Dahnil Sebut Kita Bukan Offensive! Terkait Prabowo Pilih Jalur Diplomasi Soal Natuna
Kerincitime.co.id, Berita Jakarta – Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memilih jalan damai melalui diplomasi untuk menghadapi polemik kepemilikan perairan Natuna oleh China. Kendati begitu, langkah ini diklaim tidak berarti jika pemerintah Indonesia ‘lembek’ dalam melindungi kedaulatan Tanah Air.
Hal ini diungkapkan oleh Staf Khusus Bidang Komunikasi Publik dan Hubungan Antar-Lembaga Menteri Pertahanan Dahnil Anzar Simanjuntak. Ia meluruskan maksud dari cara bersahabat dan damai dalam menghadapi China seperti yang sempat disampaikan Prabowo sebelumnya.
“Sesuai dengan prinsip diplomasi seribu kawan terlalu sedikit, satu lawan terlalu banyak, dan prinsip pertahanan kita yg defensive bukan offensive. Maka penyelesaian masalah selalu mengedepankan upaya kedua prinsip dan langkah damai harus selalu diprioritaskan,” ungkap Dahnil dalam pernyataannya yang diterima, Sabtu (4/1).
Ia mengatakan sikap ini merupakan cerminan dari hasil pembahasan internal di kalangan pemerintah antara Prabowo dengan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan HAM Mahfud MD. Keduanya sudah sempat rapat mengenai penanganan polemik Natuna bersama pada Jumat (3/1) kemarin.
“Langkah damai bukan berarti tidak bersikap tegas dan inferior. Langkah damai yg dipilih tentu adalah jalur diplomasi,” tekannya.
Lebih lanjut, ia kembali memaparkan empat langkah damai yang akan diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi China terkait polemik klaim kepemilikan perairan Natuna. Pertama, Indonesia menolak klaim China terkait traditional fishing ground yang tidak memiliki landasan hukum.
Kedua, Indonesia menolak klaim penguasaan Natuna atas dasar Nine Dash Line. Ketiga, pemerintah Indonesia melalui TNI akan melakukan operasi di perairan Natuna (ZEEI). Keempat, pemerintah Indonesia akan meningkatkan kegiatan ekonomi di sekitar wilayah perairan Natuna, dilansir Brito.id media partner Kerincitime.co.id dari laman CNNIndonesia.com.
“Keempat sikap dan langkah ini adalah cara-cara damai untuk tetap mempertahankan hak kedaulatan kita sebagai bangsa dan negara,” tuturnya. (Irw)