Setelah Viral Aksi Buang Kentang di Jalan, Pengojek Sayur Minta Maaf
Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Beberapa hari lalu heboh, petani di Kayu Aro membuang kentang, kubis, kol di jalan. Dan berita tersebut sempat menjadi viral, apa lagi aksi membuang sayuran ke jalanan ini merupakan bentuk protes warga terhadap rendahnya harga sayuran di Kerinci. Ternyata dilakukan oleh pengojek sayur.
Senin (28/1) para pengojek sayur dan pedagang di Kayu Aro Kerinci meminta maaf atas aksi buang kentang, kubis, kol dan lainnya di jalan itu.
” kami mohon maaf kepada petani, warga dan pemerintah” ungkap Rosi Vaskal bersama Pori Andani didampingi Ketua Gapoktan dan Kepala Desa Sangir Arif Fandani, Senin (28/1).
Dijelaskanya bahwa sayuran yang dibuang tersebut berupa kentang yang kecil-kecil, kol yang dibuang adalah kol yang tidak laku di pasaran.
Memudian ini adalah tindakan salah dan kilaf serta tidak mendidik bagi kalayak ramai. “kami minta maaf kepada masyarakat tani dan tidak akan mengulangi perbuatan seperti ini lagi” ungkpanya.
Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Kerinci, Radium Khalis mengatakan saat ini produksi sayuran di Kabupaten Kerinci sedang panen raya. Kerinci merupakan sentra sayuran dan penduduk mengandalkan hidupnya dari pertanian.
“Kami memberi pembinaan ke petani untuk mengikuti anjuran bertani yang baik dan mendampingi dalam proses produksi, malam ini juga dialog dengan petani mencari solusi solusinya,” ujarnya.
Bahkan, lanjut Radium, pihak dari Kementan pada hari Jumat (25/1) kemarin, telah membantu benih kentang unggul sebanyak 4 ton dan benih kubis untuk 3 hektare.
“Kementan juga menyiapkan bantuan sarana pasca panen dan olahannya sesuai hasil identifikasi kebutuhan kelompoktani,” ucapnya.
Terpisah, Dirjen Hortikultura, Kementan Suwandi mengungkapkan Tim Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementan selalu bergerak cepat menyelesaikan masalah di lapangan. Kementan pun selalu mendorong agar para petani dalam kelompoktani intensif menerapkan 10 jurus berusaha tani sehingga pasokan dan harga stabil. “Pertama, agar menggunakan benih unggul sehingga produktivitasnya naik,” sebutnya.
Kedua, sambung Suwandi, petani agar mengikuti anjuran pola tanam antar waktu dan antar lokasi sehingga pasokan stabil setiap bulannya. Ketiga, pupuk organik dibuat sendiri dari bahan sekitar.
Keempat, pestisida dibuat sendiri yang ramah lingkungan sehingga efisien biayanya dan produk berkualitas.
Kelima, pasca panen yang baik. Selanjutnya, keenam, hilirisasi dengan industri olahan skala rumahtangga. Ketujuh, kemitraan dengan pelaku usaha dan eksportir.
Kedelapan, membangun tata niaga yang efisien dengan membentuk koperasi. Kesembilan, membangun pasar lelang di farmgate. Dan kesepuluh, mendorong produk berkualitas supermarket dan ekspor. “Dengan 10 jurus itu diharapkan produksi dan produktivitas naik, harga bagus dan kesejahteraan petani meningkat,” pungkas Suwandi. (metrojambi.com)