Internasional

Ini Kronologi Bentrokan Tentara China dan India di Perbatasan

Kerincitime.co.id, Berita Himalaya – Sedikitnya 20 tentara India tewas dalam bentrokan dengan pasukan China di perbatasan Himalaya pada Senin (15/6) malam lalu.
Insiden itu terjadi ketika proses penurunan ketegangan sedang berlangsung di Lembah Galwan di daerah Aksai Chin-Ladakh yang disengketakan.

Tentara India pada Selasa (16/6) kemaren malam mengonfirmasi tiga pasukan tewas. Kemudian mereka menyebut korban bertambah 17.

Belasan tentara yang mengalami kondisi kritis tidak mampu bertahan hingga mengembuskan napas terakhir. Mereka berada di daerah bersuhu di bawah nol di dataran tinggi di mana kondisi itu memperparah luka.
Kematian tersebut menjadi korban militer pertama di sepanjang perbatasan kedua negara yang disengketakan selama lebih dari 40 tahun.

Pernyataan militer India menyebut bentrokan itu menelan korban dari kedua negara tapi mereka tidak menyebutkan jumlah korban tentara China. Pejabat militer senior dari kedua belah pihak sudah bertemu untuk meredakan situasi.

“India dan China telah membahas melalui saluran militer dan diplomatik mengenai pelepasan situasi di daerah perbatasan di Ladakh Timur,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri India, Anurag Srivastava seperti dikutip dari CNN.

Dia mengatakan komandan senior menyetujui proses deeskalasi dalam pertemuan yang berlangsung pada Sabtu (6/6) lalu, dan komandan darat telah bertemu untuk membahas mengenai implementasinya.

“Sementara itu, harapan kami ini akan berkembang dengan lancar, pihak China berangkat dari konsensus untuk menghormati Garis Kontrol Aktual (LAC) di Lembah Galwan. Korban dari kedua belah pihak sebenarnya bisa dihindari seandainya kesepakatan di tingkat yang lebih tinggi diikuti dengan teliti oleh pihak China,” kata Srivastava dalam sebuah pernyataan.

Dalam konferensi pers reguler, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan bentrokan ini terjadi setelah tentara India melintasi perbatasan hingga dua kali.

Menurut Zhao, tentara India kemudian melakukan provokasi dan menyerang tentara China. Bentrokan fisik antara tentara kedua negara di perbatasan pun tak terhindarkan.

“Kami berdua sepakat menyelesaikan masalah ini melalui dialog dan melakukan upaya untuk meredakan situasi, menegakkan perdamaian dan ketenangan di daerah perbatasan,” kata Zhao.
Zhao tidak berkomentar apakah ada korban dari pihak tentara Tiongkok.

Tentara Pembebasan Rakyat China merilis pernyataan pada Selasa malam yang menyerukan tentara India untuk segera menghentikan provokasi dan menyelesaikan masalah melalui jalur dialog dan perbincangan yang tepat.

“Kedaulatan wilayah Lembah Galwan selalu menjadi milik China. Pasukan India melanggar komitmennya, melintasi perbatasan untuk kegiatan ilegal dan secara sengaja meluncurkan serangan provokatif,” kata juru bicara Teater Barat Zhang Shuili, dalam pernyataan di situs web Kementerian Pertahanan China.

Ketegangan antara militer kedua negara memanas setelah India menyebut pasukan China melakukan pergerakan yang cukup signifikan di perbatasan dekat Himalaya. Wilayah itu selama ini masih menjadi sengketa antara kedua negara.

Beberapa pekan lalu, Menteri Pertahanan India Rajnath Sigh mengatakan “sebagian besar” pasukan China telah bergerak ke Garis Kontrol Aktual (LAC) antara India dan China di wilayah itu.

Di wilayah dekat Himalaya, India dan China berbagi wilayah perbatasan darat terpanjang di dunia. Pada 1962, kedua negara terlibat perang di perbatasan Himalaya karena saling mengklaim wilayah.

Pada 1993, setelah negosiasi panjang dan alot, Beijing serta New Delhi menandatangani kesepakatan tentang sengketa perbatasan itu.

Meski begitu, ketegangan terus terjadi antara kedua negara di area perbatasan. Beberapa konflik juga sempat pecah secara sporadis di sana.

Mei lalu, bentrokan militer China-India di perbatasan mengakibatkan cedera ringan bagi para pasukan kedua negara. Namun China dan India tidak secara terbuka mengakui ada insiden luar biasa yang terjadi di perbatasan mereka.

Bentrokan besar antara militer India-China terakhir kali memuncak pada 2017, ketika pasukan kedua negara berkumpul di sekitar dataran tinggi Doklam yang menjadi rebutan Beijing-New Delhi. (Irw)

Sumber: CNNIndonesia.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button