Alam Kerinci Warisan Dunia yang mempesona Oleh: Budhi VJ dan Eri Sasmita,S.Hum
Kerinci, dalam dialeg lokal disebut Kinci atau Kincai Kinci adalah sebuah negeri yang berada dikawasan dataran tinggi puncak pengunungan Andalas (Bukit Barisan),yang membentang sepanjang gugus barat Pulau Sumatera.
Bentang Alamnya yang terdiri dari kawasan perbukitan yang berlapis lapis dan Gunung Kerinci yang kokoh berdiri dengan ketinggian 3.805.mdpl seakan mengawasi dan melindungi Sakti Alam Kerinci dari gangguan dunia luar.
Pengunungan yang ada di dataran tinggi Kerinci, seperti Gunung Raya, Gunung tujuh, dan Gunung Kerinci seakan ikut menjaga irama dan denyut nadi kehidupan masyarakatnya.
Para ahli Geologi dan Ekologi menjuluki Gunung Kerinci sebagai atap Sumatera ( Top Of Sumatera ) dan Hutan dikawasan Taman Nasional Kerinci Seblat sebagai paru paru dunia.
Dilain pihak Benda Cagar Budaya yang berada di negeri atas awan ini menunjukkan Bumi Sakti Alam Kerinci merupakan salah satu pusat peradaban tertua yang pernah ada di atas permukaan bumi.
Kondisi alamnya yang indah dengan panorama alam yang aduhai,tempat kehidupan berbagai spesies Flora dan Fauna langka,membuat pujangga mengibaratkan Kerinci sebagai sekepal tanah dari surga,sebuah anugerah untuk dunia” .
Bentang alamnya yang terdiri dari gugus pegunungan yang senantiasa diselimuti awan dan embun serta lembah menawan yang terhampar luas membentuk kantung (Engclave) yang uniek/spesifik dan merupakan engclave yang terluas yang pernah di huni manusia di dunia.
Luasnya mencakup 1. 484. 650 Hektar dengan garis keliling 530 Km,sebahagian besar dari kawasan ini diselimuti hutan belantara liar dan basah dengan berbagai tingkat keragaman hayati yang tumbuh pada ketinggian yang berbeda dengan tiga ekosistim.
Dalam wilayah tiga ekosistim,maka Sakti Alam Kerinci memproduksi udara segar dan sejuk yang dihirup oleh sebahagian penduduk dunia, mata air bening yang mengalir pada puluhan anak anak sungai dan tersimpan di danau Kerinci, danau Gunung Tujuh, selanjutnya kembali mengalir melalui alur sungai Batang Merangin,bemuara ke Selat Berhala yang airnya mampu melepas dahaga minimal untuk masyarakat pada empat Propinsi di Pulau Sumatera.
Di Engclave Kerinci terdapat pesona wisata alam seperti air panas bumi di Semurup,Sungai Medang,Sungai Abu,Sumber panas bumi juga tersimpan di kecamatan Gunung Raya.
Kombinasi panorama alam yang indah itu juga menyimpan beraneka ragam flora dan fauna, sedikitnya terdapat 4.000 jenis spesies flora termasuk jenis tanaman langka Harpulia dan Vinus Strain Kerinci/kayu sigi,terdapat 139 jenis burung, 37 jenis mamalia, 6 jenis primata dan 3 jenis mahkluk misterius yakni Uhang Pandak, Cigau dan Kuda Liar
Pesona alam Kerinci dengan beraneka ragam flora-fauna dan ke aneka ragaman seni budaya dan detak ritme kehidupan masyarakatnya yang begitu sempurna adalah sebuah karunia Tuhan yang belum ditemukan di belahan dunia lain,Sakti Alam Kerinci menggambarkan kesaktian atau keajaiban,kondisi ini merupakan sebuah anugerah yang tiada ternilai yang diberikan oleh Sang Maha Pencipta.
Dampak perkembangan zaman dan tuntutan pembangunan Ketatanegaraan,Kabupaten Kerinci secara admisitrasi telah dimekarkan menjadi dua daerah Kabupaten dan Kota,yakni Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh.
Kedua daerah otonom itu secara adat dan kebudayaan merupakan satu kesatuan hukum adat dan satu kulturul budaya yang tidak dapat dipisahkan, kedua daerah ini ibarat denyut nadi dan nafas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Dalam dialeg masyarakat disebut Kerinci adalah segalanya, Kerinci tidak hanya menjadi satu nama negeri atau nama daerah, tetapi penduduknya secara adat, budaya,bahasa,danau,gunung dan hutan serta alamnya selalu menambahkan suku kata Kerinci.
Antara masyarakat Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh meski secara administrasi bersifat otonom namun dalam kehidupan dan kebudayaan tetap satu dan menyatu dalam satu dialeg,satu bahasa, satu adat istiadat dan satu kebudayaan yang sama yakni Kerinci
Mesti diakui,hingga saat ini sejarah dan budaya Kerinci termasuk tulisan asli Kerinci/aksara Incung belum terdokumentasi dengan baik, sebahagian belum digali dan sebahagian lainnya telah terlupakan.(Aditya:Rita)
tempat wisatanya belum dikelola secara baik,kebersihan dan kenyamanan kurang.Kalau Kerinci diibaratkan sekepal tanah dari surga ? ayo,optimalkan & lestarikan keindahannya.