ANAK PANTI JUGA BISA JADI SARJANA
“Anak Panti Asuhan Aisyiyah Sungai Penuh – Kerinci Wisuda Sarjana Strata Satu”
Oleh : Hidayat : Suara Kecil Dari Panti Asuhan
Anaknya bisa memakai toga bersama teman-temannya, dan untuk mencapai hal semacam itu tentulah membutuhkan proses yang begitu panjang dan perjuangan yang tidak gampang, demi hari bahagia itulah para orang tua rela banting tulang peras keringat dalam membiayai pendidikan anak-anak mereka.
Dalam rentang waktu empat tahun, “hidayat” seorang anak Panti Asuhan Aisyiyah Putra Sungai Penuh – Kerinci telah berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd), dimana ini merupakan sejarah bagi Panti Asuhan Sungai Penuh – Kerinci, hidayat adalah Anak Asuh Panti Asuhan Aisyiyah Putra Sungai Penuh – Kerinci yang pertama kali diberikan amanah untuk melanjutkan ke Starata Satu (S1), menjalankan amanah para pengurus Panti dalam menyelesaikan Starata Satu (S1), dan Alhamdulillah amanah itu sudah diselesaikan dengan sebaik mungkin.
“Anak Panti Bisa” itulah sologan yang selalu diteriakkan oleh Bapak “Kasman” yang selama ini mengasuh dan membimbing santri semuanya, dan sologan itu bukanlah sologan biasa, selogan itu ternyata mampu menghibnotis para santri, sehingga dengan sologan tersebut mereka menjadi pemberani, tampil dengan percaya diri, bahkan timbul semangat belajar yang tinggi.
“Keberhasilah yang diraih sebagai anak asuh Panti Asuhan Aisyiyah Putra Sungai Penuh – Kerinci yang pertama wisuda dari panti, tentu hal ini menjadi keberhasilah semua pengurus, kerena pengrus telah berhasil mendidik, membimbing dan mengayomi sehingga amanah yang dititipkan bisa diselesaikan dengan baik” tutur hidayat
Air mata karena bangga dan terharuanpun tak dapat ditahankan saat pidato yang disampaikan pada saat acara wisuda tersebut, Hidayat mewaki wisudawan/wati pada saat wisuda tanggal 09 Januari lalu, banyak hal yang disampaikannya didepan ribuan orang yang menyaksikan jalannya Sidang senat terbuka tersebut, “namun berdirinya saya tidak terlepas dari kepercayaan dari teman-teman wisudawan/wati dan bapak/ibu pengurus dan pengasuh yang selama ini telah mendidik, mengayomi dan menyangi saya” kata hidayat dalam pidatonya kemarin (09/01/2014)
“Terpilihnya saya sebagai orang yang dipercaya untuk mewakili ratusan wisudawan/wati tersebut tentu bukanlah hal yang mudah, didepan ratusan calon wisudawan/wati itu kami berlomba-lomba mengikuti seleksi, dan Alhamdulillah seleksi itu dipercayakan kepada seorang anak Panti Asuhan” ia becerita pada penulis sambil berlinang air matanya
Ia melanjutkan “Saya bisa seperti sekarang ini tidak terlepas dari dorongan orang-orang yang sayang kepada saya dan sayapun teramat sayang padanya, tak ada yang bisa saya berikan kecuali uangkapan syukur pada Allah SWT dan terikasih kepada semua pihak yang sudah berjuang mengantarkan saya seperti sekarang ini”
Dalam pergaulan sehari-hari di Panti Asuhan, Hidayat tentulah bukan orang yang sempurna, sebagai manusia tentulah ia pernah melakukan kesalah, yang terkadang membuat hati para ibunda dan ayahanda pengurus merasa kesal, marah dan benci dengan sikap saya tersebut, ia pun minta maaf karena tidak bisa menjadi yang terbaik, tidak bisa berbuat banyak dan belom bisa menjadi contoh buat adik-adiknya di Panti Asuhan Tersebut.
Untuk menebus kesalahannya tersebut, hanya doa yang bisa ia panjatkan pada yang kuasa. Berikut doa yang dipaparkannya:
Ya Allah… Dengan sepenuh perasaan dan pengharapan, dalam segala kelemahan dan kerehan hati, saya menengadah kepada-Mu, kalau selami ini saya lebih banyak lalai dari pada ingat, lebih banyak marah dari pada sabar, lebih banyak keluh dari pada syukur, maka tunjukilah saya kejalan-Mu yang lurus, yang apabila saya berpijak diatasnya, tiadalah saya akan tersesat buat selamanya.
Ya Allah… Dengan penuh kesadaran, hamba hanyalah manusia biasa yang dipenuhi dengan debu-debu dan dosa-dosa, ampuni dosa hamba, dosa kedua orang tua hamba, dosa para pemipin hamba, dosa para pengrus dan pengasuh Panti yang selama ini telah mengayomi, menyayangi dan mendidik hamba.
Ya Allah… Jangan jadikan perbedaan diantara kami sebagai pemisah, jangan jadikan kami pecah berkeping-keping, peliharalah keutuhan dan kepersatuan kami, karuniakan kami pemimpin-pemimpin yang sayang kepada kami dan takut kepadamu, jadikan hari-hari kami semakin baik dari hari kehari, karuniakan kami kasih sayang yang dapat menyayangi satu sama lain. Aamiin