HOT NEWS

Remaja Hamil Boleh Sekolah

Kerincitime, JAMBI –  Pendidikan di sekolah menengah bukan hanya untuk yang masih belum menikah saja, tapi juga untuk yang sudah menikah di usia dini. Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Jambi menjamin remaja yang sudah menikah masih tetap bisa sekolah.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Bidang Pendidikan Menengah Disdik Kota Jambi, Sofyan, menanggapi keputusan sejumlah siswa yang berhenti sekolah karena hamil saat masih di bangku sekolah. Namun katanya, pendidikan formal juga memiliki batasan tertentu.
Satu di antaranya adalah tidak memiliki siswa yang sedang hamil atau menikah. “Kalau siswa yang hamil di SMA misalnya, sementara anak SMA belum usia orang menikah jadi etikanya tidak bagus,” katanya kepada Tribun, Jumat  (19/7).
Dia menyebut adanya pembatasan itu karena memungkinkan anak sekolah yang sudah hamil mempengaruhi psikologis temannya yang belum menikah. “Jangan-jangan nanti bercerita tentang pekerjaan dia sebagaisuami istri, anggaplah ini halal, tapi ini akan sangat membahayakan,” terangnya.
“Melihat contoh saja dalam film, gambar tanpa gerak itu akan mempengaruhi psikologis anak. Apalagi ia mendapat cerita langsung. Itulah pembatas-pembatasnya,” tambahnya.
Diungkapan Sofyan, anak-anak dengan kondisi seperti itu baik hamil atau menikah dia tetap bisa melanjutkan pendidikan atau sekolahnya di jalur non formal, yakni paket B atau paket C.
Ditegaskannya, sudah tidak ada lagi perbedaan antara sekolah formal atau non formal. Lulusan Paket B bisa melanjutkan ke SMA. Bahkan siswa di paket C bisa pindah ke sekolah formal.
Perbedaannya hanya pada sistem pembelajaran saja. Jika sekolah formal wajib dijalani tiap hari sekolah, sekolah non formal memiliki tiga mode pembelajaran yakni tutorial, tatap muka, dan mandiri.
“Jadi kalau dia menikah atau hamil disarankan ke paket B atau C.  Daripada nanti dia bercerita kekawannya tentang hubungan dia. Beresiko untuk kawannya,” terang Sofyan.
Meskipun demikian, ia mengaku belum pernah mendapatkan laporan dari sekolah ada siswa yang dalam posisi menikah. Begitupun dalam keadaan hamil. Kalaupun ada isu demikian, ia mengaku secara resmi tidak pernah dilaporkan.
Begitupun siswa yang ketahuan hamil atau menikah sebelum mengikuti UN. Namun khusus kasus ini, ia mempunyai penyelesaian sendiri. Siswa menurutnya tetap bisa mengikuti UN, namun tempatnya yang harus dibedakan.
“Ikutlah UN tapi tempatnya, bisa ditempat saya. Dia ujian didinas, dianggap sakit kalau sudah di penghujung UN ketahuannya,” kata Sofyan.
Terkait data tentang banyaknya perempuan di Jambi yang menikah usia dini, yakni masih dibawah 19 tahun, ia mengatakan pihaknya sangat menyayangkan hal tersebut. Meskipun tidak ada data pasti, menurutnya banyak sebab terjadinya pernikahan dini.
Mulai dari keadaan fisik perempuan yang menarik, faktor ekonomi yang membuatnya tidak bisa bersekolah, hingga masih berlakunya paradigma orang tua lama dimana perempuan tidak perlu bersekolah tinggi dan juga tidak bisa dipungkiri adanya seks bebas.
“Kami sangat menyayangkan hal itu. Kami akan menyampaikan ini kepada pimpinan Kota Jambi agar mendukung pelaksanaan pendidikan universal yang identik dengan wajib belajar jenjang SMA dan SMK,” ungkapnya.
Sementara itu, Psikolog di Jambi, Rizky, mengungkapkan bahwa kasus pernikahan dini di Jambi sejak dahulu memang cukup tinggi. Oleh sebab itu, katanya, perlu keseriusan pemerintah menangani masalah ini.
“Dampaknya wanita yang akan tidak berdaya. Bayi tidak sehat, angka kematian ibu tinggi karena umur 15 tahun sudah menikah,” ungkapnya.
Ibarat buah, ujarnya, maka bila masih muda tidak bagus untuk dipetik. Apalagi seorang wanita yang masih menikah dipaksa menikah dan menjalani kehidupan rumah tangga.

Baca juga:  Rizal Djalil Nyatakan Dukung Monadi - Murison

“Dia hamil, padahal alat reproduksinya belum siap. Kalau dia tidak bagus bagaimana dia menghasilkan anak yang baik. Harusnya diusia segitu dia masa bermain tapi dia harus menghadapi tugas-tugas rumah tangga. Maka ada yang hilang darinya,” ujarnya.(TRIBUNJAMBI.COM)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button