H. Bakri Depati Simpan Negeri Pemicu Perlawanan Rakyat Jambi
Oleh : Budhi VJ Rio Temenggung dan Nurul Anggraini Pratiwi
Sejak kolonial Belanda menjajah alam Kerinci hanya ada 2 Kepala Distrik yang berasal dari penduduk pribumui Kerinci,- setelah peristiwa penembakan kontler oleh kepala Distrik Kerinci H.Bakri Depati Simpan Negeri, maka jabatan kepala Distrik di hapus dan diganti dengan Demang, Jabatan Demang di angkat oleh Belanda dari suku lain diluar suku Kerinci. Pasca gugurnya H.Bakri ditembak Belanda, Jabatan Demang dijabat Lubis dari Sumatera Utara ( Demang Lubis adalah ayah kandung tokoh pers Indonesia H.Mukhtar Lubis).
Beberapa waktu sebelum peristiwa penembakan terhadap Kontler Belanda, H.Bakri telah mengenal paham organisasi Serikat Islam dan secara diam diam tanpa sepengetahuan pihak belanda yang berkuasa di Kerinci saat itu , H. Bakri telah menerima aham gerakkan S I dan menjadi aktifis Serikat Islam di alam Kerinci
Pada awal tahun 1914 Pemerintahan kolonial Belanda memindahkan 3 orang pegawai mantri tani pribumi dari Surakarta untuk menjadi mantri sawah di daerah Bangko, Sungai Manau dan Karang Berahi, ketiga orang mantri tani itu masing masing Raden Indrayudo, Raden Mas Sumorejo dan Raden Mas Sumodirono., dan ketiga orang mantri Sawah itu adalah aktifis Serikat Islam.
Kehadiran ketiga orang mantri sawah yang juga aktifis Serikat Islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat karena mereka membawa paham Religi. Keinginan rakyat untuk merdeka dan dipimpin oleh bangsa sendiri
Sejak kelahiran pergerakkan kebangsaan di Jawa dan di sejumlah daerah di Pulau Andalas membuat semangat perlawanan rakyat menentang kolonial Belanda semakin menyala, dan kehadiran Serikat Islam di daerah Jambi temasuk di alam Kerinci pada saat itu mendapat tempat, dan pada tahun 1916 Serikat Islam yang telah berkembang dengan pesat dan telah dapat menunjukkan kemampuan untuk melakukan perlawanan bersenjata terhadap kolonial Belanda, karena Serikat Islam didukung sepenuhnya oleh paham keagamaan dan kebangsaan yang menentang kolonial Belanda.
Sebelum tahun 1915, di Daerah Jambi termasuk Afdeling Kerinci belum mengenal organisasi Politik, perlawanan rakyat semata mata dengan hanya mengandalkan kemampuan pisik dan umumnya masih bersifat lokal.
Kehadiran organisasi Serikat Islam berkembang pesat di Kerisedenan Jambi, para pejuang dengan di dukung penuh oleh Serikat Islam menggelotrakan semangat kebangsaan dan melakukan perlawanan bersenjata terhadap Belanda, Pada saat itu organisasi seperti Budi Utomo, Nahdattul Umat, dan organisasi pergerakan lain belum menjangkau daerah ini.
Serikat Islam sebagai sebuah organisasi perjuangan dengan, semangat kebangsaan tanpa rasa gentar melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda.pada tahun 1916 dikenal dengan nama “Perang Serikat Abang”
Seperti yang telah diungkap pada tulian di atas, perang Serikat Abang dilakukan oleh Serikat Islam Jambi pada tahun 1916 terjadi karena adanya pemerasan oleh pemerintah Belanda terhadap rakyat yang mengakibatkan rakyat jatuh miskin
Secara ekonomi, politik, Belanda melakukan penekanan terhadap rakyat, rakyat yang semula bersikap depensif berbalik melakukan perlawanan setelah mereka mendapat wadah baru yakni Serikat Islam, dan pada saat itu Serikat Islam merupakan pelopor dan motivator yang mengompori semangat perjuangan rakyat untuk menentang dan melakukan perlawanan terhadap Kolonial Belanda.