Dimana posisi, kamerad , kata suara diujung telephone..
“Ntar. Aku masih ketemu orang dulu. 1 jam lagi aku meluncur”, kataku disela-sela pertemuan
Ngapo. Lagi merebus daun sungkai, yo, sambar suara di ujung telephone.
Tertawa kamipun berderai.
Entah mengapa, tema daun sungkai mulai menguasai pembicaraan. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh Kandidat Gubernur Al Haris tidak dapat dipisahkan dari cerita daun sungkai.
Teringat beberapa waktu yang lalu, Al Haris sebagai Bupati Merangin penasaran. Mendatangi UNJA untuk memastikan zat yang terkandung didaun sungkai.
Tidak lama kemudian hasil dari laboratorium UNJA kemudian keluar. Dr. Madyawati Latief, Ketua Jurusan MIPA Fakultas Sains dan Teknologi UNJA menjelaskan “Daun sungkai mengandung etanol dengan fungsi anti inflamasi.
Antiinflamasi atau antiradang adalah obat yang mengurangi radang (inflamasi), meredakan nyeri. Ramuan yang dapat digunakan sebagai obat turun temurun untuk flu dan demam ringan.
Cara pembuatannya sudah publish oleh Hesti di youtube. Dan masyarakat dapat menikmati ramuan daun sungkai untuk memperkuat imun.
Cerita daun sungkai semakin menjadi wacana publik ketika di Merangin, Al Haris sebagai Bupati turun tangan dan mencari pengobatan tradisional sebagai alternative pengobatan medis. Maka cerita daun sungkai kemudian menjadi pilihan.
Semula, Al Haris tidak berharap banyak dengan ramuan daun sungkai. Namun ketika ramuan daun sungkai yang sudah jadi kemudian diberikan secara Cuma-Cuma kepada pasien Covid-19 yang dirawat RSUD Kolone Abunjani (Rumah Sakit di Banko).
Namun ketika setelah mengonsumi ramuan daun sungkai, pasien-pasien yang dinyatakan positif covid-19 di Merangin dinyatakan sembuh. Dan akhirnya Meraning kemudian menjadi zona hijau Covid-19.
Berbagai peristiwa kemudian menjadi sandaran bagi Al Haris. Setiap mendapatkan kabar adanya pasien yang dinyatakan sebagai covid-19, Al Haris selalu mengirimkan ramuan daun sungkai.
Entah ketika mendengarkan kabar Walikota Jambi, teman-teman jurnalis dan terakhir Bupati Muara Jambi.
Selain itu hampir disetiap roadshow, entah kerumah penduduk, mendatangi berbagai pertemuan terbatas bahkan blusukan ke pasar-pasar, Al Haris selalu mengingatkan protokol kesehatan.
Baik selalu menganjurkan memakai masker, menjaga jarak dari kerumunan, selalu menganjurkan cuci tangan. Tidak lupa kemudian selalu membawa ramuan daun sungkai.
Sebagai ikhtiar, rasa kepedulian Al Haris adalah upaya sebagai pemimpin didalam melihat pandemic covid-19 yang belum jelas berakhirnya.
Sembari menunggu kabar baik adanya anti virus dan vaksin yang dapat mengatasi virus covid-19, Al Haris menggali cerita-cerita tentang pengobatan yang diwariskan dari leluhur masyarakat Jambi.
Didalam Visi-Misi Gubernur/Wakil Gubernur Jambi mantap, konsentrasi Al Haris – Sani menempatkan Pandemi Covid-19 sebagai issu strategis Daerah. Menempatkan sebagai bagian utama didalam capaiannya.
Cara pandang Pandemi Covid-19 dicantumkan jelas dengan menempatkan kalimat “Pandemi Covid-19 : Pandemi COVID19 telah memberikan imbas yang besar di berbagai sektor kehidupan. Beberapa faktor dapat dinilai sebagai pemicu terhadap isu keamanan dan ketertiban di tengah masyarakat. Lesunya perekonomian dapat memicu masalah keamanan. Jumlah kasus positif dan kematin akibat covid-19 yang cenderung terus bertambah. Kemampuan fasilitas Rumah Sakit yang relatif kurang dengan jumlah tenaga medis yang relatif sedikit, dan belum adanya Rumah Sakit Daerah yang khusus menangani wabah khusunya untuk pandemi covid-19.
Dari issu strategis daerah kemudian dijadikan program prioritas seperti “pemantapan kelembagaan satuan tugas penanggulangan pandemic, pemberian vaksinasi, masker, handsanitizer, jarring pengaman sosial berupa BLT, bantuan modal usaha untuk pedagang kecil atau usaha rumah tangga, menggerakkan sektor nonformal, optimalisasi peran Puskesmas dalam membantu penanggulangan covid-19. Dan rencana besar pembangunan Rumah Sakit Darurat Covid -19.
Dengan menempatkan pandemic covid-19 sebagai “issu strategis daerah” dan kemudian diturunkan menjadi program prioritas, membuktikan Al Haris – Sani mempunyai cara pandang didalam melihat persoalan pandemic sebagai “prioritas utama”.
Cara pandang didalam melihat pandemic Covid-19 membuktikan Al Haris mempunyai visi – Misi, issu strategis dan program prioritas dan menempatkan sebagai “agenda kerja” yang harus diselesaikan.
Sementara itu, ditengah masyarakat daun sungkai relatif dikenal masyarakat Jambi. Mulai dari daerah tengah Provinsi Jambi seperti Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Bungo, Kabupaten Tebo dan Kabupaten Batanghari. Daerah yang dikenal dengan ketinggian 0-600 meter.
Sungkai juga dikenal di beberapa tempat di Kalimantan, Jawa Barat dan berbagai tempat di Sulawesi.
Dapat tumbuh mencapai 20 – 30 meter dengan diameter mencapai setengah meter.
Sungkai atau pohon sungkai sering digunakan sebagai “batas pagar” rumah. Dengan pertumbuhan yang sangat cepat, kayunya sering digunakan sebagai “pagar”.
Sungkai juga dapat digunakan sebagai kayu untuk furniture. Bisnis yang relatif juga dikenal ditengah masyarakat.
Motifnya sering juga digunakan untuk mebel. Selain itu juga dapat digunakan untuk tiang rumah, jembatan, patung dan pintu.
Sungkai sering juga disebut sebagai “jati sumatera”. Istilah yang digunakan ditengah masyarakat untuk memudahkan pemahaman tentang jenis kayu.
Dengan demikian pohon sungkai yang dikenal di masyarakat Jambi bukanlah pengetahuan yang baru.
Namun penggalian tutur dan pengetahuan pengobatan ramuan daun sungkai yang sudah dikenal ditengah masyarakat justru menjadi “booming” ketika pandemic covid-19 mulai melanda. Dan semakin booming kemudian dijadikan ramuan daun sungkai.
Upaya ikhtiar senantiasa kita lakukan.
Sembari menunggu vaksin ditemukan, alangkah baiknya pengetahuan dari leluhur nenek moyang dapat dijadikan alternatif.
Pengetahuan yang ada disekeliling justru mengajarkan kearifan pengetahuan.
Bukankah sering ujaran kita dengar. “Alam takambang jadi guru”. Alam-lah guru kita. Alamlah mengajarkan kita. Agar senantiasa kita belajar dari alam.(***)
Direktur Media Publikasi dan Opini
Jambi Mantap Haris – Sani