KerinciopiniSungai Penuh

Kerinci Time dan Martono

Oleh Noprizal Mantan Wartawan Harian Jambi Ekspres

12 tahun yang lalu, bayi mungil itu lahir. Lahir melalui tangan seorang “Bidan” senior dan handal.

Ia mencoba tampil gagah perkasa dengan segala kekurangan dan keterbatasan. Bayangkan saja, bagaimana bisa, ada bayi yang memaksakan diri untuk berdiri tegak dan bersuara lantang. Jika enggan disebut mustahil, sebut saja hampir tidak mungkin.

Itulah yang terjadi dengan Bayi Mungil Kerinci Time 12 tahun lalu, ia bisa keluar dari kondisi tersebut, karena punya bidan, pengasuh senior dan handal, itu adalah Martono.

Saya mengikuti perkembangan Kerinci Time sedari awal. Pasang surut media online Kerinci Time pun saya ketahui.

Martono, sebagai pemegang kendali, berdiri dan berlarinya Kerinci Time selalu menyibak kisah, bercerita, dan mencari solusi perkembangan media online di ranah kincai. Ia sangat serius menjaga eksistensi media online yang selalu tampil dengan warna kebanggaannya “merah”.

Baca juga:  Dugaan ASN Terlibat Kampanye AL-AZHAR di Sungai Penuh

Saya bersama sejumlah rekan-rekan mantan wartawan yang dulunya berkecimpung di Media Cetak dan online di Kerinci dan Provinsi Jambi pun merasa bangga ketika dianggap oleh pimpinan Kerinci Time, sebagai satu dari banyaknya orang yang terlibat dalam membesarkan media miliknya.

Nama Martono, tidak besar karena Kerinci Time. Tapi Martono bisa menjadikan Kerinci Time menjadi media besar dan tahan banting terhadap berbagai macam gempuran dan situasi.

Satu hal yang harus dipelajari dari Martono. Ia selalu santun, ia selalu menaruh hormat, ia sangat pandai menghargai sesama. Meskipun terhadap rekan-rekannya yang sudah tidak lagi berkecimpung di dunia jurnalistik.
Ia tetap menganggap bahwa rekan-rekan yang pernah berjuang di barisan itu, adalah orang yang ikut mewarnai tumbuh kembangnya jurnalistik di Bumi Sakti Alam Kerinci.

Baca juga:  Puluhan Ribu Warga Memadati Kampanye Akbar AZ-FER di Lapangan Merdeka

Tentu dari Martono, kita harus banyak belajar. Di samping mempertahankan eksistensi, hubungan persahabatan harus tetap dijaga dengan tidak mengenyampingkan sosial kontrol yang dimiliki selaku pekerja media.

Padahal dengan nama besarnya, pengalaman di media yang cukup lama, Martono bisa saja berperilaku agak sedikit angkuh. Tapi itu sama sekali tidak ada pada diri Martono.

Itu lah senior yang sesungguhnya, bukan yang merasa senior, lantas berbuat sesuka hati, tanpa menaruh rasa hormat kepada yang lain.

Selamat Ulang Tahun Kerinci Time, Sukses selalu Senior Martono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button