Sisakan Persoalan, Honor Ibu-Ibu Pemetik Teh Massal Untuk Rekor Muri Belum Dibayar
Kerincitime.co.id, Berita Kerinci – Rekor Muri yang diraih oleh Kabupaten Kerinci dengan agenda petik terbesar dan terbayak yakni 3805 orang patut diacungkan jempol, kinerja yang luar biasa ini perlu di apresiasi.
Namun disisi lain ternyata meyisakan persoalan, informasi yang dihimpun, ibu-ibu yang diminta ikut memetik teh massal tersebut ternyata honornya belum dibayar hingga saat ini.
Hal ini mencuat saat Alpia Esh salah seorang warga kayu aro, mempertanyakan pembayaran uang tranprtasi bagi ibu-ibu yang ikit memetik teh massal yang sudah mendapatkan rekor Muri.
“pak Kadis Pariwisata Kerinci kapan mau dibayar uang transportasi ibu-ibu yang ikut pemetik teh masal yang sudah mendapat REKOR MURI, bukankah sudah dianggarkan DPRD Kerinci anggaran nya Rp.500 juta” ungkapnya.
Ibu-ibu masih menunggu kata Alpia, “cukuplah pada hari H-nya ibu-ibu makan nasi ada yang satu bungkus berdua dan ada juga nasi basi, jangan sampai hak mereka yang sudah dijanjikan tidak dikasih” ungkapnya.
Tidak jelas berapa uang tranportasi untuk setiap orang peserta petik teh, informasinya setiap peserta diberi 100 ribu.
Rekor Museum Dunia-Indonesia pecah di Kabupaten Kerinci saat itu dihadiri Bupati Kerinci, Adirozal, Ketua TP PKK Kabupaten Kerinci, Nailil Husna, Wakil Bupati Kerinci, Ami Taher, perwakilan Direktur Rekor Muri, unsur Forkopimda, Kepala OPD di lingkup Pemkab Kerinci, sejumlah pimpinan BUMN dan BUMD ribuan masyarakat yang menjadi peserta memecahkan rekor Muri Indonesia.
Syafri aktivis Kerinci menjelaskan bahwa perlu juga dipertanyakan sumber dana agenda petik teh rekor muri, dikabarkan ada dana CSR dari PTP VI Kayu Aro, dan juga dari APBD Kerinci. Namun tidak jelas besarannya.
“berapa sebenarnya dana tersebut, dan dari mana saja sumbernya, infonya ada dari CSR” ungkapnya.
Kemudian jumlah pemetik, apa benar jumlahnya 3085, kok bisa sama betul jumlahnya dengan ketinggian Gunung Kerinci, apa ini hanya mengabil momen saja” ungkapnya. (red)