HukumKerinciNasionalSungai Penuh

Gurita Judi Online (1)

Sebuah pesan masuk ke ponsel salah seorang tim kumparan, Rabu sore (3/8), via Facebook Messenger. Pengirimnya memperkenalkan diri sebagai Sakura. Foto profil pada akunnya memperlihatkan sosok perempuan berpakaian sensual yang duduk di pinggir kolam berlatar vila mewah.

Sakura memulai percakapan. “Aku mau ngajakin Kakak, nih, gabung di situs yang aku rekomendasiin.”

Situs yang ia maksud adalah situs permainan togel dan slot. Keduanya merupakan jenis judi online. Untuk mereka yang mau bergabung di situs bandar online tempatnya bekerja, Sakura berjanji akan memberikan hadiah utama alias jackpot.

Tim kumparan yang beberapa waktu sebelumnya sempat masuk ke sejumlah grup Facebook yang membahas judi online untuk keperluan liputan, tak mengira bakal diajak bergabung ke situs judi secara agresif dengan penawaran door to door via chat pribadi.

Ajakan Sakura tak langsung kami tanggapi, dan dua jam kemudian Sakura bertanya: apakah jadi gabung?

Kami pun meminta Sakura menjelaskan lebih dulu sistem perjudian di tempatnya, termasuk soal ketentuan deposit.

Sakura meminta komunikasi dilanjutkan di WhatsApp. Di situ, ia menanyakan judi yang biasa kami mainkan—slot atau togel? Kami menjawab belum pernah main.

“Kami sempat lihat di internet ada game slot bergambar Kakek Zeus. Itu sama enggak dengan slot yang ada di web kamu?” tanya kami. Sakura mengiyakan. Permainan itu sama seperti yang ada di situsnya.

Ia lalu mengarahkan kami untuk memasukkan deposit, minimal Rp 10 ribu rupiah. Sementara untuk menarik uang atau withdraw (WD), jumlah minimalnya Rp 50 ribu.

Situs yang ditawarkan Sakura punya berbagai kemudahan bagi pemain untuk menaruh deposit, yakni melalui layanan transfer perbankan nasional seperti BCA, BNI, BRI, BSI, CIMB Niaga, Mandiri, Maybank, atau dengan alat pembayaran digital seperti Dana, GoPay, OVO, dan LinkAja.

Deposit di situs judi online tersebut tidak ditujukan kepada rekening perusahaan yang umumnya berawalan dengan “PT”. Pada tiap deposit, nama pemilik rekening tujuan deposit itu berbeda-beda. Rekening-rekening tersebut diduga atas nama pribadi atau perorangan.

Ketika sudah mentransfer sejumlah uang ke rekening deposit, kami diminta menunggu sebentar. Beberapa menit kemudian, muncul nominal yang berhasil didepositkan di situs tersebut. Nominal itulah yang akan menjadi modal taruhan untuk bermain judi.

Ada tiga jenis permainan di situs tersebut: casino, togel, dan slot.

Meski judi online dilarang menurut Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE), sejumlah situs judi dapat diakses bebas melalui peramban (browser) tanpa perlu menggunakan aplikasi pihak ketiga seperti VPN.

Situs-situs judi itu pun kadang muncul ketika dicari melalui mesin pencari di internet. Berbanding terbalik dengan pencarian situs porno yang tak bakal muncul lantaran diblokir Kementerian Komunikasi dan Informatika.

“Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki muatan perjudian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).”

– Pasal 45 ayat 2 UU No. 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas UU No. 11 Tahun 2008 tentang ITE

Penetrasi Masif Judi Online

Agresifnya penawaran judi online tidak hanya terjadi di Facebook, tapi juga WhatsApp dan SMS. Pada waktu yang berbeda selama beberapa bulan terakhir, tim kumparan misalnya mendapat tawaran serupa lewat WA dan SMS. Ada yang menawarkan main slot di situs tertentu. Ada pula yang menawarkan bocoran slot supaya gacor alias untung besar.

Dari mana situs-situs judi online tersebut mendapatkan nomor telepon pribadi orang-orang?

Jhon yang pernah bekerja tiga tahun di situs dan panel judi online menjelaskan, situs-situs judi menawarkan ragam permainan mereka ke masyarakat via SMS atau chat yang dikirim oleh sales. Jhon sendiri pernah menjadi sales atau digital marketing di salah satu situs judi onlie pada pertengahan 2018 hingga 2019.

Menurut Jhon, nomor telepon calon-calon pemain yang hendak diprospek sales telah disediakan oleh perusahaan judi terkait. Perusahaan mendapatkan nama-nama beserta nomor-nomor telepon mereka, salah satunya, dari himpunan data berisi nama dan nomor telepon yang pernah didaftarkan ke situs judi lain.

“Pendaftaran di web itu kan perlu memasukkan nomor hape. Nah, itu masuk ke database, di CRM (customer relationship management). Kemudian nama-nama dan ID itu dijual lagi, diputarkan [ke situs lain],” kata Jhon. Ia menyamarkan namanya demi keamanan.

Dalam jual beli data pribadi, sambung Jhon, satu nomor hape dihargai Rp 50–100.

Selain lewat jual beli antarsitus judi, nomor hape masyarakat juga menjadi sasaran prospek para sales judi online karena ada orang yang pernah mendaftarkan nomor tersebut ke situs judi tanpa sepengetahuan pemiliknya.

Nomor telepon bisa juga diperoleh sales judi dari kebocoran data pribadi di berbagai platform yang mensyaratkan pendaftaran nomor hape, misalnya di e-commerce atau layanan digital pemerintahan. Bahkan, dapat pula berasal dari berbagai grup dan forum di WhatsApp dan Facebook.

Intinya, ujar Jhon, basis data nomor telepon masyarakat dibeli dari banyak channel, termasuk dari gim lain seperti Higgs Domino yang baru-baru ini diblokir Kominfo.

“Saya pernah dapat database dari Higgs Domino. [Indikasinya] ketika kita chat, [pemain] malah nyambungnya ke Higgs Domino…” kata Jhon. Menurutnya, di Higgs Domino, pemain memang bisa membeli koin menggunakan nomor hape.

Basis data yang melimpah dari berbagai sumber itulah yang menjadi bekal para sales dalam mengirimkan pesan massal (blast) berisi penawaran judi online.

Salah satu situs judi memiliki sales 20–40 orang. Masing-masing sales diberi enam telepon untuk mem-blast penawaran judi online ke nomor-nomor yang menjadi sasaran. Sales mendapat target untuk menggaet 30–35 member atau pemain baru setiap harinya.

Para sales tersebut dibekali instruksi tertentu untuk menggaet calon member, misalnya dengan memasang foto sensual perempuan di foto profilnya, dan mengirim voice note ajakan bernada mendesah.

Tentu saja foto-foto profil itu tidak asli. Alih-alih perempuan seksi, tak jarang operator di baliknya sebetulnya adalah lelaki.

“Kadang lucu, sampai-sampai ada member pacaran sama kami (sales), padahal kan akun wanita ini fiktif. Pernah member minta telepon, aku selalu bilang sibuk kerja. Terus kalau dia minta voice note, aku minta tolong ke teman sebelah yang cewek (buat omong),” kata Jhon.

Sales tak cuma mendapat “bekal” foto cewek seksi untuk dipasang di akunnya, tapi juga diajari cara melakukan persuasi. Contohnya, jika calon member mau bergabung di situs judi online, sales bakal membantunya mendapatkan jackpot.

Itu hanya akal-akalan alias bohong semata. Kalaupun kebetulan member baru itu menang, sales meminta komisi 20 persen.

“Jadi kalau ada tawaran ‘Kakak aku kasih JP (jackpot)’, itu bohong. Bohong semua. Karena digital marketing itu fungsinya ngajak member doang. Dia enggak megang panel. Dia cuma pegang WA,” ujar Jhon.

Selain menggaet member, ada juga sales yang bertugas memberi bocoran atau pola permainan slot yang gacor. Mereka menjanjikan pengaturan atau cara bermain khusus yang diklaim pasti bikin menang. Padahal, lagi-lagi, ini kebohongan belaka.

“Kalau kasih pola-pola, itu teknik marketing. Saya pernah buat, dan itu semau saya. Asal-asalan,” tutur Jhon.

Teknik merayu lain yang dipegang sales antara lain dengan mengirimkan video contoh kemenangan alias jackpot kepada para calon member. Ini pula yang dilakukan Sakura. Ia mengirimkan video gim slot bermodal Rp 158 ribu dengan keuntungan Rp 236 ribu.

Video-video orang bermain slot dan mempertontonkan trik gacor untuk meraup untung besar pun bertebaran di YouTube dan Facebook Gaming. Akun-akun yang menjadi tempat mengunggah video tersebut, ujar Jhon, adalah akun khusus, bukan akun pribadi.

“Itu semua pakai akun WSO (winrate slot online). Itu akun yang disediakan panel untuk buat konten. Jadi misal menang sampai Rp 200 juta, uangnya enggak bisa diambil,” beber Jhon.

Dengan kata lain, WSO adalah akun admin milik para bandar judi yang digunakan untuk kepentingan promosi online.

Manajemen Terstruktur Judi Online

Di balik masifnya penawaran judi online ke ponsel-ponsel masyarakat, ada manajemen terstruktur yang mengoperasikan judi online. Dalam struktur ini, sales hanyalah salah satu subbagian.

Selain sales, ada master yang bertugas mengajak player untuk kembali deposit dan bermain judi. Para master ini terus mengiming-imingi player agar tidak berhenti bermain judi.

Ada pula divisi-divisi lain setingkat admin. Misalnya admin proses yang bertugas memproses transaksi deposit dan withdraw dari para member, admin bonus yang bertugas memberikan bonus kepada member, admin live chat yang bertugas menanggapi keluhan member, dan lain-lain.

Para admin judi online tersebut digaji mulai Rp 4,5 juta per bulan, dengan kenaikan gaji Rp 500 ribu tiap tiga bulan. Mereka umumnya dikontrak enam bulan sekali, dengan perpanjangan kontrak. Mereka mendapat fasilitas tempat tinggal atau mes, juga katering saat bertugas 8–10 jam sehari.

“Kerja di kantor [judi online] itu seperti sistem penjara. Lantai 1-2 tempat kerja, dan lantai 3-4 mes atau tempat tidur. [Karyawan] nggak boleh keluar kecuali seminggu sekali saat libur,” kata Jhon.

Meski sistem kerjanya seperti penjara, Jhon merasa mendapat fasilitas yang mencukupi. Ia menerima gaji bersih tanpa potongan biaya makan dan tempat tinggal. Belum lagi bila mencapai target, komisi bisa sampai Rp 1,5–8 juta per bulannya.

Untuk leader yang membawahi para admin, mereka bahkan bisa digaji Rp 20 jutaan. Leader-leader ini adalah para admin kepercayaan perusahaan. Mereka dinilai memiliki kinerja bagus—cepat dan tepat.

Di atas leader, ada supervisor. Dan di atas supervisor, ada owner. Namun Jhon tak menyebut gaji para atasan tersebut.

Konsorsium Judi Tengah Goyah

Jhon yang juga sempat menjabat sebagai admin proses, pernah memproses transaksi uang Rp 1–2 miliar per hari. Dengan transaksi tersebut, keuntungan bersih yang diraup owner atau bandar itu adalah Rp 300–600 juta per hari, per situs judi online. Padahal, satu bandar bisa memiliki 3–4 situs judi online.

Situs-situs judi online itu menggunakan panel atau provider yang berisi gim-gim tertentu. Di belakang nama situs judi online, kerap ada angka. Angka-angka ini menandakan kepemilikan situs dan konsorsium judi online.

Jhon pernah diberi tahu oleh owner situs judi online bahwa di setiap negara ada konsorsium judi online, termasuk di Indonesia.

“Kalau ada [masalah] apa-apa, pihak web atau bandar ini memberi tahu konsorsium. Merekalah (konsorsium) yang back up keamanan. Jadi misalkan ada yang bertingkah, dia (bandar) lapor ke konsorsium, ‘Nih, tolong atasi.’ Nanti ada pegawai, orang konsorsium, yang eksekusi,” terang Jhon.

Konsorsium tersebut terdiri dari para owner judi online. Ini semacam asosiasi para bandar bersama preman hingga aparat. Konsorsium ini memiliki kepengurusan tunggal, namun menerapkan pembagian kekuasaan dan alokasi wilayah berdasarkan angka kode web judi.

kumparan menanyakan keterlibatan aparat pada konsorsium judi ini kepada Polri. Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo meneruskan pertanyaan tersebut kepada Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Nurul Azizah. Namun, jawaban belum diberikan Polri.

Mereka yang bergabung dalam konsorsium harus ikut aturan main kalau mau aman. Sementara bandar tunggal yang tak ikut dalam konsorsium akan kena sikat.

“[Ada] aturan soal setoran, aturan soal di mana harus buka kantor. Mungkin untuk memudahkan koordinasi. Kalau terpecah-pecah kan sulit mereka koordinasi,” ujar Jhon.

Menurutnya, situasi konsorsium belakangan sedang goyang. Indikasinya, kawan-kawannya yang masih aktif bekerja di kantor judi online banyak yang dipulangkan ke kampung halaman masing-masing.

“Zona merah, banyak razia. Padahal selama tiga tahun saya bekerja di judi online, enggak ada yang seperti ini. Baru sekarang ini, kayak kena angin kuat”.

– Jhon, mantan karyawan judi online

Dari cerita teman-temannya, Jhon mengetahui bahwa pegawai yang tersisa di kantor-kantor judi hanya para master yang bertugas mengompori member lama untuk terus bermain. Sementara sebagian karyawan lain bahkan ada yang dipindahkan ke Kamboja untuk beroperasi dari sana.

Selama ini, kantor judi online banyak beroperasi di Jakarta Utara. Satu situs judi besar bisa memiliki karyawan sampai ratusan orang. Kini, mereka memindahkan karyawan ke Kamboja karena menganggap Indonesia tak lagi stabil untuk aktivitas judi online. Kamboja jadi pilihan karena murah dan mudah untuk menopang operasional.

“Para CS (customer service) judi online juga kebanyakan dilempar ke Kamboja,” kata Jhon.

Pemangku Kepentingan Berpangku Tangan?

Dalam hukum positif Indonesia, judi adalah ilegal. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) Pasal 303 memberikan ancaman pidana penjara paling lama 10 tahun untuk mereka yang tanpa izin menawarkan, memberikan kesempatan, dan turut serta dalam usaha perjudian.

UU Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik juga mengganjar setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan informasi elektronik yang memuat perjudian, dengan pidana penjara maksimal 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar.

Maraknya operasi situs judi online di Indonesia, menurut Kominfo, ditangani dengan pemutusan akses terhadap konten, situs, dan platform perjudian tersebut. Kominfo juga menyebut mengupayakan kegiatan literasi digital untuk membentengi masyarakat dari konten negatif perjudian.

“Ada juga upaya penegakan hukum yang dilakukan Kepolisian. Beberapa upaya tersebut menjadi upaya bersama seluruh elemen, baik pemerintah maupun masyarakat, untuk memberantas judi daring,” kata Juru Bicara Kominfo Dedy Permadi melalui keterangan tertulis kepada kumparan, Sabtu (6/8).

Pun demikian, hingga berita ini ditulis, berbagai situs judi online masih bisa diakses bebas. Menurut Kominfo, situs-situs judi tersebut menerapkan trik-trik untuk mengakali pemblokiran.

“Para penyelenggara judi daring kerap menghadirkan akses dengan nama/bentuk permainan yang sedikit berbeda sehingga terkesan tidak kena pemutusan,” ujar Dedy.

Perubahan nama dan bentuk aplikasi judi online ini dibenarkan Badan Siber dan Sandi Negara. Menurut BSSN, hingga kini masih ada beberapa aplikasi judi online yang ditemukan di Google PlayStore meski sudah diblokir.

“Para pembuat aplikasi terus mengubah DNS maupun IP yang berkorelasi dengan aplikasi tersebut, sehingga aplikasi tetap dapat dipublikasi pada Google PlayStore,” kata Juru Bicara BSSN Ariandi Putra.

Situs-situs judi online juga kerap mendompleng situs resmi pemerintah dan swasta yang sering dikunjungi masyarakat. Situs-situs tersebut diretas agar bisa dimasuki laman baru pada directory domain yang menjadi laman judi online.

Berdasarkan temuan BSSN, sampai saat ini ada 291 URL atau alamat situs yang terindikasi dimanfaatkan untuk situs judi online. Alamat situs tersebut antara lain merupakan entitas pemerintahan (37 situs), sekolah (38 situs), perguruan tinggi (68 situs), dan entitas lain (148 situs) seperti organisasi masyarakat, perusahaan asuransi, koperasi swasta, dan perusahaan jasa konstruksi.

“Suatu sistem/website mudah disusupi promosi judi online disebabkan oleh beberapa hal, di antaranya terdapat kerentanan kritikal pada situs-situs yang dituju,” ujar Ariandi.

Kerentanan situs itulah yang menjadi sorotan BSSN dalam penanganan judi online. Sementara terkait pengelolaan keamanan pada sistem, BSSN menyusun pedoman manajemen pengamanan informasi yang disebut Sistem Manajemen Pengamanan Informasi. Sistem ini tertuang pada Peraturan BSSN Nomor 8 Tahun 2020, dan diharapkan menjadi rujukan bagi pemilik sistem elektronik.

Untuk meningkatkan ekosistem keamanan siber, BSSN juga mengupayakan tiga hal: meningkatkan kapabilitas sumber daya manusia (people), mendorong penguatan keamanan siber (process), dan menyusun skala prioritas kebutuhan infrastruktur pengamanan sistem (technology).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button