IPMK JOGJA POPULERKAN TARI RANGGUK SEBAGAI PROGRAM VISIT TO KERINCI
Ikatan pelajar mahasiswa Kerinci (IPMK) Yogyakarta semakin mengukuhkan diri sebagai duta wisata dan budaya Kerinci di tanah Jawa, khususnya di Yogyakarta. Alasannya sederhana karena dasar kepedulian dan kecintaanya pada Kabupaten Kerinci yang mendalam. Atas dasar tersebut, empat penari dan puluhan anggota IPMK berkumpul dan menampilkan tari Rangguk DI Gebyar Government, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dan berlangsung sukses dengan riuh tepuk tangan dari berbagai mahasiswa yang datang dari seantero Nusantara, seperti himpunan mahasiswa Makkasar, Kalimantan barat, Aceh, Lombok dan ratusan mahasiswa daerah lainnya yang memadati Lapangan Utama Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY).
Acara ini terselenggara atas inisiatif Riski Pustpita, salah satu Mahasiswi ilmu pemerintahan UMY, menjadi Bendahara IPMK, ia lah yang mendaftarkan IPMK ke meja panitia. Bagi Riski, IPMK memang perlu tampil dan promosi budaya dan wisata Kerinci ke setiap event yang dibuat di Yogyakarta. Bak dayung bersambut, beberapa tim penari yang memang sudah terbentuk sebelumnya, seperti Tia Ivontia Vita, Mahasiswi Pascasarjana UNY, menurut hematnya, Tari Rangguk perlu dipopulerkan, karena banyak yang tidak tahu tari ini merupakan paduan estetika dan spiritual, karena memang dulunya pertama kali dibawa oleh ulama dari Ambai, salah satu desa yang sangat religius di Kerinci. Akhirnya Tia Ivontia Vita yang memang sudah aktif dan belajar menari sejak kecil, mengajak beberapa tim penari IPMK lainnya, dalam hal ini terpilih lah dua anggota, yaitu Olla Agustia dan Afrilia Nurul Hidayah, yang keduanya adalah mahasiswi Ilmu Komunikasi dan Akutansi di Universitas pembangunan nasional atau yang disingkat UPN. Dalam acara ini, didapuk lah Agapur, Mahasiswa Hukum Universitas Janabadra yang juga Wakil Ketua IPMK membaca sinopsis Tari Rangguk tersebut.
Kegiatan ini mendapat respons dari pengurus Inti IPMK dan dewan perwakilan anggota (DPA), Bagi Rozi Ketua Umum IPMK, kegiatan ini sebagai peletakan batu pertama terhadap program IPMK visit to Kerinci di Jogja, artinya IPMK punya program untuk mempromosikan budaya dan wisata Kerinci yang memiliki nilai jual yang tinggi. Pengurus sudah mengadakan rapat berkali-kali mengenai ini. Bahkan bentuk konkretnya kami sudah memesan makanan khas Kerinci, seperti dodol kentang, sirup kayu manis, teh kayu aro, termasuk kerupuk dan kacang-kacang khas Kerinci. Bahkan dalam beberapa minggu lagi, IPMK akan mengadakan stand pameran kecil, yang menjual makanan dan membagikan brosur wisata lewat foto dan tulisan di beberapa titik keramaian Jogjakarta. Seperti depan monument sebelas maret km 0 yang diyakini sebagai jantung Kota Yogyakarta, dan pasar minggu di Universitas Gadjah Mada.
Kerinci memiliki keunikan khas dibanding daerah lain, terutama alamnya yang menawan. Paldo anggota DPO yang juga mantan ketua umum IPMK melihat potensi Kerinci harus selalu di promosikan, tidak ada wisata tanpa promosi. Terutama yang menjadi prioritas adalah Gunung Kerinci dan Danau Gunung tujuh, dua tahun lalu saya kesana, sangat banyak wisata asing dan domestik yang mendaki dan liburan ke sana. Termasuk waktu itu mahasiswa kehutanan UGM, mahasiswa cilacap UNY, dan beberapa penikmat alam yang berasal dan menetap di Yogyakarta. Itu artinya Gunung Kerinci dan danau Gunung tujuh sudah mendapat tempat yang luar biasa. Tinggal bagaimana kami yang muda mempromosikan lebih massif lagi. Itu akan terus kami perjuangkan, kami sudah punya alumni IPMK yang menjadi tour guide di Gunung Kerinci, saudara Muhammad Ari. Lengkap dengan fasilitas dan peralatan gunungnya. Ungkap mahasiswa Teknik industri Universitas Tekonologi Yogyakarta tersebut.
Kendati demikian respons lainnya disampaikan oleh Agung Iranda, yang juga DPO dan mantan Ketua umum IPMK Yogyakarta, menurutnya, terobosan yang sangat luar biasa IPMK dengan mengadakan program visit to kerinci, ditengah minimnya anggaran yang dimiliki, IPMK tetap ikhlas bergerak. Bila perlu kita akan duduk bersama dengan organisasi mahasiswa Kerinci di Pula jawa, semisal Prasasti Semarang, IMK Bogor, HMK Jakarta, termasuk IMK Bandung. Ini Program yang sangat ambisius, maka perlu sekali perhatian pemerintah dan unsur masyarakat Kerinci. Kita tahu Kerinci belum begitu dikenal di Jawa dan Indonesia pada umumnya. Setiap acara Kerinci selalu yang datang orang Kerinci, Misal acara pelantikan dan halal bi halal HKK, pameran taman mini, termasuk festival danau Kerinci. Kita anak muda ingin bergerak untuk lebih progresif, dengan turun ke jalan yang banyak orang menyaksikan di titik keramaian, dengan begitu Kerinci akan dikenal, kalau tidak begitu akan sulit sekali. Ungkap Mahasiswa magister Psikologi Universitas Gadjah Mada tersebut.
Hampis semua anggota IPMK yang hadir dalam tari rangguk IPMK di UMY, sepakat IPMK harus menjadi pelopor visit to Kerinci di Jawa, minimal di Jogjakarta, tampilan tari rangguk ini merupakan satu langkah awal yang baik sekaligus solusi bagi pariwisata Kerinci, partispasi pengurus, seperti Syarif, Fuadi, Leki Agusnadi, Anggun, Habibi, Sanupal, Heri, Agil, dan juga Lia merupakan pengurus IPMK dari berabagai Universitas, siap untuk bergerak demi wisata dan budaya Kerinci.