmi WIM dengan Kapolres Kerinci AKBP. M.Mujib,SH.,SIK

Lishar Ibrahim selaku tokoh masyarakat adat Tigo Luhah Semurup dari Riknang Gung Gumbalo Bumi Rajo, yang pgi bulepeh balik butantik oleh Depati Kepalo Sembah saat dimintai pendapatnya atas acara ini menyampaikan “Kita mesti bersatu dan berani untuk menegakkan yang hak sesuai tembo uteh bateh dan memegang teguh ico pakai adat lamo pusako usang dan menyelesaikan apapun permasalahan yang dihadapi sesuai ketentuan yang selaras baik antara adat dan pemerintah” ungkapnya.

Aristasino tokoh pemuda Tigo Luhah Semurup dari anak buah anak penakan Luhah Depati Rajo Simpan Bumi menyampaikan:

“Kegiatan ziarah dan napak tilas sejarah ini sangat bagus dilaksanakan agar pengetahuan para pemuda khususnya dapat bertambah terhadap budaya-budaya dan tembo uteh bateh maupun arti arah ajun serta membuka wawasan pemuda untuk ikut serta dalam pelestariannya dan pengembangan kawasan bersejarah ini kedepan agar bernilai guna untuk semua” ungkapnya. (Ega)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button