InternasionalNasionalOlahraga

Bahan Baku Medali Emas Olimpiade Tokyo Dominan Perak

Kerincitime.co.id, Berita Tokyo – Medali emas menjadi buruan setiap atlet, termasuk di ajang Olimpiade Tokyo yang tengah berlangsung. Mencapai puncak podium dan meraih gelar untuk disebut juara, menjadi momen emas bagi setiap atlet.

Tapi momen emas itu sendiri, tak benar-benar dihargai oleh medali emas murni. Hal ini terjadi dalam Olimpiade Tokyo. Media terkemuka Skotlandia, The Scotsman, mengungkapkan bahan baku terbesar dari setiap keping medali emas di Olimpiade Tokyo adalah perak.

“Emas hanya pelapis permukaannya saja, untuk memberi efek mengkilap dan mewah. Tapi bahan baku utamanya adalah perak yang mencapai 92,5 persen,” tulis The Scotsman, Selasa (27/7/21) kemaren.

Medali emas yang dibagikan untuk para juara di Olimpiade Tokyo, memiliki diameter 85 mm dan ketebalan 3 mm. Sedangkan beratnya 556 gram per keping, namun kadar emasnya sendiri hanya 6 gram.

Dengan komposisi bahan yang dominan perak serta bobot total 556 gram, harga medali emas Olimpiade Tokyo mencapai USD 820 atau setara Rp 11,9 juta. Harga tersebut (campuran perak dan emas) sudah terbilang bagus, mengingat harga komoditas mineral tambang itu di pasar dunia sedang membaik.

Kalau saja seluruhnya emas murni, jika mengacu ke harga logam mulia di Antam misalnya, total harganya bisa di atas Rp 500 juta. Sementara dengan harga Rp 11,9 juta, jika dikonversi ke harga emas Antam, nilainya ‘hanya’ setara 12,6 gram emas.

Yang menarik, emas yang jadi bahan baku medali dikumpulkan dari limbah ponsel sumbangan warga. Telah menjadi pengetahuan umum, bahwa komponen elektronik seperti motherboard, prosesor, VGA, dan sound card mengandung emas kadar 99 persen. Hal ini juga terdapat dalam ponsel.

Terkait medali emas yang bahannya bukan seluruhnya emas murni, bukan baru terjadi dalam Olimpiade kali ini saja. Dikutip dari CBC, olimpiade yang digelar dalam 100 tahun terakhir, tak pernah benar-benar memberikan medali emas yang mengandung emas murni.

“Olimpiade di Stockholm, Swedia, pada 1912 merupakan yang terakhir membagikan medali emas berbahan emas murni,” tulis CBC dikutip Rabu (28/7/21). (Irw)

Sumber: Kumparan.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button