Kerincitime.co.id, Berita Jambi – Sidang pembuktian yang mengagendakan pemeriksaan saksi kembali mengeluarkan kejutan. Kali ini Erwan yang membuat pengakuan jika pernah ditelpon Sekwan terkait dengan permintaan di DPRD Provinsi Jambi.
Berbeda dengan Saipuddin yang banyak menerima setiap pernyataan saksi yang dihadapkan kepadanya.
Ini terungkap saat Pengacara Erwan menanyakan soal pembicaraan telepon Erwan dan Sekwan DPRD Provinsi Jambi Emi Nopisah. “Pernahkah Ibu menelepon klien kami (Erwan,red) soal adanya permintaan uang di DPRD,” tanya Pengacara Erwan kepada Emi Nopisah.
“Iya ada, tapi bahasa saya ke Pak Erwan. Seandainya ada permintaan-permintaan jangan kita penuhi,” jawab Emi Nopisah.
Emi juga menyebut jika ia baru mengetahui istilah ‘uang ketok palu’, setelah terjadinya OTT KPK pada Selasa 28 November 2018. Hakim pun langsung mengejar soal maksud dari permintaan tersebut. Apakah yang dimaksud adalah uang? Emi kembali menegaskan itu hanya perkiraannya saja. Karena dalam BAP di KPK, Elhelwi ada mendatanginya. Tapi tidak menyebut permintaan uang. Tapi tersirat saja.
“Makanya, saya memperkirakan itu,” katanya. Namun, Emi kukuh jika permintaan tersebut maksudnya hanya bersifat mengingatkan saja. Ia tidak mengetahui soal uang ketok palu. “Saya baru tahu saat baca media setelah OTT,” katanya.
Hakim pun mengingatkan Emi untuk tidak takut. Hakim pun menanyakan apakah ada ancaman dari DPRD maupun gubernur atau takut jika jabatannya dicopot? “Tidak ada ancaman. Saya tidak takut dicopot,” tegasnya.
Sementara itu, Erwan mengatakan jika Emi ada menelponnya terkait permintaan ‘duit’. Tapi saya tegaskan tidak akan saya kasih. Saya bukan pengambil keputusan,” katanya.
Saat ditanya hal ini, Emi mengatakan jika inti dari perbincangan itu, Sekda ingin tetap sesuai dengan aturan. Dan dirinya juga menyarankan kalaupun ada permintaan itu agar tidak diberikan.
Sumber : Jamberita
