Mengenal Lebih Dekat Sosok Nuzran Joher Oleh : Uun Lionar Al Koerintji, S. Pd
Adalah lulusan Cumloude Pendidikan Sejarah UNIV. Negeri Padang. Semasa mahasiswa aktif menulis di Buletin Lampu Hijau HMI dan Historia Study Club UNP. Penulis juga merupakan pendiri dan mantan ketua Ikatan Mahasiswa Kerinci Sungai Penuh UNP, Ketua Majelis Permusyawaratan Organisasi (MPO) Himpunan Mahasiswa Kerinci Sungai Penuh – Sumatera Barat.
Akrab dan visioner itulah sosok tokoh muda yang biasa disapa dengan sebutan buya Nuzran Joher, ia adalah salah satu putra terbaik yang dimiliki oleh masyarakat Sungai Penuh Kerinci, Jambi.
Lahir di Desa Maliki Air, Kecamatan Hamparan Rawang pada tanggal 28 Oktober 1973 dari pasangan Joher Khatib dan Yursida Burhan.
Nama Nuzran berasal dari kata Nuzul Qur’an, nama ini diberikan oleh orang tuanya karena Nuzran lahir tepat pada tanggal 17 Ramadhan dan nama Nuzran sangat jelas menandakan semangat islam dari keluarganya. Semangat islam ternyata memang tidak terbantahkan karena memang masa kecil Nuzran Joher banyak dihabiskan bersama kakek dan pamannya. Kakek Nuzran Joher bernama Burhanuddin Khatib adalah seorang kyai/buya besar di Hamparan Rawang, ia adalah kepala Madrasah Tawalib Rawang dan penceramah yang banyak diundang oleh kelompok pengajian di Kabupaten Kerinci. Sedangkan paman Nuzran bernama Zufran Rahman juga seorang buya terkenal di Kerinci dan dosen di IAIN Sultan Thaha Cabang Kerinci. Dari kedua orang inilah Nuzran Joher banyak belajar tentang ilmu agama hingga pada akhirnya ia juga memilih untuk sekolah di lembaga pendidikan yang berlatarkan islam hingga di perguruan tinggi.
Minat dan bakat untuk berorganisasi juga telah dimiliki oleh Nuzran Joher sejak di bangku sekolah, ia pernah menjadi pengurus OSIS dan Pramuka bahkan di bangku PGA Sungai Penuh (sederajat SMA/sekarang MAN 1 Sungai Penuh) ia pernah menjadi Ketua OSIS (1988-1889). Diluar sekolah Nuzran mengikuti kegiatan Karang Taruna Pemuda Desa dan ia pernah menjabat sebagai sekretaris Karang Taruna Panca Kelana Desa Maliki Air (1990-1991).
“Merantau menempa diri”
Ketika menjadi mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Imam Bonjol Padang (Sumatera Barat), Nuzran Joher sudah mulai mengasah kemampuan politiknya dengan menjadi pengurus organisasi kemahasiswaan. Dalam organisasi intra kampus Nuzran Joher pernah tercatat memangku jabatan sebagai Sekretaris Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) Syariah, Ketua Umum Senat Mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang (1997-1998). Sedangkan dalam organisasi ekstra kampus Nuzran Joher pernah memangku jabatan sebagai Sekretaris Umum Ikatan Mahasiswa Rawang Padang, pengurus Ikatan Mahasiswa Kerinci Sumatera Barat (IMK-Sumbar), Ketua Umum organisasi mahasiswa tertua di Indonesia yaitu Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Sungai Penuh Kerinci dan di organisasi ini Nuzran Joher pernah diamanahkan sebagai orang nomor dua yakni Sekretaris Jenderal Pengurus Besar (PB) HMI yang berpusat di Jakarta pada tahun 2002 hingga 2004.
Selain sebagai pengurus organisasi kemahasiswaan, di masa mahasiswa berbagai pelatihan kepemimpinan juga pernah diikutinya antara lain. Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Dasar (SMF IAIN Imam Bonjol Padang 1993), Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Menengah (Rektorat IAIN Imam Bonjol Padang 1994), Pelatihan Kepemimpinan Tingkat Nasional (Departemen Agama RI, Jakarta 1997), Short Course Hukum (Fakultas Syariah IAIN Imam Bonjol Padang 1997), Mapaba PMII Cabang Padang (1992), Latihan Kader I HMI Cabang Padang (1993), Latihan Kader II HMI Cabang Purwakarta tahun (1996). Disamping itu pertemuan mahasiswa tingkat Nasional juga pernah diikutinya sebagai perwakilan mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang antara lain Simposium dan Perbincangan Nasional Mahasiswa Syariah se Indonesia tahun 1995, Pertemuan Konsultasi Senat Mahasiswa IAIN/STAIN se Indonesia tahun 1997.
Di tahun 1998, ketika gerakan reformasi bergejolak menuntut presiden Soeharto meletakkan jabatannya, ribuan mahasiswa di penjuru tanah air turun ke jalan untuk sebuah tuntutan reformasi total. Di Sumatera Barat (Padang) arus gerakan reformasi juga terjadi yang dipelapori oleh kelompok mahasiswa. Nuzran Joher adalah salah satu tokoh mahasiswa yang berada di garda depan ketika itu, ia sebagai Ketua Umum Senat Mahasiswa IAIN Imam Bonjol Padang sekaligus sebagai salah satu pelopor berdirinya Forum Komunikasi Mahasiswa Sumatera Barat (FKMSB). Untuk menindaklanjuti gerakan secara massif itu Nuzran Joher dipercaya oleh kalangan aktivis mahasiswa di Padang sebagai perwakilan dalam Studi Nasional Mahasiswa ke III tanggal 21 sampai 26 April 1998 di Jakarta, yang mempertemukan seluruh tokoh aktivis mahasiswa Indonesia. Ketika itulah Nuzran Joher mulai membangun jaringan sesama teman-teman aktivis.
Pasca gerakan reformasi 1998, Nuzran Joher menamatkan studi dan ia pulang ke tanah kelahiran Kerinci, Jambi. Melihat aktivitas mahasiswa di Kerinci Nuzran Joher bersama rekan-rekannya berinisiatif mendirikan HMI Cabang Sungai Penuh Kerinci. Ternyata dalam waktu satu tahun Nuzran Joher dan rekan-rekanya mampu membuat organisasi ini menjadi cabang penuh. Pencapaian yang luar biasa ini membuat Nuzran Joher di kagumi oleh rekan-rekannya yang ada di Padang. Berawal dari HMI Cabang Sungai Penuh Kerinci inilah Nuzran Joher mulai membangun dan menjalin komunikasi dengan sesama aktivis mahasiswa di provinsi Jambi hingga akhirnya Nuzran mampu untuk hijrah ke Jakarta sebagai pengurus PB HMI (Sekretaris Jenderal PB HMI).
“Pengabdian tanpa henti”
Sebagai Pengurus Besar HMI yang berpusat di Jakarta Nuzran mulai berperan sebagai seorang aktivis sejati, disamping sebagai pengurus HMI ia dipercaya menjadi Staf Ahli Masyarakat Perhutanan Indonesia Reformasi (MPI-R) Jakarta (2003), menjadi Tim Teknis Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan (SP3) Diknas RI Jakarta (2003), bersama Gubernur Jambi (Zulkifli Nurdin) ia mendirikan Badan Investasi Sumber Daya Manusia (Bina SDM Jambi 2003-sekarang).
Menekuni hobi dan amanah sebagai pengurus organisasi ternyata tidak membuat Nuzran lupa pada pendidikannya, disela kesibukannya ia menyempatkan diri untuk melanjutkan pendidikan S2 di Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) Jakarta, ternyata dari sinilah Nuzran banyak belajar tentang politik secara teoritis dan kemudian mempraktekkanya sebagai calon anggota DPD RI dari Provinsi Jambi yang memperoleh suara terbanyak yakni 137.018 pada tahun 2004.
Sebagai senator muda dari Jambi peran Nuzran di DPD RI cukup membanggakan, berawal dari wakil ketua PAH III tahun 2004-2006 (di DPR bernama Komisi) hingga dipercaya menjadi ketua PAH III tahun 2006-2007 yang membidangi masalah agama, kesehatan dan pendidikan. Perhatian untuk daerah tidak pernah ditinggalkannnya terutama untuk daerah konstituennya, sebagai perwakilan daerah Nuzran dan beberapa anggota DPD RI dari Jambi berusaha mendirikan kantor perwakilan DPD RI di Jambi tahun 2007 dalam rangka mempermudah anggota DPD untuk banyak di daerah ketimbang di pusat. Karena DPD RI memiliki fungsi dan peran yang terbatas membuat anggotanya harus memainkan kemampuan lobi dalam memperjuangkan sesuatu sehingga perjuangan anggota DPD RI lebih bersifat diplomatis yang dibatas oleh konstitusi.
Merasa keterbatasan peran dan fungsi di DPD RI hingga tahun 2008 Nuzran Joher maju sebagai calon Bupati Kerinci, niatnya hanya satu ingin membangun daerahnya Sakti Alam Kerinci. Ia berpikiran dengan mengambil peran di eksekutif kemampuannya untuk membangun daerah bisa tersalurkan dengan optimal, ia bisa langsung turun tangan dengan berpayungkan konstitusi yang melindunginya. Ternyata kemenangan tidak berpihak pada Nuzran di tahun 2008 itu, ia dikalahkan oleh rival politiknya Murasman.
Kekalahan sebagai calon bupati tidak mengurangi rasa cinta Nuzran kepada daerahnya, ia tetap memperhatikan pembangunan daerah walaupun berada diluar pemerintahan. Nuzran Joher bersama Herman Muchtar yang juga calon bupati di tahun 2008 itu beserta tokoh-tokoh perantauan Kerinci selalu memantau jalannya pemerintahan, keakraban Nuzran Joher dan Herman Muchtar semakin mesra ketika kedua tokoh ini diamanahkan sebagai Pengurus Pusat Masyarakat Peduli Kerinci atau MPK, dimana Herman Muchtar sebagai Ketua Umum dan Nuzran Joher sebagai Sekretaris Jenderal hingga hari ini.
“Bersama Kito Pasti Bisa”
Nama Nuzran Joher dan Herman Muchtar selalu muncul beberapa tahun belakangan di tengah arus politik di Kota Sungai Penuh maupun di Kabupaten Kerinci. Nuzran Joher yang dikenal masyarakat memiliki banyak pengalaman sebagai aktivis dan politisi dipandang pantas untuk memimpin kota Sungai Penuh bersama Herman Muchtar yang memiliki segudang prestasi dan pengalaman sebagai tokoh Kerinci di perantauan.
Bersatunya kedua tokoh yang dulunya bertarung untuk merebut posisi sebagai rajo Kincay ini memberikan harapan besar akan kemajuan Kota Sungai Penuh yang akan datang, bagaimana tidak, bersatunya kedua tokoh ini dengan tanpa mengedepankan ego masing-masing yaitu bersedia menjadi posisi orang nomor satu dan nomor dua memberi pertanda niat yang tulus dan iklas untuk memajukan Kota Sungai Penuh.
Adanya Kesamaan Visi dan Misi, Â pasangan Herman Muchtar dan Nuzran Joher yakin akan mampu membawa Sungai Penuh yang maju dan lebih baik. Mereka adalah pasangan yang ideal untuk memimpin kota karena dengan segudang pengalaman dan jaringan yang luas akan mampu melahirkan inovasi-inovasi cerdas kemana sebenarnya arah pembangunan kota Sungai Penuh yang selama ini selalu dipertanyakan oleh banyak kalangan. Oleh sebab itu pasangan ini menggegas tema besar “Benahi Negeri“, benahi atau berbenah adalah memperbaiki yang salah, meluruskan yang tidak sesuai dan mempertahankan prestasi yang telah diperoleh.
Hari ini masyarakat Kota Sungai Penuh amat menanti kepemimpinan yang bersih,tulus dan amanah. Herman Muchtar dan Nuzran Joher adalah satu-satunya jawaban dari harapan masyarakat itu. Perpaduan keduanya adalah kekuatan besar untuk menentukan masa depan Kota Sungai Penuh, oleh karena itu mereka bersatu karena percaya dengan persatuan dan kebersamaan akan menepis ketidak mungkinan.
Mari kepada seluruh masyarakat kota Sungai Penuh kita Benahi Negeri dengan semangat Busamo kito pasti bisa.