Gaya HidupJambiKerinci

SEMINAR NASIONAL MAJLIS PEMUDA ISLAM INDONESIA

TEMA: Peran Pemuda Islam dalam Diskursus Radikalisme dan Komunisme

SEMINAR NASIONAL MAJLIS PEMUDA ISLAM INDONESIAKerincitime.co.id, Berita Jambi – Hari ini, Jum’at tanggal 22 Desember 2017 Majlis Pemuda Islam Indonesia (MPII) mengadakan deklarasi disertai dengan seminar nasional yang bertemakan tentang “Peran pemuda Islam dalam diskursus radikalisme dan komunisme” yang bertempat di Aula Rektorat UIN STS Jambi.

Kegiatan ini dihadiri sekitar 200 orang lebih mahasiswa UIN STS Jambi dari berbagai jurusan dan dihadiri pula oleh beberapa tokoh Jambi seperti H. Hermanto Harun, Lc., M.Hi., (Perwakilan dari MUI Provinsi Jambi) P.hD yang juga sebagai pemateri pada kegiatan tersebut, Komandan Korem 042 Garuda Putih Provinsi Jambi, beberapa dosen UIN STS Jambi dan juga Dewan Mahasiswa Fakultas Syariah dan Pada kesempatan ini Bapak H. Hermanto Harun, Lc., M.HI., P.hD menyampaikan materi mengenai Radikalisme dan Komunisme. Beliau menjelaskan bahwa Radikalisme dan Komunisme adalah sama-sama bukan ideologi yang berasal dari agama Islam.

SEMINAR NASIONAL MAJLIS PEMUDA ISLAM INDONESIA“Radikalisme adalah suatu bentuk yang tidak diperbolehkan oleh agama islam, dan Komunisme bertentangan sekali dengan ajaran Islam atau dengan pancasila.” Ujarnya.

Beliau menjelaskan bahwa komunisme adalah bagian dari radikalisme dan hal ini juga sangat bertentangan dengan dasar NKRI yaitu Pancasila dan UUD 1945 karena kedua dasar Negara kita sama-sama tidak mendukung adanya radikalisme dan komunisme tumbuh di Indonesia.

Menurut beliau agar masalah ini dapat segera ditanggulangi, solusi utamanya ialah membangun semangat pemuda Islam yang berkompeten. Karena peran pemuda adalah peran yang sangat strategis untuk menjaga keutuhan NKRI yang kita cintai ini.

“Membangun pemuda Islam sama dengan membangun pemuda Indonesia, menghancurkan pemuda Indonesia sama dengan menghancurkan pemuda Indonesia” ungkapnya.

SEMINAR NASIONAL MAJLIS PEMUDA ISLAM INDONESIATidak hanya berdasarkan hal itu, di dalam Islam pun juga demikian bahwa peradaban dan sejarah manusia banyak diciptakan oleh kaum mudanya.

Kita tahu dalam sejarah Islam ada yang namnya Ashabul Kahfi ia adalah pemuda, bahkan Nabi sendiri adalah seorang pemuda yang dikenal dengan Al-Amin. “Silahkan baca sejarah pemuda” pungkasnya. Untuk itu beliau menyarankan mari para pemuda untuk selalu rapatkan barisan, satukan tekad, tangkal radikalisme dan komunism agar tercipta kesejahteraan bagi bangsa Indonesia.

Pemateri kedua disampaikan oleh wasekjend MPII pusat, Edi Saputra, M.Ed. beliau menyampaikan materi mengenai apa itu MPII, kenapa diadakan deklarasi dan seminar MPII, kenapa di adakan di kampus UIN STS Jambi. Secara umum belaiu menjelaskan bahwa MPII itu adalah suatu organisasi yang berada di bawah naungan MUI yang berdiri sejak tahun 2015 lalu.

Latar belakang lahirnya organisasi ini adalah munculnya ide dan keinginan para pengurus MUI untuk mengadakan kaderisasi MUI sehingga di adakanlah organisasi ini.

Diadakan deklarasi MPII di Provinsi Jambi bertujuan untuk mengembangkan sayap MPII itu sendiri, karena beberapa Provinsi di Sumatera telah mendeklarasikannya terlebih dahulu.

Alasan mengapa dekalarasi di adakan di Kampus UIN STS Jambi karena pergerakan organisasi MPII hanya pada ranah intelektual sehingga sangat tepat sekali jika sasaran kegiatan ini ditujukan kepada Mahasiswa dan Dosen yang ada di lingkungan UIN STS Jambi.

Setelah itu dilanjutkan oleh pemateri ketiga yaitu Komandan Koren 042 Garuda Putih Provinsi Jambi, Bapak Herman beliau terlihat sangat antusias sekali menyambut kegiatan ini, karena apa yang menjadi landasan lahirnya MPII ini juga sejalan dengan tugas TNI yakni menjaga keutuhan NKRI.

Tidak jauh dari apa yang disampaikan pemateri pertama, beliau juga menyampaikan betapa pentinganya peran pemuda dalam menyikapi isu-isu yang berkenaan dengan radikalisme dan komunisme ini.

Karena keduanya adalah perusak dan pemecah belah kesatuan Negara yang kita cintai ini. Beliau menyebutkan alasan dilarangnya Komunisme di Indonesia diakrenakan aliran ini menganut paham ideologi totaliter dan atheis yang sangat bertentangan dengan sila pertama yaitu Ketuhanan yang maha Esa.

Di akhir pembicaraan beliau menyarankan agar kita senantiasa menghindari paham radikalisme dan komunisme dimulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan bekerja dan masyarakat demi terjaminnya keutuhan dan kesejahteraan kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. (Ist)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button