Sopir Angkot Keberatan Dengan Beroperasinya Bus Koja Trans
Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Sejak beberapa pekan terakhir, bus Koja Trans (Kota Jambi Transport) sudah beroperasi di dalam Kota Jambi. Moda angkutan umum alternatif ini, kehadirannya malah “menjepit” angkutan kota (angkot) yang sudah lama beroperasi.
Pantauan Jambiseru.com di lapangan, Anton, seorang sopir angkot jurusan Mayang-Pasar, mengaku dapat informasi saat sosialisasi Koja Trans.
“Katonyo rapat sudah dua kali bersama pemerintah, di kantor Walikota, tapi yang dua kali be sayo dak tahu, Bang,” ungkap Anton saat wartawan Jambiseru.com media partner Kerincitime.co.id menaiki angkotnya, Senin (18/11/2019).
Anton melanjutkan, dari rapat tersebut, dihasilkan keputusan bahwa bus Koja Trans itu tidak akan mengambil penumpang di pinggir jalan. “Tapi penumpang memesannya melalui aplikasi yang disediakan,” lanjutnya.
Meski begitu, Anton kurang setuju dengan keberadaan bus tersebut. Karena itu akan mematikan ekonomi para sopir angkot yang sudah lama ada.
“Kalau mau adil, menurut saya pemerintah harus mengganti uang muka mobil yang dibeli ini. Belum lagi sopir yang menyewa mobil, dia harus setor duit ke yang punya mobil. Dan juga seni di jalanan Kota Jambi ini menjadi tidak ada, kalau tidak ada angkot warna warni ini,” tutupnya.
Jambiseru.com menaiki angkot lain yang disopiri Onas (48), jurusan Pasar-Simpang Rimbo. Onas mengaku rapat yang diadakan Pemerintah Kota Jambi itu hanya mengajak sopir yang masih muda. “Orang yang berumur seperti kami tidak diajaknya,” kata Onas.
“Kalau saya diajak rapat itu, saya akan menentang pemerintah. Tapi saya ndak diajak,” tambahnya.
Kondisi ekonomi yang sulit ditambah sulit dengan keberadaan Koja Trans. Pendapat yang diperoleh Onas makin lama makin menurun.
“Sebenarnya rezeki itu ada yang mengatur sih. Tapi sekarang walaupun saya sudah dua kali bulak balik, duitnya masih di bawah Rp 50 ribu.Tapi, ya, sudahlah, sabar aja,” tutup Onas, pasrah.
Terpisah, Eki, sopir angkot yang lain mengaku bahwa Koja Trans akan “mematikan” angkot-angkot yang ada. Apalagi, saat ini beberapa rute sudah banyak yang hampir “mati”.
“Seperti rute Sipin, sekarang sudah hampir mati. Angkot yang ada tinggal empat atau lima,” tuturnya.
Dengan keberadaan Koja Trans, ia yakin beberapa rute akan benar-benar mati. “Ya, makin cepatlah matinya,” rutuk Eki.
Karena itu, ia menyarankan Pemkot segera membuat solusi baru bagi angkot-angkot yang ada, supaya tidak mati di masa depan.
“Nyari duit susah, sekarang makin susah. Apo solusi dari Pemkot? Kalau kayak gini, biso mati nian kami sopir angkot ni,” tutupnya.
Terpisah, Toni, seorang pengguna Koja Trans Jambi mengaku terbantu dengan keberadaan bus kapsul yang digadang-gadang Walikota Jambi SY Fasha itu. “Trans Koja ini sangat membantu saya dalam berpergian, dan nyaman lagi kita berada di dalamnya,” kata Toni. (Irw)