
Propinsi Jambi Dari Masa Ke Masa
Oleh: Budhi Vrihaspathi Jauhari
Kerincitime.co.id, Jakarta – Tanggal 6 Januari yang akan datang Propinsi Jambi genap berusia 57 Tahun, Diusianya yang ke 57 Propinsi yang memiliki beragam potensi sumber daya alam ini semakin tumbuh dan berkembang pesat.
Dalam rangka menyambut hari ulang tahun ke 57 Propinsi Jambi,penulis Budhi Vrihaspathi Jauhari dan Nurul Anggraini Pratiwi menulis kilas balik Bumi pucuk Jambi Sembilan Lurah.
Propinsi Jambi merupakan bagian dari Pulau Sumatera yang tergolong sebagai sebuah pulau terbesar di Indonesia,tepatya berada di bagian pinggang pulau Sumatera atau bagian Sumatera Tengah
Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah Propinsi Jambi memiliki bentang alam yang uniek dan spesifik, potensi sumber daya alam yang menjanjikan dan keaneka ragaman seni dan budaya merupakan anugrah Tuhan yang belum sepenuhnya dapat di manfaatkan
Propinsi Jambi terletak dipinggang Pulau Sumatera dengan Koordinat 0” 45” – 2”45 Lintang Selatan dan 101” 11” – 104 55 ” Bujur Timur, total luas wilayah keseluruhan 53.435.720 Ha. dan sekitar 5.100.000.Ha. mer upakan wilayah daratan. dengan batas batas wilayah adalah:
Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Riau
Sebelah selatan dengan Propinsi Sumatera Selatan
Sebelah Barat dengan Propinsi Sumatera Barat
Sebelah timur berbatasan dengan Laut China Selatan
Sebelum menjadi Propinsi pada tahun 1957,melalui Undang Undang Darurat Nomor :19 /1957 tanggal 9 Agustus 1957,daerah Jambi merupakan salah satu Kerisedenan dalam lingkungan wilayah Propinsi Sumatera Tengah yang ibu kotanya pada waktu itu di Bukit tinggi.
Sebagai suatu daerah Kerisedenan, Jambi terbagi atas satu daerah Kotapraja yang disebut Kota praja Jambi dengan ibu negerinya Jambi, dan dua daerah Kabupaten masing masing Kabupaten Merangin ibu negerinya Bangko,dan Kabupaten Batanghari dengan ibu negerinya Jambi.
Saat Jambi masih dalam bentuk Kerisedenan daerah Kerinci tidaklah termasuk dalam Kerisedenan Jambi, Kerinci merupakan suatu kewedanaan yang berada dalam lingkungan Kabupaten Pesisir Selatan Kerinci( PSK)
Setelah satu tahun berdirinya Daerah Tingkat Jambi melalui Undang Undang Darurat Nomor 19 /1957, lahir pula Undang Undang lain yang memperbaharui Undang Undang tersebut, Undang Undang dimaksud adalah UU Nomor 81 yang menetapkan Jambi sebagai sebuah Propinsi yang dipermekar daerahnya atas daerah Swantara Tingkat II yang meliputi:
– Kabupaten Tanjung Jabung dengan ibu kotanya Kuala Tungkal
– Kabupaten Batanghari dengan ibu kotanya Jambi dan dipindahkan ke Muara Bulian
– Kabupaten Bungo Tebo dengan ibu kotanya Muara Bungo
– Kabupaten Sarolangun Bangko degan ibu kotanya Bangko
– Kabupaten Kerinci dengan ibu kotaya Sungai Penuh
– Kotamadya Jambi dengan ibu kotanya Jambi
Propinsi Daerah Tingkat I Jambi itu sendiri ibu kotanya adalah
Jambi,yang dulunya pernah diusulkan oleh Presiden Republik Indonesia Ir.H. Soekarno untuk diganti dengan nama Telanaipura, nama ini diambil dari nama seorang Raja yang sangat termashur dari Kerajaan Melayu Jambi pada masa dulu, yaitu Tun Telanai,dan nama ini hilang dan tidak dipakai,.menghilangnya nama tersebut bukan tidak dipakai sama sekali, namun nama itu diabadikan sebagai nama sebuah Kecamatan dalam kota Jambi yakni Kecamatan Telanaipura dan Kecamatan Telanaipura dijadikan sebagai kawasan pusat perkantoran Pemerintah Propinsi Jambi dan pusat Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta.
Pada tahun 1981 Jumlah Penduduk Propinsi Jambi sebanyak
1.489.928 Jiwa dengan kepadatan penduduk 28 Jiwa /Km2.- Jambi memiliki iklim tropis dengan curah hujan antara 2000-3.500 mm dengan jumlah hari hujan 116-154 hari pertahun,musim hujan terjadi pada bulan April sampai September,Suhu terendah rata rata 21” C daqn suhu paling tinggi 34,4”C
Dampak Positif gerakkan Reformasi yang melanda Tanah air .juga berdampak bagi Propinsi Jambi , Propinsi Jambi yang semlula hanya memiliki 5 Kabupaten dan satu Kotamadya saat ini telah berkembang menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota mulai dari kaki Gunung Kerinci hingga ombak yang berdebur di selat Berhala Tanjung Jabung Timur Daerah ini dihuni oleh berbagai suku bangsa antara lain Suku Melayu Jambi,Suku Kerinci, Suku Kubu ( Suku Anak Dalam ) Suku Minangkabau, Banjar, Jawa masyarakat / suku keturunan China, Arab, Pakistan dan sejumlah suku suku lainnya yang ada di Nusantara.
Letak Propinsi Jambi sangat strategis, yang berada di tengah tengah Pulau Sumatera yang berhadapan dengan Batam, Singapura dan Malaysia, lautnya merupakan bagian dari alur pelayaran nasional Indonesia yang ramai.
Pada masa lampau sekitar Abad VII – sampai dengan Abad XIII pelabuhan Jambi dan Kuala Tungkal merupakan tempat persinggahan kapal kapal dari pulau Jawa, Indonesia bagian timur serta saudagar saudagar dari Tiongkok, Gujarat India, Timur tengah dan Eropa.
Propinsi Jambi merupakan daerah yang memiliki akar budaya yang tinggi dan luhur, berbagai Peninggalan Budaya masa lalu hingga saat ini masih dipelihara dan dijadikan sebagai salah satu aset potensi kebudayaan ,seni dan pariwisata.
Peradaban Masyarakat Propinsi Jambi dimasa lalu hingga saat ini masih banyak yang penuh misteri dan dijadikan sebagai kawasan wisata, dan kawasan penelitian.
Diantara peninggalan budaya di Propinsi Jambi antara lain Peninggalan batu batu menhir, selindrik, batu bergambar yang banyak tersebar di Kabupaten Kerinci, Kota Sungai Penuh dan Merangin, dari peninggalan budaya yang penulis amati menunjukkan bahwa peradaban masyarakat asli Propinsi Jambi telah berkembang jauh sebelum zaman Prasejarah dimulai.
Beberapa dekade terakhir Pembangunan di Propinsi Jambi telah menunjukkan hasil yang cukup gemilang, pertumbuhan ekonomi masyarakat cenderung mengalami peningkatan, berbagai upaya terus dilakukan oleh Pemerintah Propinsi Jambi bersama Pemerintah Kabupaten dan Kota yang ada di Propinsi Jambi.
Sektor Perkebunan dan Pertambangan , Pariwisata terutama Sub Sektor Perkebunan Kelapa Sawit, Karet, Kopi, Casiavera dan Teh telah mampu memberikan sumbangan kontribusi untuk mempercepat Proses Pembangunan.
Masalah Infrastruktur Transportasi yang selama puluhan tahun belum teratasi, saat ini mulai dilakukan pembenahan dan peningkatan, ruas jalan dan jembatan Propinsi yang berada diwilayah Bangko-Sungai Penuh – Kerinci belakangan ini mulai dilakukan peningkatan dan perbaikan.
Untuk transportasi udara saat ini Propinsi Jambi telah memiliki 3 bandar udara, satu diantaranya dalam proses penyelesaian, sementara Bandara Depati Parbo Kerinci telah dapat didarati oleh Pesawat Foker 50 dengan kapasitas 50 tempat duduk.
Gubernur Jambi Drs.H.Hasan Basri Agus ,MM menyebutkan Infra struktur Jalan Propinsi dan Jalan Nasional yang kondisinya layak dan baik hanya 31 Persen, dan hampir 70 persen dalam kondisi rusak dan sedang diharapkan dengan Program Jambi EMAS kondisi jalan menjelang Akhir tahun 2015 akan mengalami peningkatan., untuk memacu pertumbuhan pembangunan di Propinsi Jambi selama kepemimpinannya telah menetapkan Visi Pembangunan Provinsi Jambi yakni Jambi EMAS ( Ekonomi Maju,Aman,Adil dan Sejahtera ) 2015, dari Visi tersebut telah tergambar kondisi seperti apa yang diharapkan.
Visi yang telah ditetapkan tersebut tidak akan mungkin dapat tercapai tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat Propinsi Jambi, untuk mewujudkan Jambi EMAS 2015 diperlukan dukungan dari berbagai pihak dan masyarakat secara bersama sama sebagaimana prinsip yang terkandung dalam Selokoh adat yang mengatakan ” Kegunung samo mendaki, kelurah samo menurun,berat samo dipikul,ringan samo dijinjing”.
Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan menggalakkan ekonomi kerakyatan,dan tidak kalah pentingnya Pemerintah Propinsi Jambi juga melakukan pembenahan infrastruktur, pemanfaatan jalur transportasi sungai, pengerukan sungai Batanghari, pengembangan Bandar Udara Sultan Thaha Syaifuddin,mengupayakan adanya jalur kereta api di Propinsi Jambi termasuk pembangunan sarana dan prasarana rumah swadaya dan rumah sederhana sehat.
Dan menariknya untuk mempercepat terwujudnya Visi Jambi Emas 2015 telah meluncurkan program SAMISAKE (Satu Milyard satu kecamatan) salah satu kegiatan program Samisake adalah program Bedah Rumah sebagai upaya meningkatkan kwalitas perumahan bagi masyarakat yang tidak mampu,Pemerintah Provinsi Jambi dalam kurun waktu 5 tahun mengalokasikan anggaran untuk penanganan 25.000 rumah atau 5000 unit rumah pertahun dengan targer sasaran keluarga sangat miskin sebanyak 34.180 KK
Untuk mewujudkan Program,Pemerintah selain menggunakan dana APBD diharapkan peran swasta untuk ikut ambil bahagian,dunia usaha termasuk Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang ada di Propinsi Jambi agar ikut ambil bagian dan berpartisipasi secara aktif melalui mekanisme “Corporate Sosial Responbility”
Gubernur Jambi Drs.H.Hasan Basri Agus,MM dalam sebuah acara mengemukakan,banyak jalan untuk membangun dan mensejahterakan masyarakat, salah satu upaya yang dapat dilakukan melalui CSR (Corporate Sosial Responsibility), Program ini dapat dilakukan oleh perusahaan untuk membantu Pemerintah Propinsi dan Pemerintah Kabupaten /Kota, namun peruntukkan itu harus jelas dan tepat sasaran, program ini bila dilaksanakan secara serius akan sangat membantu masyarakat menuju perubahan kearah yang lebih baik.