HukumJambi

Keranda dan Gambar Wali Kota Dibakar Massa

 

Keranda dan Gambar Wali Kota Jambi Dibakar Massa
Keranda dan Gambar Wali Kota Jambi Dibakar Massa

Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Ratusan orang dari berbagai organisasi melakukan unjuk rasa di depan Kantor Walikota, Kotabaru Kota Jambi, untuk menolak kenaikan tarif air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Mayang, Senin (18/3).

Aksi merupakan aksi kelima kalinya dari berbagai organisasi masyarakat, aktivis lembaga swadaya dan masyarakat umum melakukan unjuk rasa untuk menolak kenaikan air.

Dilansir gatra.com pantauan di lapangan, para demonstransi menyampaikan aksi sejak pukul 09.00 WIB. Mereka ingin bertemu langsung dengan Walikota Jambi Syarif Fasha atas kenaikan tarif air membengkak 100 persen tetapi Walikota Syarif Fasha tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti salah satu kegiatan seremonial di Kota Jambi. Kemudian sejumlah massa melemparkan telur ayam ras ke gerbang kantor sebagai bentuk protesnya.

Terlihat massa membentangkan sejumlah karton berisi tuntutan dan menggontong satu keranda jenasah yang dirakit kayu, berbalut kain berwarna hitam yang juga bertuliskan sejumlah tuntutan dan membawa gambar Walikota Jambi Syarif Fasha seorang diri dalam satu kegiatan, selanjutnya massa menuliskannya ‘Senyummu Derita Rakyat’.

Baca juga:  Insiden Pengrusakan Motor Pemuda Belui Dilaporkan ke Polsek Air Hangat

Petugas kepolisian terlihat mengawal ketat aksi itu dan menutup satu jalur di kawasan tersebut. “Setelah kami sweeping ternyata kosong. Walikota Jambi menghadiri kegiatan seremonial. Maka terjadilah aksi tegang massa dengan petugas Satpol PP. Kami kecewa sepertinya walikota lari dari permasalahan ini, yang tidak peduli dengan rakyatnya,” ujar Kordinator Aliansi Masyarakat Menggugat, Abdullah.

Abdullah menjelaskan pemerintahan Syarif Fasha sebagai Walikota Jambi telah gagal karena mengeluarkan kebijakan yang memberikan penderitaan bagi rakyat. Dengan menaikan itu maka secara otomatis berdampak kepada harga kebutuhan pokok, maupun yang lainnya. Apalagi dasar menaikan tarif merupakan kebijakan yang melanggar aturan, juga tidak berpihak kepada rakyat. Karena semakin menyulitkan masyarakat pada umumnya.

Kemudian massa bergeser ke Kantor DPRD Kota Jambi sembari menggotong keranda jenazah berwarna hitam. Massa bertemu sejumlah pimpinan DPRD menggelar pertemuan secara terbuka dan mendesak pansus yang dibentuk DPRD untuk segera diselesaikan secepatnya. Kemudian DPRD membentuk hak angketnya menurunkan Syarif Fasha sebagai Walikota Jambi.

Baca juga:  Tercium Praktik Permainan Penjulan LPG 3 Kg di Bumi Sakti Alam Kerinci

Usai rapat, massa meminta Ketua Pansus, Paul Andre Marisi untuk membakar keranda yang diletakan massa di depan kantor DPRD itu secara simbolis sebagai bukti kepedulian kepada massa. Setelah dibakar, selanjutnya kekesalan massa meletakkan gambar Walikota Jambi di sebelah kiri keranda yang sedang terbakar. Kepulan asap dan korban api pun terlihat besar, arah angin mengarah ke kantor walikota yang bersebelahan dengan kantor DPRD.

“Kita membakar itu karena bukti protes ketidak adanya kepedulian Walikota Jambi. Kami masih menunggu beberapa hari ini dari hasil keputusan pansus,” kata Abdullah.

Massa mengancam, apabila DPRD tidak memenuhi tuntutan pihaknya akan mensosialisasikan diri kepada seluruh masyarakat untuk tidak lagi memilih seluruh anggota DPRD yang kembali mencalonkan diri di pemilihn umum 2019. “Kita memastikan pansus yang dibentuk DPRD atas kenaikan tarif air tetap berjalan,” kata Ketua DPRD Kota Jambi, Muhammad Nasir.

Baca juga:  Toke Rokok Illegal Diduga Oknum Aparat “BS", APH Tutup Mata, Biaya Pengamaan pun Mengalir

Ketua Pansus, Paul Andre Marisi mendukung gugatan YLKI melawan Walikota Jambi dan Dirut PDAM Tirta Mayang. Ia berharap Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jambi berpihak kepada masyarakat. Pihaknya menyatakan kesiapannya jika ditunjuk sebagai saksi oleh Pengadilan Negeri Jambi atas kenaikan itu bahwa DPRD juga menolak dengan kenaikan tarif itu.

“Mudah-mudahan hakim berpihak kepada masyarakat, dan kita DPRD mendukung YLKI. 2 atau 3 hari ini hasil pansus akan kami simpulkan,” kata Paul.

Ketua YLKI Jambi, Ibnu Kholdun mengatakan selama aksi yang dilakukan oleh massa, Walikota Jambi tidak pernah sama sekali menanggapi. “Artinya kami masyarakat Jambi tidak memiliki walikota, kami minta ketegasan dari DPRD. Walikota yang dipilih rakyat tidak mau mendengarkan aspirasi Kami. Kami tidak butuh pemimpin yang tidak ingi mendengarkan rakyatnya. Kami harap ketegasan DPRD melakukan impeachment pemberhentian Walikota Jambi sebelum masa jabatannya berakhir,” kata Ibnu. (*)

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button