KerinciPariwisata/Budaya

Hanil : Pemerintah Gagal Melayani Masyarakat

PERSOALAN WISATA TIAP TAHUN ADALAH BENTUK GAGAL PEMERINTAH MELAYANI MASYARAKAT

Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Viralnya tiket masuk ke objek wisata Danau Kerinci membuat banyak komentar pedas terhadap pemerintah.

Hingga muncul sumpah tidak akan datang ke Kerinci lagi.

Kondisi ini sudah berjalan bertahun-tahun, sementara pemerintah Kabupaten Kerinci tidak ada sikap dan tindakan tegas terhadap persoalan ini.

Adirozal Bupati Kerinci sepertinya tidak malu nama wisata Bumi Sakti Alam Kerinci rusak  di mata wisatawan.

Betapa tidak, meskipun warga hanya lewat di lokasi objek wisata,  tetap dikenakan  karcis.

Siapa yang salah?

Cuitan Hanil tokoh muda Kerinci di akun Facebooknya memaparkan persoalan tersebut.

Menurutnya pemerintah gagal melayani masyarakat.

Dijelaskannya Menyalahkan pihak ketiga (pengontrak wisata tahunan) tidak menyelesaikan persoalan, mereka diduga hanyalah investor dadakan yang lansung mendapat mandat besar dari dinas untuk melakukan pelayan yg bersentuhan lansung dengan masyarakat dan ITU BAHAYA SEKALI, apakah mereka sudah diedukasi oleh dinas tentang asas pelayanan publik yang baik itu bagimana, transpransi, akuntabilitas, partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban.?? Dan itu tanggung jawab pemerintah bukan mereka sebagai pihak ketiga.

Pihak ketiga itu hanya dimanfaatkan oleh dinas pariwisata untuk mengejar target PAD yg tanpa kajian mendalam di sisi aspek sosial masyarakat, dan itu TIDAK MASUK AKAL sekali.

Menyalahkan pihak ketiga tiap tahun itu adalah bentuk ketidakmampuan pemerintah mengatasi masalah, kasian mereka yang hanya hanya AKIBAT dari perlakuan SEBAB… LOGIKANYA jika dinas menjual mahal kepihak ketiga sebagai pengelola, sudah pasti pihak ketiga akan dengan cara mereka menutup modal dan mendapatkan keuntungan terhadap pengunjung wisata itu sendiri.

Disisi lain pihak ketiga sebagai pengelola wisata hanyalah pedagang yang tentunya hanya akan menggunakan prinsip dagang dalam bisnis wisata, yakni ingin mendapatkan keuntungan dari modal/investasi yg diberikan ke dinas pariwisata. TIDAK SALAHKAN MEREKA?

Sementara itu, dinas Pariwista jelas punya tugas sebagai perumus kebijakan, pelaksana kegiatan dan pelaksana mutlak pelaporan dan evaluasi tiap tahun. APKAH tidak belajar dari kekuarangan tahun-tahun sebelumnya?.

Budaya liburan saat lebaran adalah agenda tahunan masyarakat Kerinci, sudah seharusnya sekali setahun pemerintah menunaikan janjinya meningkatkan pelayan yang baik, namun itu GAGAL dilakukan pemerintah kabupaten Kerinci.

Jadi kapan wisata kita MAJU DAN BERKEMBANG.?

Halmo Karimi Ketua Aliansi Bumi Kerinci meminta pemerintah mengambil sikap tegas siapa saja yang bersalah.

“Apa Bupati Kerinci Adirozal tidak malu, wisata Kerinci buruk di mata wisatawan, bertahun-tahun kejadian ini tapi tidak ada tindakan”  ungkapnya.

Jika icon wisata Kerinci mau bagus harus dikelola dengan bagus kata Harmo, kalau Bupati mau bekerja, DPRD mau bekerja.

“Perlu dievaluasi kinerja Pemerintah Darah Kerinci” tegasnya. (Red)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button