Jambi

10 Tahun Dimakamkan, Jenazah Istri Pak Dewan Tetap Utuh

http://www.portalkbr.com/berita/luarnegeri/__icsFiles/afieldfile/2015/02/07/corpse.jpg

JAMBI – Rumah besar di RT 01 Jalan Buper KM 5 Desa Sungai Gelam yang diketahui milik seorang mantan anggota dewan, dikenal tak hanya menyimpan misteri. Kejadian aneh beberapa tahun lalu melengkapi kisah rumah ini. Apa itu?

Kala Kilasjambi.com menyambangi rumah ini, ada dua buah makam yang diketahui adalah makam Pak Dewan dan istrinya. Pada kedua batu nisan makam itu tertulis nama Zaini bin Rudin, wafat pada 25 Mei 1996 dan Mariam binti Saman, wafat pada 16 Agustus 2000.

Lokasi makam ini hanya sepelemparan batu dari bangunan utama rumah. Menurut keterangan warga, makam ini baru beberapa tahun lalu dipindah dari makam asalnya yang berada di daerah Kumpeh.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Kejadian aneh muncul kala proses pemindahan makam istri Pak Dewan yakni Mariam binti Saman. Jasad almarhum ibu Mariam masih utuh saat dipindahkan sekitar empat tahun lalu, padahal beliau wafat pada 16 Agustus 2000 silam.

Kejadian ini, membuat Halimah (46) yang juga masih kerabat jenazah terheran-heran. Ia mengaku menyaksikan sendiri prosesi pemakaman yang kedua ini sampai saat jenazah kembali diturunkan ke liang kubur.

“Saya melihat sendiri sampai jenazah diletakan ke liang kubur. Kafannya masih utuh seperti baru, wajahnya juga masih nampak,” tutur Halimah menceritakan pengalaman anehnya.

Menurut dia, sosok Mariam adalah orang yang sangat sabar dan baik hati. Ia tak pernah memusihi orang.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Sewaktu ia hidup, hampir semua keluarganya berkumpul dan hidup rukun berdampingan. Oleh karenanya, Pak Dewan sengaja membuat sebuah rumah besar dengan kamar banyak agar bisa menampung seluruh kerabatnya.

Halimah kembali menceritakan, semasa hidupnya, sosok Mariam hanya mampu berjalan dengan kursi roda. Ini karena kakinya yang harus diamputasi karena penyakit gula dan kanker yang membuat payudara terpaksa dioperasi. Dalam keadaan sakit justru membuat almarhum Mariam menjadi sosok yang rendah hati, sabar nan bersahaja.

“Dulu waktu hidupnya, dia itu orang yang sangat sabar, tak pernah marah. Dia sangat menyayangi keluarga,” kata Halimah lagi.

Cerita ini juga dibenarkan putra almarhum Mariam, H. Ajwar. Menurut dia, dalam hidupnya almarhum ibunya adalah orang yang taat beribadah, rajin berzikir, tak mau berburuk sangka terhadap siapapun.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Tak hanya itu, almarhum juga tak suka membicarakan keburukan orang lain. Justru Mariam akan marah apabila ada kerabatnya yang menggunjingkan orang lain.

“Dia (almarhum Mariam) itu tekun beribadah orangnya, baik nian. Tak suka membicarakan orang, dia juga tak membenci orang yang menyakitinya,” ujar Ajwar kala dihubungi via telepon genggamnya. (Ali Purmo KILASJAMBI)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button