2.000 Hektar Sawah Kekeringan di Marosebo Terancam Gagal Panen
Kerincitime.co.id, Berita Muaro Jambi –Â Ribuan hektar sawah tadah hujan di Kecamatan Marosebo Kabupaten Muaro Jambi tahun ini terancam Puso alias gagal panen.
Bukan karena serangan hama tapi akibat kekeringan karena pengairan yang minim. Akibat kekeringan ini, kontur tanah menjadi keras dan retak-retak.
“Sudah beberapa hari ini hujan tidak turun, sawah kami jadi kekeringan. Mudah-mudahan be dak gagal panen,” kata Halimah salah seorang petani warga Desa Danaukedap Senin (29/7/19).
Dipaparkannya, hamparan sawah tempat dia dan petani lainnya bercocok tanam cukup luas. Ada sekitar 2.000 hektar luas bidang tanah yang dijadikan persawahan di sana. Ribuan hektar hamparan saqah ini bukan hanya milik warga desanya saja tapi mencakup tiga desa yakni Desa Danaukedap, Desa Mudung Darat dan Desa Bakung dilansir dari brito.id media partner kerincitime.co.id.
“Hamparannyo luas bahkan sampai ke Desa Niaso. Sudah beberapo hari ni kekeringan bukan cuma sayo be tapi petani-petani yang lain jugo kekeringan kareno musim kemarau ni,” paparnya.
Mirisnya, kondisi yang dirasakan petani tiga desa tersebut seperti luput dari perhatian Pemerintah Kabupaten Muarojambi. Sampai kini, sepengetahuannya tak ada sedikitpun bantuan atau perhatian dari Pemkab untuk mencari solusi terkait hal ini.
“Irigasi yang dibangun pemerintah sepertinya tidak berdampak banyak,” kata Husein petani lainnya.
Husein mengaku untuk mengairi sawah, dia dan teman-temannya terpaksa berjuang keras. Mulai dari mengambil air di Sungai yang berada tak jauh dari lokasi sawah mereka hingga membuat sumur-sumur kecil.
“Biar sawah tetap teraliri air, ado yang ngangkut air di sungai ada juga yang bikin sumur dewek. Kami dak tau jugo kenapo irigasi yang dibangun tu seperti dak berfungsi bahkan gara-gara irigasi tu payau kami jadi kering. Pasrah lah lagi bang mungkin kareno memang musimnyo lagi musim kemarau, mudah-mudahan be hujan cepat turun,” cetus Husein.(red)