HOT NEWSKerinciPariwisata/BudayaPendidikanPolitik

MUSIM NON JOB Oleh Drs.Z a w a w i.

MUSIM NON JOB

Oleh

Drs.Z a w a w i.

Drs. Zawawi
Drs. Zawawi

Pemilihanumum Gubernur/Bupati/Walikota di ProvinsiJambi,telahusai,diantaranyatelah di kukuhkan oleh Mahkamah Konstitusi pemenangnya dan telah dilantik. Bersyukurbagimasyarakat Jambi padaumumnya,Pemilihan Umum Kepala Daerah baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota tidak menimbulkan keributan atau pun gesekan-gesekan yang fatal dan Jambi dikatagorikan sebagai penyelenggaraan PemiluKepala Daerah teraman di Indonesia yang aman, sebuah kebanggaan juga.

Penyelenggaraan Pemilukada banyak melibatkan orang baik secara organisasi ataupun individu-individu yang tergabung dalam timsukses, baik yang dengan sukarela ataupun yang terorganisisr dengan tujuan tertentu dan semuanya menginginkan kandidiat yang dibelanya untuk menang, hal mana tentunya membanggakan dan juga merupakan prestise bagi para pendukungnya. Unsur pendukung ini dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu partai politik atau non partai mungkin saja ormas,LSM atau pun pribadipribadi dan keluarga, semuanya mempunyai tugas menggiring pemilih untuk memilih dengan berbagai trik/cara, dari bujuk rayu, janji program, hadiah-hadiah hingga (mungkin) pemberian uang walaupun sukar dibuktikan secara kasatmata, kalau boleh mengambil kata pintashanya Allah yang tahu.

Salah satu unsur yang ikut berperan dalam pensuksesan Pemilukada ini adalah para pegawai negeri, baik dalam kedudukan sebagai petugas penyelenggara dalam kontek tugas jabatan yang ikut bertanggung jawab atas suksenya Pemilukada tersebut dan atau banyak pula para pegawai negeri yang terlibat dalam tim sukses sebagai tim bayangan yang tidak tercantum secara tertulis tetapi memihak atau berpihak kepada salah satu kandidat. Keberpihakan Pegawai negeri ini sulit juga dibuktikan secara nyata, karena mereka tergabung dalam silent tim, namun harus diakui pegawai negeri sebagai unsure potensil dalam pengerahan masa, karena dibandingkan dengan tokoh partai politik, para pegawai negeri atau pun pejabat lebih dikenal masyarakat dan dekat dengan masyarakat, karena itu melibatkan mereka sangat intens bagi para kandidiat yang mempunyai pengaruh, larangan pegawai terlibat/menjadi sebagai tim sukses hanya sebatas mereka tidak tercantum dalam surat keputusan tim sukses.

Baca juga:  Dugaan ASN Terlibat Kampanye AL-AZHAR di Sungai Penuh

Keberpihakan pegawai negeri disebabkan beberapa hal, pertama diperintahkan untuk memenangkan karena kandidat adalah incumbent atau keluarganya, sehingga bentuknya lebih kepada kepatuhan kepada perintah, kedua adalah barisan sakit hati karena disingkirkan oleh kandidat incumbent atau keluarganya. Ketiga adalah mereka yang sukarela ingin melihat dan merasakan adanya perubahan-perubahan. Ketiga golongan pegawai negeri yang melibatkan diri ini sah-sah saja adanya,karena masing-masing mempunyai tujuan.

Ketika Pemilukada sudah usai yang muncul adalah kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan bagi para pegawai negeri yang terlibat dalam tim sukses kandidat yang kalah, yang pasti akan disingkirkan dari kedudukannya karena akan datangnya musin non job, serta kegembiraan bagi kandidatnya yang menang, karena adanya penyusunan kembali tim work dari masing-masing pemenang, walaupun belum pasti.

Baca juga:  Politisi Kecam Eks Pejabat Pendukung Paslon HTK yang Lecehkan Profesi Petani

Seusai dilantik, para pemenang pemilukada akan menyusun staf yang akan mendampinginya selama masa limatahun kedepan, maka mulailah pemilihan pejabat yang akan disingkirkan dan diangkat. Yang disingkirkan adalah para pejabat atau pegawai negeri yang berseberangan dengan pemenang. Dari ketiga kelompok diatas, maka sekarang ada sekumpulan pejabat non job yang tidak jelas kedudukannya, dicopot dari jabatannya sebagai akibat sikap yang berseberangan pada waktu pemilihan. Sedangkan yang diangkat jelas adalah kelompok dari tim sukses, baik dirinya tim sukses maupun sponsornya. Bagi yang dicopot maka malapetaka akan berlangsung minimal selama lima tahun masa jabatan pemenang, artinya selama lima tahun akan menjadi pejabat teras, yang selalu berdiri diteras kantor atau rumahnya.

Politik balas jasa yang sebenarnya sah saja, tetapi banyak mengorbankan pejabat potensil lainnya. Pegawai negeri, tim sukses kelompok pertama, sebenarnya mereka adalah pegawai negeri yang loyal dengan atasan, karena keterlibatan mereka sebagai tim sukses karena perintah atasan yang tidak bias ditolak, kelompok ini sebenarnya adalah paraloyalis, yang manut dan patuh pada atasan, sangat keliru sekali menyingkarkan orang-orang ini apabila alasannya karena berseberangan sikap, kecuali yang bersangkutan tidak mempunyai kinerja yang prima. Karena itu sebenarnya dari para loyalis ini harus sangat hati-hati menilainya, mereka merupakan asset yang berharga dan berguna, salah-salah hanya akan membuat panjangnya barisan sakithati yang akan menganjal gerakan kedepan. Selayaknya  pula para pemenang mengutamakan pembangunan daerah kedepan dengan melihat potensi dan asset SDM yang ada, penempatan jangan hanya sekedar balas jasa dan pencopotan jangan karena dendam, harus objektif melihat dan menilai pemikiran, ketrampilan dan sikap para pejabatnya, jika ketiga sisi ini, knowledge, skill dan attitudenya baik, maka selayaknya mereka tidak perlu dicopot, tetapi dibina dan diarahkanterhadap kebijakan yang akan diprogramkan dan diselenggarakan.

Baca juga:  Monadi-Murison Raih Dukungan Tokoh Besar

Selamat bekerja bagi para pemenang pemilukada.

Penulis adalah :

Assesor Kompetensi

Widyaiswara Utama

Analisis Kebijakan Publik
Bandiklatda Propinsi Jambi

Hp.081319147705.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button