Ali Mochtar Ngabalin Tantang Edy Mulyadi cs
Kerincitime.co.id, Jakarta – Massa Aksi Mujahid 212 menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Negara hari ini. Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin mengaku siap menerima aksi massa yang dipimpin Edy Mulyadi.
“Nanti saya terima di Istana, kasih tau saya mau di mana,” kata Ngabalin saat dihubungi, Jumat (27/9/2019) malam.
Aksi Mujahid 212 disebutkan bakal menyampaikan empat isu, di antaranya soal penanganan karhutla hingga penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif. Mengenai penanganan aksi mahasiswa, Ngabalin pun meminta Edy membawa data-data valid.
“Suruh Edy bawa data dan dokumennya,” ujarnya.
Sementara itu, terkait penanganan karhutla, Ngabalin pun menantang Edy cs turun langsung ke titik lokasi. Ia juga meminta Edy membaca undang-undang secara utuh sebelum menuding pemerintah lamban menangani karhutla di Sumatera dan Kalimantan.
“Saya tahu Edy, sejak dulu sama-sama. Lihat saja nanti kita lihat kalau Edy Mulyadi bisa langsung turun ke lokasi karhutla itu bagus. Suruh saja ke sana. Memang karhutla itu sama dengan kebakaran tong sampah bisa seketika langsung padam? Suruh dia baca UU Otonomi Daerah supaya mengerti karhutla tanggung jawab penuh di provinsi itu siapa?” tuturnya.
“Baca supaya mengerti agar aksi yang dilakukan jangan atas nama umat tapi penuh prasangka buruk. Terlalu mahal Islam dan umat. Jangan dipakai untuk kepentingan politik,” imbuh Ngabalin dikutip dari Detik.com jaringan Brito.id media partner Kerincitime.co.id.
Massa Aksi Mujahid 212 menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, hari ini. Ada empat isu yang diusung massa memprotes pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Aksi itu diketuai Edy Mulyadi. Edy mengatakan sedianya aksi ini bernama ‘Parade Tauhid Indonesia 2019’, tapi diganti menjadi ‘Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI’.
Empat isu yang diangkat massa Aksi Mujahid 212 soal rentetan demonstrasi mahasiswa, penanganan aksi mahasiswa yang dinilai represif, penanganan kerusuhan di Papua, dan penanganan karhutla yang dinilai lamban. (Irw)