Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Mega Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Merangin di Kabuoaten Kerinci mulai beroperasi, PLTA yang dibangun PT. BUKK itu mulai menuai sorotan.
Sebab untuk kebutuhan material saja, pihak Perusahaan sepertinya kelabakan, dengan jumlah yang begitu besar, yakni mencapai 7.000 ton material berupa split belum lagi material pasir.
“kebutuhan kita 7.000 ton untuk kegiatan PLTA, kita ambil material dengan pak remon pasir dan kerikil ayakan, kita tidak kontrak langsung dengan Quarry pak remon, kita kontraknya ke supplier lokal yang ada di area PLTA Kerinci, jadi kita cukup arahkan supplier lokal ambil di quarry pak remon” ungkap Andi Rahim pihak PT. BUKK kepada kerincitime.co.id.
Menurutnya kebutuhan material tentu diambil di lokasi penambangan yang legal, “kita mengambil material di Pak Remon, karena tempat penambangan yang legal” ungkapnya.
Sementara itu Pak Remon pemilik tambang saat di konfirmasi mengaku pihak BUKK memang sudah menghubungi, namun sejauh ini belum ada kontak karena sedang dalam persiapan tanda tangan kontrak.
“belum ada kontrak, saat ini sedang dalam proses kontrak, soal jumlah belum ada kepastian” ungkapnya.
Untuk diketahui bahwa pihak PT Kerinci Merangin Hydro telah melakukan pembebasan lahan sebanyak 196,53 hektare dari total lahan yang dibutuhkan untuk membangun PLTA Merangin 350 MW yaitu 441 hektare, berdasarkan izin lokasi Bupati Kerinci.
Selain itu, pihak perusahaan juga telah membuat trowongan pengelak bertujuan untuk mengarahkan air sungai batang Merangin masuk ke trowongan dan disekitar trowongan akan dibangun konstruksi bendungan.
Total investasi untuk pembangunan pembangkit listrik ini sebesar US$ 900 juta. Pendanaan untuk pembangunan ini dari kas internal dan pinjaman bank, bank dalam negeri. (red)