Gaya HidupPariwisata/Budaya

Candi Muaro Jambi: Sejarah dan Keunikannya

Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Candi Muaro Jambi merupakan sebuah kompleks percandian di Provinsi Jambi yang diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya. Kompleks Candi Muaro Jambi ini disebut-sebut sebagai kompleks candi terluas di Indonesia dan Asia Tenggara dengan luas mencapai 3.981 hektare.

Lokasi Candi Muaro Jambi di Kecamatan Maro Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, atau sekitar 26 kilometer sebelah timur Kota Jambi. Kompleks Candi Muaro Jambi yang ditemukan pada abad ke-19 ini berada tepat di tepi Sungai Batanghari.

Sejarah Candi Muaro Jambi

Diperkirakan Candi Muaro Jambi dibangun pada abad 7-12 Masehi. Kuat dugaan kompleks Candi Muaro Jambi peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan Kerajaan Melayu.

Kompleks Candi Muaro Jambi pertama kali dilaporkan pada tahun 1824 oleh seorang tentara Iggris bernama SC Crooke. Namun, pemugaran kompleks candi ini beru dilakukan oleh Pemerintah Indonesia pada tahun 1975.

Berdasarkan penelitian yang ada, Kompleks Candi Muaro Jambi dulunya merupakan tempat peribadatan sekaligus tempat pendidikan agama Budha. Kesimpulan tersebut didukung dengan adanya arca dan artefak di Candi Muaro Jambi dengan corak Buddhisme.

Kompleks Candi Muaro Jambi sudah ditetapkan sebagai Cagar Budaya. Bahkan sejak tahun 2009, kompleks ini diajukan sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO.

Heboh Penemuan Mayat di Kamar Candi Jambi

Kompleks Bangunan Candi Muaro Jambi

Candi Muaro Jambi merupakan cagar budaya atau situs purbakala terdiri 110 candi dan 85 menapo atau gundukan tanah. Kompleks ini meliputi percandian, situs permukiman kuno, dan sistem jaringan perairan di masa lalu. Lokasinya mencakup delapan desa, yaitu Desa Muara Jambi, Desa Danau Lamo, Desa Dusun Baru, Desa Kemingking Luar, Desa Kemingking Dalam, Desa Dusun Mudo, Desa Teluk Jambu, dan Desa Tebat Patah.

Kompleks Candi Muaro Jambi membentang dari barat ke timur di tepian Sungai Batanghari sepanjang 7,5 kilometer. Beberapa candi yang ada di kompleks ini antara lain Candi Gumpung, candi Kedaton, Candi Kembar Batu, Candi Koto Mahligai, Candi Astano, Candi Gedong Dua, Candi Gedong Satu, hingga Telago Rajo. Selain candi, kompleks ini juga berisi parit atau kanal kuno, kolam tempat penampungan air, serta gundukan tanah yang di dalamnya terdapat susunan bata kuno.

Ada beberapa arca yang ditemukan dalam kompleks ini, seperti arca prajnaparamita, arca dwarapala, gajahsimha, umpak batu, lesung batu. Selain itu juga ada gong perunggu bertuliskan aksara China, mantra Buddha yang ditulis pada kertas emas, keramis asing, tembikar, hingga mata uang China.

Sedangkan gundukan-gundukan tanah yang ada di kompleks ini oleh masyarakat sekitar disebut sebagai Bukit sengalo atau Candi Bukit Perak.

Keunikan Candi Muaro Jambi

Keberadaan Candi Muaro Jambi tidak terlalu populer jika dibandingkan candi-candi yang ada di Jawa, atau bahkan Candi Muara Takus yang ada di Riau. Padahal, Candi Muaro Jambi ini memiliki beberapa keunikan yang tidak dapat ditemukan pada candi lain. Keunikan pertama berkaitan dengan fungsi Candi Muaro Jambi di masa lalu sebagai pusat pendidikan internasional.

Di kompleks ini konon para pelajar asing seperti dari India, Tiongkok, hingga Tibet datang untuk belajar dan menekuni ilmu pengetahuan di sana. Keunikan berikutnya adalah luas Candi Muaro Jambi yang mencapai 3.981 hektare, dengan panjang membentang sejauh 7,5 kilometer.

Dengan luas tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa Candi Muaro Jambi 8 kali lebih luas dibanding Candi Borobudur di Jawa Tengah. Dengan keunikan-keunikan tersebut, pemerintah terus berupaya untuk melakukan restorasi terhadap Candi Muaro Jambi. Harapannya, dengan restorasi tersebut Candi Muaro Jambi bisa mengangkat nama Indonesia sebagai salah satu pusat peradaban di masa lalu.

Sumber: Kompas.com, Kemdikbud.go.id, Muarojambikab.go.id

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button