Musibah dan bencana adalah salah satu sunnatullah. Tak ada musibah yang menimpa seseorang kecuali atas izin Allah. Di antara musibah yang terjadi, Allah menjadikan sebagai penggugur dosa bagi hamba-Nya dan ada juga yang jadi peringatan untuk diambil pelajaran. Menurut Ustaz Rikza Maulan, Dai lulusan Al-Azhar Mesir, sebagai manusia, kita perlu introspeksi diri atas setiap musibah dan bencana yang menimpa kita. Sebab, bisa jadi hal tersebut adalah karena perilaku kita yang mendatangkan murka dari Allah.
Berikut beberapa perilaku yang disebutkan Al-Qur’an yang mengakibatkan bencana dan musibah: 1. Karena mengingkari atau mendustakan ayat-ayat Allah. Padahal jika mereka beriman, Allah akan membukakan pintu-pintu keberkahan baik dari langit maupun dari bumi. Hal ini sebagaimana yang firman Allah berikut:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكَاتٍ مِنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ وَلَٰكِنْ كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُمْ بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS Al-A’raf: 96) 2. Karena adanya proses menyekutukan Allah dengan sesuatu (syirik), seperti mempropagandakan bahwa Allah memiliki anak. Hal ini sebagaimana firman Allah:
وَقَالُوا اتَّخَذَ الرَّحْمَنُ وَلَدًا (88) لَقَدْ جِئْتُمْ شَيْئًا إِدًّا (89) تَكَادُ السَّمَوَاتُ يَتَفَطَّرْنَ مِنْهُ وَتَنْشَقُّ الْأَرْضُ وَتَخِرُّ الْجِبَالُ هَدًّا (90) أَنْ دَعَوْا لِلرَّحْمَنِ وَلَدًا (91) وَمَا يَنْبَغِي لِلرَّحْمَنِ أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا (92)
“Dan mereka berkata: ‘Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.’ Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar, hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh, karena mereka menda’wakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.” (QS. Maryam: 88-92) 3. Karena suatu kaum tidak mau memberikan peringatan kepada orang-orang zalim di antara mereka. Berikut firman Allah:
وَاتَّقُوا فِتْنَةً لَا تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنْكُمْ خَاصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
“Dan peliharalah dirimu daripada siksaan (azab/bencana) yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Anfal: 25) 4. Karena perbuatan zina dan riba yang dilakukan terang-terangan oleh suatu kaum. Dalam hadis Rasulullah bersabda:
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا ظَهَرَ فِي قَوْمٍ الرِّبَا وَالزِّنَا إِلاَّ أَحَلُّوا بِأَنْفُسِهِمْ عِقَابَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ
“Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Rasulullah bahwa beliau bersabda: ‘Tidaklah suatu kaum mereka melakukan dengan terang-terangan berupa riba dan zina, melainkan halal bagi Allah untuk menimpakan azabnya kepada mereka.” (HR Ahmad) 5. Karena tingkah manusia yang merusak alam. Hal ini sebagaimana yang Allah firmankan:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Ar-Rum: 41) Mengenai hikmah musibah ini, Nabi Muhammad memberi kabar gembira bagi kaum muslim. Dari Abu Sa’id Al-Khudri ra dan Abu Hurairah bahwasanya Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda: “Tidaklah sesuatu menimpa seorang muslim, baik berupa rasa letih, rasa sakit, gelisah, sedih, gangguan, gundah gulana, bahkan duri yang menusuknya (adalah juian baginya), melainkan dengan hal itu Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR Muslim)