HOT NEWSInternasionalNasionalPolitik

Tagar #INAelectionobserverSOS Tembus Treading Dunia

Tagar #INAelectionobserverSOS
Tagar #INAelectionobserverSOS

Kerincitime.co.id, Berita Jakarta – Tagar di twitter, saat ini jadi alat perang terutama dalam masa kampanye. Ujungnya digunakan untuk menyebarkan ujaran kebencian, bukan untuk menebar maksud dari tagar tersebut.

Apa Maksud Tagar #INAelectionObserverSOS yang Jadi Trending Twitter

Tagar #INAelectionObserverSOS jadi trending twitter dunia pada Rabu (20/3/2019). Namun hingga kini, tagar tersebut masih bertahan di trending twitter Indonesia.

Total sudah 393 ribu twit yang menggunakan tagar tersebut. Tagar tersebut digunakan warganet karena menuding aparat kepolisian tak netral.

Warganet meminta adanya pengawasan Pemilu Internasional agar tak terjadi kecurangan.

Pasalnya aparat kepolisian sebagai ‘wasit’ dalam Pemilu, malah dituduh ikut andil bagian dalam memenangkan salah satu calon presiden.

Baca juga:  Kerincitime.co.id 13 Tahun Membangun Jembatan Hati

Tudingan warganet itu dimulai saat akun opposite membuat sebuah video yang menyebut polisi menjadi buzzer capres 01, melalui aplikasi my shambar.

Lalu video sejumlah polisi mengajak masyarakat berterima kasih ke Presiden Joko Widodo juga semakin menyulut emosi warganet.

Terakhir, tuduhan terhadap Kampanye Millenial Road Safety Festival (MRSF) yang digelar Polri di Jawa Timur pada 17 Maret 2019 yang menuai kontroversi.

Acara yang  digelar untuk mengurangi korban lalu lintas ini, diduga disisipi aktivitas politik yang ditengarai menguntungkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Sebelumnya, sejumlah akun menyebarkan tagar #PolisiTidakNetral dan #WasitKokIkutMain. Tagar itu juga meramaikan lini masa twitter sejak Rabu.

Baca juga:  Ogah Ngaku Kalah, 3 Paslon Bupati Kerinci Ajukan Gugatan ke MK

Keberadaan tagar di twitter dalam masa kampanye Pemilu 2019 tampaknya akan semakin ramai. Penggunaan tagar sengaja dilakukan untuk menarik perhatian warganet.

Penggunaan tagar pun masif dilakukan dan disebarkan oleh sejumlah akun. Sejumlah akun yang menyebarkan akun menyebut dirinya netral.

Namun saat menjadi trending, tagar tersebut digunakan oleh kelompok tertentu untuk menyampaikan ujaran kebencian. Bukannya menunjukkan maksud tagar sesuai yang diinginkan. 

Sumber : konten.co.id

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Back to top button