LTA Dan Sanggar Seni Incung Tanam Pohon Di Halaman Empat Jenis
Kerincitime.co.id, Sungai Penuh – Setelah lebih 5 tahun dibiarkan terlantar pasca amuk masa desember 2008 yang lalu, saat ini bangunan simbol kebanggaan masyarakat adat se alam Kerinci di Tengah tengah Kota Sungai Penuh yang dikenal dengan bangunan umah empat jenis sejak 2 bulan terakhir telah dapat dimanfaatkan kembali oleh sejumlah seniman dan budayawan alam Kerinci di Kota Sungai Penuh.
Sebagai wujud kepedulian terhada aset budaya kebanggaan masyarakat adat se alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci) minggu 23 Maret 2014 dilaksanakan bhakti sosial peduli umah empat jenis dengan melaksanakan kegiatan penanaman pohon kehidupan yang berfungsi sebagai pohon pelindung.
Para aktifis Lingkungan/Pecinta alam di pimpin Direktur Lembaga Tumbuh Alami HJ.Emma Fatma dan anggota sanggar seni Incung(sarung) secara masal melakukan penanaman bunga dan pohon dan melakukan gerakan” sapu bersih sampah dan sisa kaca kaca beling ”yang ada di halaman muka umah empat jenis .
Pengurus Sanggar Seni Incung (Sarung) Desy , Puput Utari,Igun dan Anjie menyebutkan, sejak awal Februari lalu puluhan seniman dan budayawan muda yag berasal dari sejumlah pergurun tinggi negeri da swasta di Kota Sungai Penuh melaksanakan berbagai aktififitas berkesenian dan kegiatan kebudayaan.
Untuk tahap awal pengurus dan anggota Sanggar Seni Incung melakukan kegiatan mengangkat peninggalan kebudayaan berupa aksara incung dan mengunjungi dan melakukan action research sejumlah situs situs budaya seperti Masjid Kuno,Rumah tradisional suku Kerinci dan mengunjungi sejumlah artefak yang ada di Kota Sungai Penuh.
‘Insya Allah kedepan Sanggar Seni Incung akan melakukan pendataan dan pendokementasian potensi Tanggible dan Intangible yang ada di Kota Sungai Penuh dan di Kabupaten Induk (Kerinci)” Kata Desy.
Direktur Lembaga Tumbuh Alami Hj.Emma Fatma menyambut baik dan mendukung ide dan gagasan Sanggar Seni Incung yang berniat melestarikan dan merawat seni dan kebudayaan di alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci). ”Saya dan kawan kawan akan mencoba mencari Founding dari dunia internasional” katanya.
Kekayaan khasanah kebudayaan, Peradaban masyarakat dan Kawasan Konservasi (TNKS) yang berada di daerah kita telah dikenal luas hingga mancanegara, bahkan alam Kerinci (Kota Sungai Penuh dan Kabupaten Kerinci) merupakan pusat peradaban Melayu tertua yang ada di dunia.(budhi)