Ada Apa Dibelakang Pekerjaan yang Memangkas Anggaran 30 Miliar Lebih
Kerincitime.co.id, Berita Tanjab Barat – Angota DPRD Tanjab Barat Dapil Ilir menyebut, munculnya Polemik pembangunan kawasan Kantor Bupati Tanjab Barat yang menelan anggaran mencapai Rp 30 miliar lebih tahun 2019 dinilai gagal.
Bahkan dewan menduga, pembangunan gedung dan pembangunan pintu air sarat dengan kepentingan dan dinilai menghambur hamburkan anggaran.
Dalam kegiatan Reses, beberapa Wakil Rakyat dari dapil Ilir, secara khusus turun ke lokasi proyek di kawasan Kantor Bupati dan mengaku menemukan banyak kejanggalan dalam pelaksanaan.
Salah satu Angota DPRD dari partai Golkar Dapil Ilir, Syufrayogi Syaiful mempertanyakan kebijakan Bupati dan Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) terkait pembangunan Mega proyek yang dinilai mubazir.
“Saya kira ini pemborosan, sebab Gedung Kantor Bupati masih sangat layak digunakan. Apa lagi pembangunan pintu air di belakang kantor bupati.” Tegasnya kepada Brito.id media partner Kerincitime.co.id, Jum’at (22/11).
Politisi muda yang akrab di sapa Yogi itu juga menilai, Bupati Tanjab Barat Safrial dan H Firdaus Khatap Kepala Bappeda Tanjab Barat Gagal merancang dan mengunakan anggaran daerah.
“Kita tidak menyoroti fisik pekerjaan, tapi yang kita pertanyakan perencanaan dan pengambilan kebijakan. Kenapa ini bisa terlaksana. Kita ketahui banyak kejanggalan kejanggalan dalam pelaksanaanya, dan pekerjaan ini juga terkesan dipaksakan, ada apa ini. Kita akan pertanyakan ini dalam hering terbuka.” Tegasnya.
“Masih banyak pekerjaan penting lainya selain membangun gedung perkantoran ini. Seperti membenahi kampung nelayan dan SDM masyarakat yang masih kurang. Itu jelas penting karna bersentuhan langsung dengan masyarakat.” Imbuhnya.
Sementara itu, kader Demokrat Dapil ilir Jamal Dermawan, juga menyoroti polemik dalam pelaksanaan pekerjaan itu. ia juga mengaku sudah banyak melakukan kajian sebelum pekerjaan ini di mulai.
Diperkuat dengan laporan warga dan fakta dilapangan, ternyata banyak masalah yang harus diselesaikan. Seperti legalitas tanah yang majadi aset daerah, hingga dampak penutupan anak sungai akibat pembangunan pintu air.
“Kita akan analisa sampai semua jelas, ada apa dibelakang pekerjaan yang memangkas anggaran milyaran rupiah ini.” Tukasnya.
Sayangnya, Baik Bupati Tanjab Barat Safrial dan Kepala Bappeda Firdaus Khatap belum bisa dimintai tanggapan terkait hal ini. (Irw)